Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ear Mites Kucing, Sering Terabaikan namun Berbahaya

17 Desember 2020   19:07 Diperbarui: 18 Desember 2020   09:36 1784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa telinga, tanpa indera pendengaran, lantunan irama bunyi yang ada di alam semesta ini mungkin tidak akan bisa dirasakan dengan syahdu

Telinga merupakan salah satu bagian tubuh yang harus terus dijaga kebersihannya, dan semua ini sudah selayaknya kita lakukan.

Panca indera yang berfungsi sebagai alat pendengaran ini memang tidak boleh terabaikan dalam menjaga kesehatannya. Seakan-akan semuanya berpusat pada telinga, karena melalui telinga inilah kita mampu mendeteksi dan menangkap semua sumber bunyi.

Di dalam telinga terdapat reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi. Semua makhluk hidup di dunia ini tentunya memiliki telinga, termasuk hewan mamalia karnivora yang satu ini (kucing).

Kucing termasuk ke dalam salah satu hewan yang memiliki pendengaran terbaik. Seekor kucing mampu mendengar suara bernada jauh lebih tinggi hingga mencapai hingga 64 kHz yaitu 1,6 oktaf di atas rentang manusia, dan bahkan 1 oktaf di atas rentang tersebut dari seekor anjing.

Sehingga dapat dikatakan bahwa seekor kucing kecil memang memiliki pendengaran yang baik. Hal ini juga disebabkan karena kucing termasuk ke dalam predator alami yang membutuhkan mangsa. Serta menghindari dirinya dari serangan predator lain melalui pendengaran.

Bagi yang memiliki seekor kucing, coba perhatikan secara seksama berbagai macam gerakan telinga yang sering di tunjukkan oleh kucing kesayangan kalian, dan gerak ini tentunya memiliki maksud tersendiri. Bukan hanya sekadar gerakan biasa tanpa arti. 

Sumber: okdogi.com - Ilustrasi saat seekor kucing kecil sedang dibersihkan telinganya
Sumber: okdogi.com - Ilustrasi saat seekor kucing kecil sedang dibersihkan telinganya

Mari kita analisis bersama pergerakan telinga dari seekor kucing. 

Pertama. Telinga mengarah sedikit ke samping dan ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa seekor kucing sedang dalam keadaan santai (biasa-biasa saja). Dirinya tidak sedang merasa terancam.

Kedua. Telinga rata sejajar dengan kepala, dan menghadap ke arah bawah. Hal ini menunjukkan bahwa kucing tersebut sedang merasa ketakutan atau merasa tidak aman dengan keadaannya tersebut.

Ketiga. Telinga kucing mengarah lurus ke atas, dan diikuti dengan pupil mata yang membesar. Hal ini menunjukkan bawah kucing tersebut sedang penasaran akan sesuatu.

Keempat. Telinga kucing yang turun dan sedikit ke arah belakang. Hal ini menunjukkan bahwa kucing tersebut sedang marah, merasa terganggu, siap-siap saja kucing ini menyerang layaknya predator.

Kelima. Telinga kucing bergerak dengan posisi berbeda satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa kucing sedang tidak yakin harus merespon. Biasanya seekor kucing akan menilai situasinya terlebih dahulu.

Sudah terlihat secara jelas, bahwa telinga yang dimiliki oleh seekor kucing memang sangat penting untuk dirinya.

Maka dari itu, sangat penting menjaga kesehatan telinga seekor kucing sebelum terjadi hal yang tidak diingikan pada kucing kesayangan kita. Salah satunya ialah dengan memperhatikan kesehatan telinganya.

Telinga kucing? Apa yang harus diperhatikan? Terdengar sepele, namun ini sangat penting bagi kesehatan kucing itu sendiri.

Sumber: daniellamur.com
Sumber: daniellamur.com
Salah satu penyakit yang sering menyerang telinga kucing adalah ear mites atau tungau telinga, yang merupakan sejenis kutu yang sering menyerang telinga seekor kucing.

Spesies tungau yang sering menyerang telinga seekor kucing adalah Otodectes cynotis. Tungau ini biasanya hidup di permukaan saluran telinga, dan tidak menutup kemungkinan bisa ditemukan pada bagian tubuh yang lain. 

Memang terlihat sepele, karena letaknya pada bagian telinga seekor kucing dan terkesan tidak terlalu terlihat. Berbeda dengan scabies yang dengan mudahnya terlihat apabila menyerang seekor kucing. Namun ear mites ini sangat berbahaya bila dibiarkan.

Ear mites yang telah menyerang telinga seekor kucing dalam jangka waktu lama (kronis), dapat menyebabkan gangguan telinga yang sangat serius. Penyakit apapun itu bila telah mencapai tahap kronis, tentunya bisa berdampak gangguan yang lebih serius pada sitem tubuh (fungsi).

Ear mites tersebut bergerak dan hidup di dalam saluran telinga. Tungau ini hidup dengan memakan jaringan yang mati, dan cairan seperti lilin yang dikeluarkan oleh telinga. Tungau ini dapat menyebabkan terjadinya iritasi, dan berlanjut menjadi infeksi.

Lagi-lagi pertemuan antara ear mites dengan seekor kucing menimbulkan simbiosis parasitisme. Kerugian yang besar tentunya akan dirasakan oleh kucing kecil tersebut.

Tungau telinga ini berukuran sangat kecil. Sulit bagi kita bila ingin melihatnya dengan mata telanjang. Bahkan dokter hewan pun harus menggunakan otoscope yang dimasukkan ke saluran telinga kucing.

Meskipun demikian, kita tetap bisa memperhatikan perilaku dari kucing tersebut. Apakah terserang ear mites atau tidak.

Ibarat kode yang dilemparkan oleh sang kucing kepada sang pemiliknya. Sama halnya dengan lemparan kode yang sering dilakukan oleh kaum adam kepada kaum hawa yang dicintainya, sewaktu menjalani masa perkenalan. Mungkin tindakan seperti ini sudah sering dilakukan oleh kawula muda di seluruh dunia.

Sumber: www.kucinglucu.net - Ilustrasi yang dilakukan oleh seekor kucing saat menggaruk telinganya
Sumber: www.kucinglucu.net - Ilustrasi yang dilakukan oleh seekor kucing saat menggaruk telinganya

Seekor kucing yang terserang ear mites, biasanya akan sering menggoyang-goyangkan ataupun menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

Selain itu, seekor kucing juga akan mencakar ataupun menggaruk telinganya lebih sering. Tidak jarang, sering terlihat adanya luka, ataupun kemerahan di sekitar telinganya.

Tidak kalah pentingnya lagi, kotoran telinga dari seekor kucing yang terserang ear mites biasanya berwarna coklat tua kehitaman dan juga terlihat kerak-kerak kering di sekitar area telinga bagian dalam. Serta munculnya bau yang tidak sedap dari telinga kucing tersebut.

Ear mites yang menyerang seekor kucing bisa disebabkan karena tertular dari kucing lain yang sudah lebih dulu terjangkit tungau telinga ini. Penularan bisa terjadi melalui kontak fisik. Kucing yang sering berada di luar rumah lebih rentan untuk terserang tungau telinga ini.

Seekor kucing yang telah terjangkit ear mites ini akan merasakan gatal hingga akhirnya mengiritasi telinganya. Apabila tidak ditangani lebih lanjut, bisa menjadi penyakit yang lebih serius. Lebih parahnya lagi bisa mengganggu pendengarannya.

Bila sudah terjadi seperti ini, kita harus segera melakukan pengobatan pada kucing yang telah terjangkit ear mites tersebut.

Sudah ada obat tetes telinga khusus bagi kucing yang terjangkit ear mites. Berbagai merk obat tetes telinga khusus ear mites ini bisa kita jumpai di petshop. Pada umumnya, setiap petshop telah menjual berbagai macam obat khusus kucing.

Obat tetes telinga khusus ear mites ini harus terus menerus diberikan selama 2-4 minggu hingga semua ear mites terbasmi. Selain itu, tetap harus diperhatikan waktu pemberian ulang obat tetes tersebut. Agar siklus hidup ear mites dapat terbasmi dengan sempurna.

Selanjutnya, kita bisa juga menggunakan obat suntik. Tapi, khusus penyuntikan obat kepada kucing yang terjangkit ear mites kita tidak bisa melakukannya sendiri, kita harus tetap pergi ke dokter hewan. Tentunya akan ada beberapa prosedur yang harus dilakukan, agar tungau tersebut bisa terbasmi dan tidak kembali.

Pernah mendengar pepatah legendaris ini. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Saya rasa semua orang sudah tidak asing lagi dengan kalimat yang satu ini.

Ada solusi terbaik agar kucing kita terhindar yang dari namanya ear mites (tungau telinga), yaitu dengan rutin membersihkan telinganya. 

Pada artikel tips merawat seekor kucing dengan baik, saya juga menyarankan untuk menyediakan berbagai macam obat khusus kucing. Salah satunya ear cleaner ini.

Sama seperti golongan manusia yang harus menyediakan sunscreen. Namun tidak jarang, penggunaan sunscreen ini sering terabaikan penggunaanya di dalam skincare routine setiap harinya. Memang tidak seluruh orang melupakan penggunaan sunscreen. Tapi tetap saja ada yang mengabaikan hal ini.

Padahal penggunaan sunscreen ini sangat penting bagi kesehatan kulit wajah. Manfaat menggunakan sunscreen dapat melindungi kulit dari munculnya tanda-tanda penuaan, seperti keriput dan garis halus.

Sama halnya dengan penggunaan ear cleaner. Mungkin ada sebagian kucing yang tetap terjaga kesehatan telinganya meskipun tidak menggunakan ear cleaner ini. Tapi itu mungkin hanya sebagian kecil saja.

Datangnya ear mites sama seperti datangnya penuaan pada kulit. Tidak akan terasa dalam waktu dekat, namun pasti akan terjadi bila tidak diantisipasi dengan baik.

Dengan hadirnya ear cleaner ini sangat baik untuk pencegahan seekor kucing terserang ear mites. Ear cleaner ini sudah dijual di pasaran, dan sangat mudah kita temui di petshop terdekat.

Cara membersihkan telinga seekor kucing bisa kita lakukan secara mandiri, yaitu dengan cara meneteskan cairan pembersih telinga (ear cleaner) pada telinga seekor kucing sesuai dengan petunjuk dokter atau yang telah tertulis pada kemasannya.

Setelah itu, pijat-pijat dengan lembut pada bagian dasar telinga agar cairan pembersih telinga tersebut dapat menyebar dengan rata ke seluruh bagian telinga seekor kucing.

Apabila telah selesai, siap-siap kucing tersebut akan mulai menggeleng-gelengkan kepalanya, agar sisa cairan pembersih dan kotoran dapat keluar dengan sendirinya.

Setelah kotorannya keluar, bersihkanlah sisa-sisa cairan pembersih dan kotoran yang terdapat pada telinga bagian luar dengan menggunakan tisu ataupun kapas.

Jangan lupa, bersihkan juga celah (lekukan) yang terdapat pada telinga kucing dengan menggunakan cotton bud. Ingat, selalu berhati-hatilah saat sedang membersihkan lubang telinga ini.

Lakukanlah ulang pembersihan telinga ini hingga semua kotoran tersebut keluar. Prosedur penggunaan ear cleaner ini biasanya sudah tertera pada bagian kemasannya.

Namun, apabila kita takut membersihkan telinga seekor kucing, ada baiknya kita membawa kucing kecil tersebut ke dokter hewan terdekat.

Para ailurophile, jangan lupa jaga kesehatan kucing-kucing kalian ya.

Demikianlah pembahasan saya pada hari ini tentang ear mites yang bisa menyerang seekor kucing kecil.

Saya mohon maaf apabila ada salah kata dalam setiap penulisan artikel ini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun