Rania dan Fahri merupakan pasangan kekasih (konteks pacaran). Tidak bisa dipungkiri lagi, bila Fahri sangat mencintai Rania. Dirinya tidak akan merasa nyaman bilamana tidak mendapatkan kabar dari sang kekasih.Â
Sering kali, Fahri tidak segan-segan memberikan berbagai macam peraturan kepada Rania. Tidak jarang, tindakan dari Fahri ini membuat Rania pegal hati dibuatnya.Â
Suatu ketika, Rania dan rekan kerja satu bagiannya mengadakan acara makan bersama, terkhusus untuk bagiannya. Sebelum berangkat bersama teman-temannya, Rania selalu mengabari Fahri.Â
Bisa dikatakan, Fahri merupakan laki-laki dengan tipe pencemburuan yang telah mencapai level akut. Oh No. Dirinya selalu melarang Rania, bila pergi bersama teman laki-lakinya.Â
Tentu saja, rekan satu bagiannya tersebut tidak hanya perempuan. Rania selalu menjelaskan kalau mereka semua hanyalah sebatas rekan kerja dan acara makan bersama yang dilakukan satu bagiannya tersebut sebagai salah satu bentuk apresiasi.Â
Namun Fahri tidak bisa menerima semua alasan yang diutarakan oleh Rania, dirinya bersikeras tetap melarang Rania untuk pergi bersama rekan kerjanya. Parah nih Fahri.Â
Meskipun dilarang, Rania tetap pergi bersama rekan kerjanya. Hingga akhirnya Fahri pun murka. Lebay banget deh nih cowok. Eh...
Dari ilustrasi yang terjadi di antara Fahri dan Rania di atas, sudah terlihat secara jelas bahwa para pelaku OLD bertindak bagaikan sutradara yang memegang kendali dari jalannya suatu cerita.Â
Objek sasaran dari Obsessive Love Disorder akan merasa dirinya berada di dalam lingkaran hidup yang membuatnya merasa "tidaklah nyaman".Â
Perilaku dari Obsessive Love Disorder (OLD), tentunya akan menimbulkan berbagai macam dampak bagi objek yang menjadi sasarannya, seperti: