Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

"Catcalling", Tindakan yang Dianggap Wajar namun Nyatanya Harus Dibasmi

31 Maret 2021   14:45 Diperbarui: 1 April 2021   20:07 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kucing garong (sumber: hewanpeliharaan.com)

Catcalling, suatu tindakan yang dianggap wajar dan biasa saja, namun sebenarnya tindakan ini tidaklah bisa dianggap "wajar"

Mendapatkan sapaan dari seseorang memang sangatlah menyenangkan, terlebih lagi bila sapaan dengan kalimat,"selamat pagi sayang, kamu selalu cantik di mataku, tiada yang mampu menandingimu". 

Seketika mendengar perkataan demikian, hati pun langsung berbunga-bunga. Seolah-olah dunia hanyalah milik berdua, yang lain hanyalah penonton. Keindahan cinta tumbuh, dan hadir secara bersama. 

Hal seperti ini nyatanya tampil di antara dua insan yang telah mengikat janji suci untuk selalu bersama, alias telah menikah. 

Kalau hanya sekadar pacaran, rasanya orang tersebut belum bisa dikatakan seutuhnya milik kalian, karena secara negara pun kalian belum diakui. Bukankah begitu? Makanya, jangan lama-lama, gaskeun ajak ke pelaminan hehehe...

Ilustrasi catcalling (sumber: rimma.co)
Ilustrasi catcalling (sumber: rimma.co)

Baiklah, setelah panjang kali lebar kali tinggi membahas tentang dunia percintaan, keburu semakin berbelit-belit, karena pembahasan kali ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan dunia percintaan. Namun tetap berkaitan dengan "sapaan" dari seseorang. 

Pernahkah kalian bertemu dengan seseorang yang sama sekali tidak kalian kenal ketika sedang berjalan sendirian, atau ketika kalian sedang berjalan bersama teman di suatu tempat umum?

Dan sapaan tersebut menurut kalian sangatlah mengganggu, sedangkan orang yang bersangkutan hanya menganggapnya sebagai bahan becandaan semata. Perilaku demikian dikenal dengan istilah Catcalling. 

Dilansir dari sehatq.com bahwa catcalling bukanlah sebuah pujian, melainkan bentuk kekerasan verbal yang dilakukan laki-laki tak dikenal terhadap wanita yang dilihatnya di tempat umum.

Ilustrasi catcalling (sumber: pantau.com)
Ilustrasi catcalling (sumber: pantau.com)

Mari ambil permisalan yang sangat sederhana, dan umumnya sangat sering terjadi. 

Andini merupakan salah satu karyawan di suatu perusahaan. Bisa dikatakan, Andini merupakan gadis yang cantik nan manis. Senyuman indah selalu terukir di wajahnya.

Sebelum berangkat ke kantor, dirinya harus berjalan kaki sekitar 500 meter, karena halte bus yang akan ditumpanginya tersebut berada persis di salah satu minimarket. 

Mau tidak mau, dirinya harus berjalan kesana, dan mau tidak mau pula dirinya harus pintar-pintar bersikap "acuh tak acuh" ketika berjalan menuju ke halte tersebut. 

Di sepanjang jalan menuju halte, dirinya sering melihat segerombolan laki-laki sedang duduk di depan salah satu warung yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok. 

Setiap pagi mereka stay disana, entah apa yang dilakukan oleh mereka berlima. Bagaikan tiada kerjaan lain, selain dari "godain anak orang di pagi-pagi buta". 

Ketika Andini melangkahkan kakinya melewati mereka, seketika itu, dirinya mendapatkan sapaan yang tidak diinginkannya, "selamat pagi cantik, senyum dulu dong, pasti makin terlihat cantik bila tersenyum kekita-kita hihihi..."

"Nah kan apa enggak, kalau ada jalan lain, lewat jalan lain aja, dari pada digodain gini huhu..", bisik Andini di dalam hati, sembari tetap berjalan sambil sedikit menunduk tanpa menoleh sama sekali ke arah mereka.

Andini bersikap demikian, seakan-akan memberikan kode, bilamana dirinya tidak ingin diganggu. 

Namun apa yang terjadi, mereka semua tidak peka, salah satu dari laki-laki tersebut malah nyolot dan berkata, "lho kok diem aja, sombong banget nih cewek, tinggal jawab aja susah, entar ilang lho cantiknya, jangan belagu hahaha..." 

Seketika itu, suara tawa muncul dan mengudara ke angkasa, menertawakan Andini yang cuek terhadap mereka berlima. 

Dari ilustrasi Andini di atas, sudah terlihat secara langsung bahwa Andini sangat tidak nyaman dengan sapaan dari orang-orang yang tidak dikenalnya tersebut.

Catcalling memang terlihat sederhana dan sepele bagi para catcaller, namun bagi para objek sasarannya, itu bagaikan sebuah tindakan yang sangatlah tidak menyenangkan. Tindakan yang dilakukan secara publik ini bagaikan sebuah penghinaan. 

Sederhananya, catcalling bila diartikan kata perkata akan menghasilkan makna demikian, "cat" sama dengan kata "kucing" dan "calling" sama dengan kata "memanggil".

Lengkapnya menjadi kalimat "kucing memanggil", dan lebih tepatnya menjadi kalimat "kucing garong". Lho, apa hubungannya dengan kucing garong? Bentar-bentar...mau mikir dulu. 

Begini, masih pada ingat dengan lirik lagu dari kucing garong? Nah, kurang lebih demikianlah definisinya. 

Sedangkan definisi kucing garong dari kincir.com merupakan gambaran terhadap tindakan dari seekor kucing yang suka sekali mencuri ikan goreng, ataupun makanan lezat lainnya tanpa kompromi, alias "hap lalu ditangkap". Eh, inikan lirik lagu dari cicak-cicak di dinding...

Ilustrasi kucing garong (sumber: hewanpeliharaan.com)
Ilustrasi kucing garong (sumber: hewanpeliharaan.com)

Sama saja dengan ilustrasi diatas, dimana para pelaku catcaller, tidak bisa melihat perempuan cantik lewat di depan matanya, sehingga dengan segala macam cara menggodanya, dengan cara seperti yang telah dijelaskan di atas, misalnya. 

Apabila kalian menemukan pelaku catcaller seperti halnya pada ilustrasi diatas, lakukanlah trik ini, setidaknya, biar tidak semakin panjang godaan maut para catcaller. 

1. Tetap santai

Ketika kalian "diharuskan" melewati para catcaller, karena tidak adanya alternatif jalan lain. Selalu bersikap santailah ketika melewatinya, jangan lupa, selalu berdoa (harus ini). 

Anggap semuanya baik-baik saja. Selalu perhatikan area sekitar, bahwa tempat yang kalian lewati dihuni oleh banyak penduduk. 

2. Jangan marah

Terkadang tindakan para catcaller memang akan menyulutkan emosi bagi para objek sasarannya, karena catcaller selalu bertindak sksd, alias sok kenal sok deket, nyatanya, kenal juga kagak apalagi deket. 

Nah, maka dari itu, tetap ikuti trik pertama dengan selalu santai, jangan mudah emosi apalagi kepada para catcaller, karena semua itu tidak akan menyelesaikan suatu problem. 

Segala sesuatu yang dihadapi dengan pikiran yang menyala-nyala alias emosi, tidak akan mampu menyelesaikan suatu problem, yang nyatanya tidak perlu dibesar-besarkan. 

3. Jalan terus

Trik selanjutnya, pasang langkah seribu ketika melewati para pelaku catcaller. Tidak perlu menggubris sama sekali perkataan dari para catcaller, jalan saja lurus ke depan, toh kalian memang tidak saling kenal. 

Bila dibilang sombong, abaikan saja, karena nyatanya mereka semua tidak mengenal kalian secara nyata. Life must go on, tanamkan di dalam diri seni bersikap bodo amat, karena ada saatnya berperilaku demikian. Tidak masalah, sesuaikanlah dengan kondisi. 

Ketiga trik sederhana diatas masih sebagian kecil dari sekian banyak trik lainnya yang bisa dilakukan untuk menghindari para pelaku catcaller.

Memang tidak menutup kemungkinan akan tetap ada orang yang menggubris ketika mendapatkan sapaan dari orang yang tidak dikenalnya, dan dirinya merasa biasa saja, karena semua itu haknya. Tidak ada yang melarang bila dirinya bersikap selow saja. 

Bisa juga, orang yang menggubris sapaan tersebut secara langsung mempertegas kepada para catcaller bahwa dirinya tidak suka diperlakukan demikian. 

Catatan: 

Apabila ada kesamaan nama pada ilustrasi diatas, itu hanya sebuah kebetulan semata. Ilustrasi diatas hanya digunakan untuk memfokuskan pada satu kasus saja. 

Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat

Thanks for reading

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun