Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Cart", Terinspirasi dari Kisah Nyata tentang Perjuangan Para Pekerja

10 Februari 2021   19:05 Diperbarui: 30 Maret 2021   21:09 9722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film yang ditulis oleh Kim Kyung-chan ini mampu membuat para penontonnya ikut merasakan perjuangan nyata para pekerja dan itu tidaklah mudah

Setiap film yang disajikan, tentunya memiliki pesan dan kesan yang sudah menjadi ciri khasnya. Terlebih lagi bila film tersebut terinspirasi dari kisah nyata.

Ketika sebuah film diadaptasi dari kisah nyata, secara tidak langsung kita bisa melihat suatu kejadian yang benar nyata terjadi di dunia ini, namun telah ditampilkan dalam bentuk sebuah film layar lebar.

Salah satu film yang terinspirasi atas suatu kejadian nyata yang terjadi di Negeri Ginseng adalah Cart.

Pada umumnya, film dan drama yang berasal dari Negeri Ginseng ini selalu identik dengan kata "romantis" di setiap kisah yang disajikannya.

Namun tidak dengan Cart, kalian para penikmat film dan drama Korea Selatan tidak akan menemukan sesuatu hal yang mampu membuat kalian senyum-senyum sendiri, alias baper karena keromantisan suatu peran.

Film yang disutradarai oleh Boo Ji-young ini dibintangi oleh Yum Jung-ah yang berperan sebagai Sun-hee, Moon Jung-hee yang berperan sebagai Hye-mi, Kim Young-ae yang berperan sebagai Madam Soon-rye, serta Do Kyung-soo yang berperan sebagai Tae-young.

Cart merupakan film yang dirilis pada 7 September 2014 di Toronto International Film Festival dan 13 November 2014 di Korea Selatan.

Sudah 6 tahun berlalu namun alur cerita yang diadaptasi dari kisah nyata ini tidak akan pernah terlupakan bagi para penikmatnya. Penuh makna dan penuh dengan cerita.

Sumber : hk.on.cc - Ilustrasi film Cart 2014
Sumber : hk.on.cc - Ilustrasi film Cart 2014

Dilansir dari wikipedia.org bahwa film ini sebagian besar terinspirasi oleh insiden tahun 2007 silam di Korea Selatan.

Dimana Homever, jaringan supermarket yang dimiliki oleh E-Land Group, memecat para pekerja sementara yang sebagian besar perempuan dan menggantinya dengan karyawan berstatus outsourcing.

Hal ini dilakukan untuk melewati undang-undang baru yang mengharuskan karyawan diberi status sebagai pekerja tetap.

Karyawan yang diberhentikan beserta serikat pekerja melakukan pemogokan di depan supermarket selama 512 hari sampai masalah tersebut diselesaikan.

Sedangkan alur cerita yang tergambar dari film yang didistribusikan oleh Little Big Pictures ini mengisahkan tentang Sun-hee yang merupakan seorang ibu dari dua orang anak. 

Salah satu anak dari Sun-hee bernama Tae-young, anak laki-laki yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah ini juga melakukan pekerjaan paruh waktu di sebuah toko selepas pulang sekolah.

Ibu Tae-young juga bekerja di salah satu pusat perbelanjaan demi menghidupi seluruh kebutuhan dirinya beserta anak-anaknya. Sun-Hee telah bekerja dengan status sebagai pekerja kontrak selama 5 tahun. Beberapa kali dirinya dijanjikan untuk dipromosikan sebagai karyawan tetap.

Selanjutnya, ada Hye-mi dan Soon-rye yang juga sama-sama bekerja dengan status sebagai pekerja kontak.

Hingga akhirnya, para pekerja kontrak ini mengetahui bila mana mereka akan segera diberhentikan, mereka semua panik dan mulai membentuk serikat pekerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Disinilah mulai terjadi klimaks antara para pekerja kontrak dengan para manajemen perusahaan.

Di dalam film yang berdurasi 110 menit ini sangat jelas memperlihatkan bagaimana perjuangan para pekerja. Mereka semua tidak mengenal kata lelah untuk terus berjuang.

Film yang diproduksi oleh Jamie Shim ini tidak hanya sekedar menampilkan suatu kisah nyata yang pernah terjadi di Negeri Ginseng saja.

Melainkan kita sebagai penonton bisa memetik beberapa nilai kehidupan yang bisa dipelajari di dalam hidup, seperti:

Pertama, perjuangan nyata para pekerja

Sumber : screenanarchy.com - Ilustrasi film Cart 2014
Sumber : screenanarchy.com - Ilustrasi film Cart 2014

Tentu saja alur cerita yang kita saksikan di dalam film Cart ini lebih dominan tentang perjuangan para pekerja.

Terlihat secara jelas, bahwa setiap pekerja tentunya menginginkan yang namanya hak sebagai seorang pekerja. Hal seperti ini memang sangat wajar bila terjadi.

Dari film ini kita bisa belajar dan melihat secara nyata bagaimana perjuangan mereka semua demi memperoleh hak yang seadil-adilnya sebagai seorang pekerja.

Para pekerja yang melakukan pemogokkan ini tidak serta merta tanpa dasar yang jelas. Mereka semua melakukannya demi mendapatkan haknya sebagai pekerja.

Keinginan mereka sangat sederhana, para pekerja yang melakukan pemogokkan ini berharap agar manajemen mau melakukan negosiasi terkait kontrak kerja mereka setidaknya hingga kontrak selesai.

Akan tetapi, perusahaan malah mengirimkan pasukan kepolisian untuk membubarkan aksi pemogokkan tersebut. Meskipun demikian, mereka semua tidak mengenal kata lelah untuk terus memperjuangan haknya.

Dari sinilah kita semua bisa belajar, arti pentingnya sebuah hak hingga arti pentingnya sebuah pekerjaan.

Setiap manusia di muka bumi ini tentunya sangat butuh yang namanya pekerjaan, suatu ekonomi seseorang mampu berjalan dengan baik tentunya didukung karena sebuah pekerjaan, bukan. 

Tidak mungkin dan sangat tidak mungkin akan ada uang yang jatuh dari langit tanpa harus bekerja.

Maka dari itu, syukurilah pekerjaan yang telah kita tekuni selama ini. Jangan selalu melihat ke atas, terlebih lagi dengan membandingkan pekerjaan dirimu dengan pekerjaan orang lain, karena semua itu tiadalah habis-habisnya. 

Nikmati, syukuri dan di jalani. Niscaya dirimu akan selalu bahagia melakukannya.

Kedua, kerjasama tim yang baik

Sumber : kaist455.com - Ilustrasi film Cart 2014
Sumber : kaist455.com - Ilustrasi film Cart 2014

Di balik film Cart yang lebih berfokuskan pada ketidakadilan yang diterima oleh para pekerja, namun kita akan melihat secara jelas bagaimana kerjasama tim yang baik mampu tercipta disini.

Film ini jelas menampilkan bagaimana kerjasama para pekerja dalam melayani semua pembelinya. Mereka semua mampu menunjukkan keprofesionalannya dalam bekerja, mereka tidak memandang status pekerja kontrak yang digenggamnya.

Tidak hanya itu, senyum di raut wajah mereka semua tetap bisa disampaikan sesaat memberikan pelayanan kepada para pembeli.

Sudah terlihat secara jelas bahwa setiap perusahaan, setiap instansi, maupun lembaga apapun, tentunya telah mendidik para pekerja untuk melakukan pekerjaan secara profesional. Seperti halnya yang terjadi pada film Cart ini, keprofesionalan mereka sungguh luar biasa.

Di mana dirimu bekerja, di mana dirimu mengabdi, lakukanlah dengan seikhlas mungkin, lakukanlah dengan sebaik mungkin, apapun yang dilakukan dengan sepenuh hati, maka akan membawa suatu keberkahan, percayalah.

Ketiga, kasih sayang seorang ibu

Sumber : wowkeren.com - Ilustrasi film Cart 2014
Sumber : wowkeren.com - Ilustrasi film Cart 2014

Film yang lebih berfokus pada alur cerita mengenai perjuangan para pekerja ini ternyata memiliki nilai kehidupan mengenai kasih sayang seorang ibu.

Terlihat sangat jelas bagaimana perjuangan dari seorang ibu yang begitu menyayangi anaknya, apapun dilakukannya demi sang anak bisa bahagia. Seorang ibu tidak akan membuat anaknya ikut terluka, seperti halnya yang diceritakan pada film ini.

Dimana Tae-young yang merupakan anak dari Sun-hee juga bekerja paruh waktu selepas pulang sekolah, namun dirinya tidak mendapatkan perlakuan yang adil, karena tidak mendapatkan gaji dengan ketentuan sebelumnya dari pemilik toko.

Dikarenakan hal inilah yang membuat Tae-young melakukan perlawanan dengan meminta haknya, namun dirinya malah dipukuli oleh pemilik toko serta membawa Tea-young ke kantor polisi.

Dari sinilah kita bisa melihat bagaimana perjuangan seorang ibu, Sun-hee pun melakukan pembelaan di kantor polisi bahwa anaknya tidaklah bersalah.

Terlihat secara jelas, bahwa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tidak akanlah pernah pudar. Bagaimana pun caranya, seorang ibu akan tetap melindungi anaknya.

Ibu merupakan seorang wanita yang paling hebat, kasih sayang yang ditunjukkan kepada anaknya sungguh luar biasa dan tiada batas. Dirinya selalu menjaga dengan sebaik mungkin keluarga yang dimilikinya.

I love you mom :)

Film yang dibintangi oleh salah satu member EXO ini memang banyak mendulang kesuksesan. Salah satunya, dengan menjadi pemenang dalam Penghargaan Asosiasi Kritikus Film Korea Ke-35 dengan kategori 10 film terbaik di tahun 2015 silam.

So, buruan segera saksikan filmya. Bila telah penasaran bisa dilihat trailer beserta soundtrack dari film Cart di bawah ini.



Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun