Dilansir dari wikipedia.org bahwa film ini sebagian besar terinspirasi oleh insiden tahun 2007 silam di Korea Selatan.
Dimana Homever, jaringan supermarket yang dimiliki oleh E-Land Group, memecat para pekerja sementara yang sebagian besar perempuan dan menggantinya dengan karyawan berstatus outsourcing.
Hal ini dilakukan untuk melewati undang-undang baru yang mengharuskan karyawan diberi status sebagai pekerja tetap.
Karyawan yang diberhentikan beserta serikat pekerja melakukan pemogokan di depan supermarket selama 512 hari sampai masalah tersebut diselesaikan.
Sedangkan alur cerita yang tergambar dari film yang didistribusikan oleh Little Big Pictures ini mengisahkan tentang Sun-hee yang merupakan seorang ibu dari dua orang anak.Â
Salah satu anak dari Sun-hee bernama Tae-young, anak laki-laki yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah ini juga melakukan pekerjaan paruh waktu di sebuah toko selepas pulang sekolah.
Ibu Tae-young juga bekerja di salah satu pusat perbelanjaan demi menghidupi seluruh kebutuhan dirinya beserta anak-anaknya. Sun-Hee telah bekerja dengan status sebagai pekerja kontrak selama 5 tahun. Beberapa kali dirinya dijanjikan untuk dipromosikan sebagai karyawan tetap.
Selanjutnya, ada Hye-mi dan Soon-rye yang juga sama-sama bekerja dengan status sebagai pekerja kontak.
Hingga akhirnya, para pekerja kontrak ini mengetahui bila mana mereka akan segera diberhentikan, mereka semua panik dan mulai membentuk serikat pekerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
Disinilah mulai terjadi klimaks antara para pekerja kontrak dengan para manajemen perusahaan.
Di dalam film yang berdurasi 110 menit ini sangat jelas memperlihatkan bagaimana perjuangan para pekerja. Mereka semua tidak mengenal kata lelah untuk terus berjuang.