Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama FEATURED

"Hubungan Tanpa Status" ala Kawula Muda, Yakin Masih Mau Lanjut?

11 Januari 2021   19:18 Diperbarui: 19 Agustus 2021   08:14 2753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : tipspengembangandiri.com - Ilustrasi yang dilakukan oleh sepasang kekasih yang menjalin hubungan tanpa status berpacaran

Menjalin hubungan tanpa status yang jelas, hanya akan menyeretmu masuk ke dalam cerita yang tidak jelas pula, percayalah

Para kawula muda yang terlahir dari generasi milenial, generasi z hingga generasi alpha, sudah pasti tidak asing lagi dengan berbagai macam istilah di dunia percintaan ala kawula muda.

Salah satunya ialah Hubungan Tanpa Status atau yang dikenal dengan istilah HTS. Memang tidak hanya HTS saja, masih ada PHP (Pemberi Harapan Palsu) yang merupakan teman dekat dan akrabnya HTS.

Namun pada artikel ini, kita akan berfokus pada HTS atau Hubungan Tanpa Status. Kata status di dalam artikel ini berfokus pada konteks- status berpacaran.

Lebih tepatnya, menjurus pada kawula muda yang belum memasuki tahapan pernikahan, alias masih berpetualang mencari sang pujaan hati.

Kita ambil kasus yang paling sederhana.

Saat dua orang insan manusia, antara laki-laki dan perempuan yang sedang di mabuk cinta telah menjalani masa pendekatan yang cukup lama (kurang lebih selama satu tahun). Keduanya sudah saling mengenal.

Di saat perempuan tersebut butuh bantuan, serta diliput rasa kesedihan, laki-laki ini selalu hadir bagaikan pahlawan dan penyemangat di dalam hidupnya.

Dengan hadirnya laki-laki ini, membuat hidupnya tampil begitu sempurna. Kedekatan mereka sudah layaknya seperti dua orang insan yang sedang berpacaran dan dilanda badai percintaan.

Komunikasi yang dilakukan secara intens merupakan salah satu alasan, kenapa perempuan ini menganggap laki-laki tersebut spesial di hatinya dan telah menganggapnya lebih dari sekedar teman. 

Ditambah lagi dengan panggilan yang sudah berubah seiring dengan berjalannya waktu, "sayang" adalah salah satu kata ampuh yang menjurus pada panggilan spesial yang ditujukan kepada seseorang.

( Jangan mau di panggil sayang, atau apapun itu yang menjurus kepada panggilan spesial. Kalau nyatanya kalian hanya sekedar berteman dan tidak lebih, alias tidak ada hubungan yang menjadi pengikat antara dirimu dan dirinya)

Hanya satu yang membuat lika-liku perjalanan cinta mereka berdua berbeda dari kawula muda pada umumnya, yaitu hubungan tanpa status-berpacaran.

Karena dari salah satu pihak tidak ada yang pernah mengungkapkan perasaannya (menembak), seperti:

  1. Maukah kamu menjadi pacarku dan pendamping hidupku
  2. Aku telah lama menaruh perasaan cinta denganmu, aku ingin hubungan kita berlanjut tidak hanya sekedar teman ataupun sahabat

Kedua contoh di atas hanya sebagian kecil dari sekian banyak ungkapan perasaan yang bisa disampaikan oleh seseorang kepada orang yang dicintainya.

Dengan alasan karena telah merasa "nyaman" satu sama lain, membuat hubungan keduanya mengalir bagaikan air. Kalau sudah seperti ini, masih yakin dirinya benar cinta, atau malah hanya sekedar berpura-pura cinta. 

Entahlah, hanya orang yang mengalami hal seperti ini yang akan tahu jawabannya hingga seratus persen benar. Para penonton hanya sekedar bisa menilai, tidak lebih dari itu.

Menurut psikolog Ajeng Raviando, sebetulnya hubungan tanpa status merupakan hubungan yang tidak mengandung satu dari ketiga unsur penting dalam hubungan cinta, yakni komitmen.

Sumber : reqnews.com - Ilustrasi yang dilakukan oleh sepasang kekasih yang menjalin hubungan tanpa status berpacaran
Sumber : reqnews.com - Ilustrasi yang dilakukan oleh sepasang kekasih yang menjalin hubungan tanpa status berpacaran

Namun sadarkah kita, hubungan tanpa status seperti pada kasus di atas tidak akan baik dijalani, karena akan menyebabkan terjadinya simbiosis parasitisme. Salah satu pihak diuntungkan dan pihak lain tentunya akan dirugikan.  

Kenapa simbiosis ini bisa terjadi, mari kita bongkar bersama-sama dampak yang akan dirasakan dalam hubungan tanpa status, seperti:

Pertama, tidak ada kejelasan

Bagi yang pernah ikut terseret ke dalam hubungan tanpa status apapun, seperti halnya kasus sederhana di atas. Pernahkah terpikir di benak kita, kenapa mau berkomunikasi layaknya kekasih yang sedang berpacaran, padahal tidak ada status apa-apa yang mengikatnya.

Hal seperti ini tentu akan terus menimbulkan sebuah pertanyaan, seperti "kita ini apa? hanya sebatas teman kah? tapi seperti pasangan yang sedang berpacaran?". Hayo siapa yang pernah mengalami ini.

Kalau sudah seperti ini, jangan diharap yang bersangkutan akan serius menjalin hubungan kedepannya. Bisa saja dirinya hadir karena sedang merasa bosan. 

Hingga akhirnya menghubungi kita, bisa saja kan hal tersebut terjadi. Nyatanya, status berpacaran tidak pernah diresmikannya dan tidak pernah ada kejelasan di dalam hubungan tersebut.

Kalau memang kita memiliki status yang jelas dengannya, kita akan dengan mudah mengatakan "kamulah pacarku, aku punya kamu dan kamu punya aku". Begitulah kurang lebih kata-kata indah ala kawula muda yang di mabuk cinta. Katanya sih begitu, iya nggak sih?

Nah, apabila tidak ada kejelasan di dalamnya, kita mau menganggap ini apa? Menganggap dirinya pacar kita? Bisa saja yang bersangkutan bilang kalau kita kan "hanya teman". Kalau sudah seperti ini, ambyar lah pasti.

Kedua, cemburu yang tidak bisa diungkapkan

Setiap insan dimuka bumi ini yang sedang di mabuk cinta, tentunya akan merasakan perasaan indah yang luar biasa dari relung hatinya yang paling dalam.

Tidak jarang, timbulnya sebuah kecemburuan karena berbagai macam hal yang menjadi penyebabnya. Tetap kita ambil contoh dari kasus di atas yang melanda kawula muda yang sudah terjun ke dalam hubungan tanpa status.

Saat kita melihat orang yang kita anggap sebagai pacar (namun tidak ada status berpacaran di dalamnya) dan ketika itu, kita menyaksikan dirinya ber-chatting ria hingga hangout bersama orang lain.

Pada posisi seperti ini, timbullah perasaan cemburu yang menghiasi diri "bisa-bisanya dia jalan dan chatting dengan orang lain" (dengan nada marah). Rasanya ingin melakukan penggerebekan secepat mungkin.

Akan tetapi, seketika itu langsung tersadar kalau kita sendiri bukanlah pacarnya. Mau bilang cemburu, tetap tidak akan bisa. Mau marah, tentu saja semakin tidak bisa. Pada intinya, tidak akan bisa melakukan protes apa-apa.

Ketiga, buang-buang waktu

Dampak yang akan dirasakan selanjutnya adalah hanya membuang-buang waktu. Jelas saja hal seperti ini akan terjadi. Memutuskan untuk menjalin hubungan percintaan tanpa status memang akan penuh dengan risiko. 

Tidak hanya perasaan dari dalam hati saja yang akan menerima dampaknya, waktu yang kita berikan pun akan ikut merasakannya. Seperti pada kasus di atas, hubungan layaknya orang yang berpacaran telah dijalani oleh dua insan tersebut kurang lebih selama satu tahun. 

Coba dihitung menggunakan kalkulator, berapa puluh jam waktu yang kita gunakan secara sia-sia untuk berkomunikasi dengannya, mulai dari mengirim pesan, melakukan panggilan telepon, hingga panggilan video. Dengan dalih ingin melepaskan rasa rindu melalui komunikasi jejaring sosial ini. 

Saat ada waktu luang, diikuti dengan hangout bersama. Lengkap sekali bukan, seperti sepasang kekasih yang telah berpacaran dan menjalin cinta yang sempurna. 

Namun nyatanya, tidak ada status yang mengikat keduanya. Semua itu akan terasa sia-sia. Percayalah. Waktu hanya akan terbuang untuk kegiatan yang tidak ada unsur kejelasan di dalamnya. Mau sampai kapan kegiatan seperti ini terus dilakukan?

Keempat, bisa pergi kapan saja

Nah, selanjutnya sudah pasti bisa terjadi tanpa diminta. Bisa pergi kapan saja, tentu saja bisa. Sudah terlihat sangat jelas ini bisa terjadi.

Hubungan yang dijalani tanpa status yang jelas tentunya akan memiliki berbagai dampak sebagai penghiasnya.

Bisa pergi kapan saja dirinya inginkan pun dengan mudah akan terjadi. Kita tidak bisa melarang dirinya untuk pergi, karena kita sendiri bukanlah siapa-siapanya. 

Terlebih lagi bila yang bersangkutan pada akhirnya hanya menganggap kita hanya sebatas teman, tidak lebih dari itu.

Sama seperti kasus di atas. Apabila salah satu pihak tiba-tiba menjalin hubungan dengan orang lain (konteks-berpacaran) kita mau apa? Mau protes? Mau bilang kalau dirinya adalah miliki kita? Ya tentu saja tidak bisa, karena nyatanya hubungan tersebut tidak pernah diikat ke arah yang lebih jelas.

Jadi, jangan pernah berharap bahwa dirinya akan tetap tinggal dan menetap. Berpikirlah secara logis, dengan memutuskan tetap menjalin hubungan tanpa suatu ikatan, dapat menyebabkan kekecewaan pada diri yang paling mendalam.

Pada dasarnya, hidup di dunia ini memang harus dilakukan dengan suatu kejelasan sebagai pendukungnya. Apapun itu, apabila tidak ada kejelasan di dalamnya akan mampu menyiksa diri. Berbagai macam pertanyaan datang silih berganti menghiasi pikiran tiada henti.

Maka dari itu, apabila ada seseorang yang datang dan ingin mengenal kita lebih dekat, batasilah waktunya untuk melakukan pendekatan.

Masa pendekatan itu tidak akan berlangsung lama, bila sama-sama cocok, pengungkapan perasaan akan cepat terjadi. Namun apabila dirinya malah menarik ulur seperti layangan, lebih baik tinggalkan saja.

Kalau kata lirik lagu dari Maudy Ayunda itu, "untuk apa status kita pertahankan bila sudah tak lagi cinta". Sudah putusin aja. Eh tapi kan belum pernah jadian ya, statusnya juga nggak ada kan ya. Yaudah lupain aja, anggap aja nggak pernah terjadi apa-apa antara dirimu dan dirinya. It's okay.

Tenang, tidak ada unsur pemaksaan disini. Kalau mau tetap di jalani hubungan tanpa status tersebut, silahkan. Kalau mau mengakhiri hubungan tanpa status tersebut, itu sangat bagus bila dilakukan.

Don't waste your time. Tiada gunanya mempertahankan hubungan yang tidak memiliki kejelasan di dalamnya. Seseorang yang memang sedari awal menginginkan keseriusan pada suatu hubungan, tidak akan menciptakan sebuah permainan panjang di dalamnya. Percayalah

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun