Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Stop Menjadi "Compulsive Buying Disorder", Berikut 6 Tips agar Menjadi Konsumen yang Pintar

19 Mei 2021   22:24 Diperbarui: 20 Mei 2021   08:50 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimana dampak dari membeli barang secara terus-menerus hanya karena nafsu juga bisa berdampak pada pengeluaran, karena tidak mampu mengendalikannya dengan sebaik mungkin.

Ilustrasi compulsive buying disorder (sumber: inibaru.id)
Ilustrasi compulsive buying disorder (sumber: inibaru.id)

Perilaku demikian dikenal dengan istilah Compulsive Buying Disorder (CBD). Dilansir dari sehatq.com bahwa compulsive buying disorder yang memiliki nama lain pathological buying atau monomania, merupakan perilaku belanja yang tidak bijak, mengganggu dan acapkali tidak tertahankan. 

Pada dasarnya, perilaku compulsive buying disorder terkadang juga terlihat dari sikap seseorang yang tidak bisa menolak kehadiran dari dunia per-diskon-nan. 

Seperti halnya di era digital seperti sekarang ini, kemudahan dalam berbelanja secara online mampu membuat seseorang menjadi kecanduan. 

Berikut tips yang bisa kita gunakan ketika akan berbelanja secara online, agar bisa terhindar dari compulsive buying disorder, karena keduanya saling berkesinambungan.

Yuk lanjut baca artikel ini

Ilustrasi compulsive buying disorder (sumber: smartparenting.com)
Ilustrasi compulsive buying disorder (sumber: smartparenting.com)

1. Memahami sistem yang berlaku pada aplikasi berbelanja online

Sebelum memutuskan untuk berbelanja secara online, ada baiknya, kita sebagai penggunanya harus memahami sistem yang berlaku pada aplikasi tersebut. 

Jangan sembarangan dalam menggunakannya, agar komunikasi yang terjadi di antara produsen dan konsumen mampu terjalin dengan sangat baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun