Kumis yang dimiliki oleh setiap kucing bukan hanya sekedar hiasan di wajah kecilnya saja. Kumis ini terhubung ke berbagai saraf dan sangat sensitif.
Inilah sisi keunikan dari kucing kecil bernama Hamilton. Kucing ini memiliki kumis tambahan yang membuatnya terlihat sangat berbeda dari golongan berbulunya.
Kumis Hamilton inilah yang menyita perhatian publik, karena bentuknya menyerupai kumis manusia yang berada di atas bibir bagian atas, dengan bentuk yang melengkung.Â
Ternyata, kumis tambahan yang dimiliki oleh kucing Hamilton ini merupakan bulu di atas mulutnya yang berwarna putih, di antara bulu lain yang berwarna abu-abu.
Jauh sebelum bertemu dengan Jay Stowe. Hamilton merupakan seekor kucing liar, artinya kucing kecil ini lahir dan dibesarkan tanpa kontak langsung dengan manusia.Â
Pertama kali melihat Hamilton, Jay Stowe langsung jatuh hati dengannya. Saat itu di tempat penampungan hewan hanya ada dua ekor kitten (anak kucing) jantan. Salah satunya adalah kitten lucu yang sangat manja, dan kemudian ada Hamilton yang pada saat itu sedang meringkuk di pojokan kandang.
Setiap kali ada orang yang mendekatinya, Hamilton akan selalu mendesis. Seekor kucing yang mendesis biasanya akan diikuti dengan telinganya yang akan tertarik ke belakang. Ini menunjukkan bahwa kucing tersebut merasa terancam, dan siap untuk segera melawan bila diperlukan.
Pada saat itu seorang sukarelawan di Humane Society of Silicon Valley mengambil kucing kecil Hamilton, dan meletakkannya di tangan Jay Stowe.Â
Kucing kecil ini bersikap sangat ramah pada saat itu, dan langsung tertidur. "Saya tidak bisa pergi tanpa dia" kata Jay Stowe.
Hingga akhirnya Jay Stowe mengadopsi kucing kecil Hamilton di California, yang merupakan sebuah negara bagian dan terletak di pesisir barat Amerika Serikat, dengan penduduk terbanyak di AS.
Butuh waktu yang tidak sebentar agar Hamilton mampu beradaptasi dengan rumah barunya. Setelah satu bulan lamanya Hamilton tinggal di rumah Jay Stowe, dan saat itulah Hamilton mulai bisa menerima keadaannya.