Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Stop Menjadi "Compulsive Buying Disorder", Berikut 6 Tips agar Menjadi Konsumen yang Pintar

19 Mei 2021   22:24 Diperbarui: 20 Mei 2021   08:50 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi compulsive buying disorder (sumber: smartparenting.com)

Sehingga memaksa kita secara terus menerus menjadi compulsive buying disorder hingga menemukan barang yang sesuai dengan ekspektasi, kalau sudah seperti ini, coba hitung saja berapa banyak pengeluaran yang akan terjadi nantinya.

5. Berbelanjalah sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan

Agar terhindar dari yang namanya compulsive buying disorder, hal yang harus tetap diperhatikan dengan sebaik mungkin adalah dengan berbelanja sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan. 

Memang tidak menutup kemungkinan, akses yang mudah dalam berbelanja online ditambah lagi dengan berbagai macam diskon yang mampu menggoda keimanan bisa membuat seseorang menjadi kecanduan dalam berbelanja online. 

Dimana barang yang sedari awal tidak ingin dibeli, namun karena melihat flash sale, secara langsung keimanan langsung tergoyahkan.

Maka dari itu, pahami terlebih dahulu kegunaan barang tersebut sebelum memutuskan untuk membelinya, agar ada nilai manfaat dibalik semua itu. 

6. Hentikan ego di dalam dunia perbelanjaan

Hal terakhir yang harus tertanam di dalam diri dalam berbelanja online selain dari berhenti menjadi compulsive buying disorder, yakni menghentikan ego. 

Tidak jarang, ketika berbelanja secara online seseorang sering mengutamakan egonya tanpa adanya pemikiran yang jernih. 

Seperti halnya memberikan bintang satu hanya karena jasa pengiriman yang lama, padahal hanya berkisar dua hingga tiga hari saja dan semua itu sangat wajar, terlebih lagi dengan jarak yang tidaklah dekat.

Maunya pengiriman cepat namun tidak memikirkan akses yang dilalui, kan nggak fair jadinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun