Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Waspadai "Zombieing", Lebih Menyeramkan daripada Jurus "Ghosting"

11 Februari 2021   20:16 Diperbarui: 13 Februari 2021   16:31 2103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zombieing yang hadir di dunia percintaan dengan level lebih menyeramkan bila dibandingkan dengan ghosting. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?

Zombi, satu kata yang mengingatkan kita pada sesuatu hal yang tentunya sangat dan sangat menyeramkan, bukan. Selain itu, zombi juga bisa dikatakan sebagai mayat hidup, alias telah mati namun bisa bangkit lagi dari kematian.

Namun ternyata, istilah bangkit kembali ibarat zombi juga dipergunakan di dalam dunia percintaan. Mungkin ada sebagian besar dari kalian yang akan bertanya-tanya, apa hubungannya zombi dengan dunia percintaan? 

Jawabannya, tentu saja keduanya saling berhubungan dan keduanya memang saling berkesinambungan. Namun di dunia percintaan, istilahnya lebih dikenal dengan Zombieing.

Dilansir dari refinery29.com bahwa zombieing adalah ketika seseorang menghantui kalian, tetapi memutuskan untuk kembali ke dalam hidup kalian seperti tidak pernah terjadi apa-apa. 

Apakah kalian tahu bagaimana zombi itu mati, kemudian bangkit secara tiba-tiba dari kematian? Nah seperti itulah kurang lebih.

Bisa dikatakan zombieing ini merupakan kelanjutan dari ghosting dengan level yang lebih tinggi dan tentunya sangat teramat menyeramkan.

Sama halnya dengan tingkatan dalam bermain game yang mempunyai berbagai macam level dan dimulai dari newbie, selanjutnya noob, hingga akhirnya mencapai level pro player.

Begitu juga dengan tingkatan dalam permainan di dunia percintaan yang tidak ada keseriusan di dalamnya, dimulai dari level ghosting dan dilanjutkan dengan level yang paling tinggi yaitu zombieing ini. Para pelaku zombieing tentunya akan berperilaku tanpa dosa. 

Mari kita ambil permisalan secara sederhana untuk mengetahui perilaku zombieing di dunia percintaan.

Sumber : uzone.id - Ilustrasi Zombieing
Sumber : uzone.id - Ilustrasi Zombieing

Andi dan Sintia merupakan teman satu angkatan sewaktu masih menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.

Mereka berdua pada awalnya sudah saling mengenal satu sama lain, di media sosial pun mereka berdua telah berteman.

Namun suatu waktu, tiba-tiba Andi mengirim pesan melalui direct message kepada Sintia melalui media sosial dan Sintia pun meresponnya dengan sangat baik.

Tidak ada hal aneh yang hinggap dipikiran Sintia, sedari awal dirinya memberikan respon kepada Andi dikarenakan itu merupakan teman satu angkatannya. Jadi tidak masalah bagi dirinya bila membalas pesan dari Andi.

Singkat cerita, obrolan mereka berdua pun berlanjut, setiap hari mereka berdua mengirimkan kabar. Hingga akhirnya, Sintia mulai menaruh hati kepada Andi dan perilaku yang ditunjukkan Andi pun seakan-akan menyukai Sintia. Bagaikan Sintia merupakan seseorang yang paling spesial di hati Andi.

Namun ternyata, Andi tiba-tiba menghilang bagaikan hantu, alias telah meluncurkan jurus ghosting andalannya. Sintia pun galau dengan semua ini, dirinya sempat berpikir "apa yang salah dengan dirinya"

Sintia pun mulai mencoba untuk melupakan Andi dan mulai menenangkan pikirannya. Lagi-lagi, di saat Sintia hampir mencapai titik move on, tiba-tiba Andi yang telah lama menghilang datang kembali.

Lalu tanpa dosa menyapa Sintia melalui pesan singkat yang dikirimkannya, "hai Sintia, apa kabar? Sudah lama rasanya tidak mendengar canda tawamu, aku kangen, Sin.."

Seketika itu, Sintia langsung terbawa perasaan. Dududu memang tidak jelas ini Andi.

Dari ilustrasi di atas kita bisa mengambil sebuah kesimpulan tentang perilaku zombieing yang dilakukan oleh Andi, yaitu pernah datang lalu pergi dan menghilang tanpa pamit alias ghosting. 

Setelah itu, dirinya malah mendadak datang kembali dengan wujud tanpa dosa, bagaikan zombi yang bangkit dari kematiannya.

Apabila kalian mendapati perilaku ini dari seseorang, kalian harus waspada, bisa jadi dirinya memang seorang zombieing, kehadirannya sungguh tidak ada kejelasannya. 

Datang sesuka hatinya dan pergi dengan sesuka hatinya, mungkin hatinya terbuat dari batu, sehingga tidak memikirkan perasaan orang lain, mungkin saja seperti itu.

Pada dasarnya, istilah ghosting dan istilah zombieing ini hadir berkat kemajuan perkembangan suatu zaman, di era digital seperti sekarang ini, misalnya.

Perhatikan saja, istilah ghosting ini mulai bermunculan di saat seseorang yang pernah berkomunikasi secara intens (melalui pesan singkat) layaknya orang yang sedang menjalani pendekatan.

Namun tiba-tiba saja salah satu pihak menghentikan komunikasi tersebut. Level selanjutnya hadirlah zombieing, setelah lama menghilang tiba-tiba muncul dan datang kembali.

Ternyata, efek dari zombieing ini tidaklah main-main. Bagi para pelakunya mungkin dirinya senang melakukan hal tersebut. Namun tidak dengan objek yang menjadi sasaran dari tindakan zombieing ini, akan ada beberapa dampak yang bisa dirasakannya, seperti:

Pertama, membuat baper objek sasarannya

Hal pertama yang akan dirasakan oleh objek yang menjadi sasaran dari zombieing adalah bikin baper, alias terbawa perasaan, tentu saja hal seperti ini akan terjadi.

Bagaimana tidak, seseorang yang sedari awal yang memang telah disukainya tiba-tiba menyapa kembali.

Seperti halnya pada ilustrasi di atas, lihat saja bagaimana reaksi Sintia sesaat dirinya kembali mendapatkan pesan dari Andi. 

Secara spontanitas Sintia langsung terbawa perasaan. Hal ini semakin diperkuat dengan gombalan maut ala Andi yang mampu membuat Sintia kembali terpesona.

Maka dari itu, apabila ada seseorang yang sedari awal menghilang, namun tiba-tiba datang kembali layaknya hantu, jangan mudah terhanyut perasaan.

Kuatkan diri untuk menahan semua perasaan tersebut, jangan mudah teracuni oleh rayuan maut para pelaku zombieing.

Kedua, membuat gagal move on para objek sasarannya

Selanjutnya adalah membuat gagal move on objek sasarannya. Tentu saja hal seperti ini bisa terjadi.

Lihat saja seperti ilustrasi di atas, ketika Andi yang menghilang tiba-tiba datang kembali tanpa di undang sesaat Sintia sudah mulai move on. Di saat itulah Sintia mulai galau dan membuat rencananya untuk move on dari Andi terhenti terealisasi.

Sebelum kalian melanjutkan berkomunikasi dengan seseorang yang pada awalnya nge-ghosting dan tiba-tiba nge-zombieing, kalian harus berpikir secara jernih.

Kalau misalnya sedari awal memang serius, seseorang tidak akan datang lalu pergi, lalu menghilang, kemudian datang lagi dan menyapa lagi, terus menghilang lagi bagaikan tidak terjadi apa-apa. Ini bukanlah sebuah permainan yang hanya sekedar di mainkan semata. 

Cinta boleh, tapi otak dan pikiran harus juga digunakan, berfikir cerdaslah dalam menyikapi segala macam tindakan. 

Ketiga, hadirnya kembali meresahkan objek sasarannya

Apabila tidak bisa menggagalkan objeknya untuk terbawa perasaan ataupun menjadi gagal move on, para pelaku zombieing ini akan menimbulkan keresahan.

Tentu saja hal seperti ini akan terjadi, di saat para pelaku zombieing ini hadir kembali tanpa diminta. Para pelaku zombieing akan melakukan berbagai macam jurus ampuh andalannya agar hati objeknya kembali luluh lantah dan tentu saja hal ini sangat meresahkan. Sesuka hatinya datang dan sesuka hatinya pergi.

Maka dari itu, jangan dikasih celah apapun, dari pada hadirnya para pelaku zombieing hanya akan membawakan keresahan lagi - lagi dan lagi. Hadirnya ghosting saja sudah meresahkan, apalagi bila ditambah dengan zombieing. 

Lengkap sekali pertemuan para hantu-hantu ini, pernah datang, kemudian menghilang, lalu bangkit dan datang kembali. Sepertinya memang harus segera dimusnahkan. Benar tidak? Sepertinya benar. 

Perlu diingat. Setiap makhluk hidup di muka bumi ini, terkhusus bagi kaum manusia tentunya akan merasakan yang namanya jatuh cinta dan hal seperti ini memang sangat wajar bila terjadi. Namun, kita sebagai salah satu pemerannya harus pintar-pintar dalam menanggapi perasaan cinta ini, agar perasaan cinta yang kita jalani selalu terjalin dengan bahagia

Note: apabila ada kesamaan nama pada ilustrasi di atas, itu hanyalah sebuah kebetulan semata dan ilustrasi di atas hanya dipergunakan untuk memfokuskan pada satu kasus saja. 

Demikianlah pembahasan saya pada hari ini. Saya mohon maaf apabila ada salah kata di dalam setiap penulisan artikel ini.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun