Akan tetapi, pada konsep pertama, jalinan cinta tersebut belum bisa diakui secara utuh dan menurut negara pun demikian.Â
Pada pembahasan kali ini, akan lebih difokuskan pada permisalan di konsep pertama. Ketika kawula muda yang sedang dimabuk badai asmara.
Terlebih lagi bila telah bertemu dengan sosok kekasih yang selama ini diinginkannya, dalam artian, inilah tipe ideal yang selama ini didambakannya.
Berbagai macam cara dilakukan demi pasangannya selalu bahagia dan berbagai macam cara dilakukan demi pasangannya tetap berada di dalam lingkaran hidupnya.
Namun terkadang, tindakan yang dilakukan malah seakan-akan berlebihan. Bagaikan dirinya sangat terobsesi dengan pasangannya tersebut. Perilaku demikian dikenal dengan istilah Obsessive Love Disorder (OLD).
Dilansir dari healthline.com bahwa Obsessive Love Disorder (OLD) mengacu pada suatu kondisi di mana kalian menjadi terobsesi dengan satu orang yang kalian pikir cintai.
Selain itu, merasa perlu untuk melindungi orang yang dicintainya secara obsesif, bahkan melakukan pengendalian, seolah-olah itu adalah miliknya yang utuh.Â
Bisa dikatakan, Obsessive Love Disorder merupakan kerabat dekat dari Posesif dan teman akrabnya dari Controlling Behavior. Di mana ketiganya saling berkesinambungan. Bukankah begitu?
Apakah hal ini baik bila dilakukan terus-menerus? No, tentu saja ini tidaklah baik, karena akan menghasilkan toxic relationship, bukan healthy relationship.Â
Mari ambil permisalan yang sangat sederhana.Â