Di mana di antara kedua pertemuan ini sering menimbulkan perbedaan. Salah satunya sikap, ketika berkenalan dan bersapa melalui dunia maya dirinya mampu bersikap care, asik, bahkan ramah banget.Â
Ketika memutuskan untuk bertemu secara langsung, dirinya malah tampak berbeda dari perkenalan awal, karena di dunia nyata dirinya tidaklah seramah bahkan seasik itu. Namun lebih cenderung jutek, bahkan sombong.Â
Bagaikan sebuah pencitraan yang terus dilayangkan oleh dirinya hingga bersikap menjadi orang lain. Ternyata, perilaku seperti ini dikenal dengan Disinhibition Effect.Â
Dilansir dari bobo.grid.id bahwa disinhibition effect merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan perilaku, pikiran dan perasaannya di dunia maya.
Disinhibition effect untuk pertama kalinya didefinisikan oleh Joison pada tahun 1998 dengan istilah disinhibition.Â
Di mana disinhibition adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan perilaku impulsif, pikiran, atau perasaan yang dikomunikasikan di lingkungan online dan perilaku tersebut tidak dilakukannya di lingkungan nyata.
Mari kita ambil permisalan secara sederhana.
Rere dan Radit berkenalan melalui dunia maya, pertemuan keduanya di dunia digital ini melalui perantara fitur media sosial twitter.
Rere pemilik akun quotesrere memang memiliki berbagai macam tweet yang mampu menarik perhatian jutaan penduduk bumi.Â
Mulai dari tweet yang berkaitan dengan motivasi, hingga tweet yang berkaitan dengan curahan hati dan semuanya mampu memikat hati para pembacanya, termasuk Radit.Â