Hingga akhirnya, dalam jangka waktu dekat keduanya akan mulai berkencan. Andi dan Lisa telah berjanji akan bertemu ketika jadwal cuti mendatang.Â
Namun tidak disangka, Andi mulai menunjukkan gelagat aneh di mata Lisa. Andi mulai memberitahu Lisa terkait pencapaian serta kesuksesan yang diperolehnya.
Semua hal diberitahukannya, termasuk seluruh aset yang dimilikinya, tidak ketinggalan, penghasilannya pun ditunjukkannya kepada Lisa, padahal Lisa sendiri tidak pernah menanyakannya.Â
Bagi Lisa, semua itu adalah privasi yang dimiliki oleh Andi, terlebih lagi Lisa bukanlah siapa-siapa Andi. Masih sebatas "teman dekat". Sehingga Lisa merasa hal demikian tidaklah perlu diberitahukan kepadanya.
Tidak bisa dipungkiri lagi, perusahaan tempat Andi bekerja telah masuk ke dalam jajaran 5 besar perusahaan dengan penghasilan tertinggi di negara tersebut. Jadi sangat wajar bila Andi telah mencapai semua itu.
Andi sangat berharap agar Lisa terkesan dengan apa yang telah dicapainya, namun ternyata, Lisa malah tidak berkesan dengan apa yang di sombongkan oleh Andi kepada dirinya.Â
Lisa merasa ilfeel, padahal, Lisa sangat suka dengan kepribadian Andi yang dulu dikenalnya, dimana Andi terlihat begitu rendah hati ketika berkomunikasi dengan dirinya. Meskipun Andi memiliki segalanya.
Dari ilustrasi di atas, bisa simpulkan bahwa flexting tidak selalu membuat objek sasarannya menjadi berkesan. Seperti respon Lisa pada ilustrasi di atas, ketika melihat tingkah laku Andi yang menjadi flexter.Â
Lisa lebih menyukai Andi yang memiliki sifat rendah hati ketimbang menyombongkan semua yang dimilikinya, seakan-akan Lisa memandangnya hanya sebatas pada materi.Â