Disinhibition effect, di mana sebagian besar para pengguna media sosial memiliki kepribadian yang berbeda bila dibandingkan dengan kehidupan di dunia nyata. Benarkah demikian?
Di era digital seperti sekarang ini memang mampu membuat media sosial menduduki jajaran tertinggi dalam penggunaannya.Â
Bagaimana tidak, sehari tanpa media sosial bagaikan sesuatu yang hampa (hanya berlaku bagi seseorang yang telah kecanduan media sosial).Â
Sebagian besar orang akan menghabiskan waktunya beberapa jam yang ada untuk berselancar di dunia maya.Â
Kegiatan berselancar ini dilakukan dengan berbagai macam versi, mulai dari mencari informasi berita ter-update, hingga menjadi stalker dadakan demi ngepoin hidup seseorang.Â
Semua itu dilakukan sesuai dengan keinginan kita masing-masing, tanpa ada unsur paksaan di dalamnya.Â
Tidak hanya sebatas itu saja, terkadang, dunia maya yang memiliki gaya interaksi berbeda ini pun menjadi tempat perkenalan.Â
Kemudahan akses internet inilah yang membuat seseorang dengan mudahnya berkenalan dengan orang lain di dunia maya, meskipun keduanya belum pernah bertemu secara nyata.Â
Terkadang, perkenalan melalui dunia maya ini sering berlanjut hingga ke dunia nyata. Di mana awalnya hanya sebatas komunikasi melalui perantara media, hingga akhirnya bisa lanjut berkomunikasi secara empat mata.Â
Akan tetapi, perkenalan ini sering menimbulkan berbagai macam persepsi di antara pertemuan tidak langsung (dunia maya) dan pertemuan secara langsung (dunia nyata).Â