Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Setop Menjadi "Flexting", Berikut 3 Alasan yang Memperkuatnya

23 Juni 2021   17:26 Diperbarui: 24 Juni 2021   02:03 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi flexting (sumber: thesun.ie)

Semua itu dilakukan agar gebetan yang akan dikencaninya menjadi "sangat" terkesan terhadap dirinya. Perilaku pada poin kedua ini dikenal dengan istilah flexting. 

Dilansir dari her.ie bahwa flexting merupakan istilah baru menurut pakar kencan Shannon Smith yang harus diwaspadai oleh semua orang.

Pada dasarnya, flexting adalah tindakan ketika seseorang menyombongkan diri sebelum berkencan. 

Mereka akan mengirimi pesan tentang semua pencapaian dan kesuksesan besar mereka hanya untuk terlihat lebih disukai. 

Menurut POF, 63 persen wanita pernah mengalami flexting saat mengobrol dengan seseorang secara online, dibandingkan dengan 38 persen pria (dan dari wanita tersebut, tidak satupun dari mereka yang terkesan).

Ilustrasi flexting (sumber: economictimes.com)
Ilustrasi flexting (sumber: economictimes.com)

Mari kita ambil permisalan yang begitu sederhana...

Andi dan Lisa berkenalan melalui perantara dunia maya. Tanpa disadari, ternyata keduanya berasal dari Universitas yang sama. 

Namun, keduanya tidak pernah saling berjumpa selama lebih dari 3 tahun menempuh pendidikan di tempat yang sama. 

Semuanya bisa dimaklumi karena Andi berada di fakultas teknik, sedangkan Lisa berada di fakultas ekonomi. 

Seiring dengan berjalannya waktu, komunikasi keduanya terjalin dengan begitu intens, Andi membuat Lisa seakan-akan yang terspesial baginya. Lisa pun demikian, dirinya mulai membukakan pintu hati untuk Andi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun