Selain itu, beliau sangat konsisten membagikan karyanya setiap hari di rumah besar Kompasiana ini (one day one article). Disaat itulah, saya semakin takjub menyaksikannya.
Semangatnya tetap tinggi untuk menulis meskipun telah menginjak usia yang tidak muda lagi. Sebagai pemula, saya sangat kagum melihatnya.Â
Ayo para kawula muda, kibarkan sayap untuk terus bersemangat dalam segala hal, termasuk menulis.
Hal ini mengingatkan saya terhadap salah satu kata mutiara yang pernah disampaikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia ke-3.
Ketika muda kita habisi dengan bermalas-malasan. Maka tua juga akan malas-malasan, lalu tak terasa besok mati. Namun, kalau kita banyak belajar dan banyak analisa maka saat dia tua dia menang
B.J. Habibie
Saya sangat senang menyaksikan setiap pasangan yang memiliki perjalanan cinta yang sempurna seperti Bapak Tjiptadinata dan Ibu Roselina.
Keduanya telah membukti bahwa dengan kekuatan cinta, kesetiaan cinta, mampu membuat perjalanan hidup terlewati dengan penuh kebahagiaan.
Sudah terlihat secara jelas, bagaimana suka dukanya sebuah perjalanan cinta yang telah dilalui oleh Bapak Tjiptadinata dan Ibu Roselina ini.Â
Namun, beliau mampu membuktikan kepada dunia, bahwa wujud cinta sejati terbentuk dari kedua insan yang mampu melewati perjuangan hidup secara bersama.
Sejatinya, cinta yang tulus, cinta yang sempurna, memang tercipta dari pasangan yang menginginkan hadirnya cinta terbaik dari keduanya. Semuanya tidak akan tercipta apabila tidak dijalani dengan sepenuh hati.
Kehadiran kalender baru (2021) di bulan pertama berdasarkan perhitungan Masehi ini telah menjadi saksi dari perjalanan cinta sejati keduanya.