Saya pernah tergabung dalam perguruan karate di Indonesia anggota FORKI, yaitu Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia (KKI). Kata M dalam kalimat KKI ialah Matsuzaki. Aliran Kushin Ryu di Indonesia diperkenalkan oleh Sensei Horyu Sinya Matsuzaki, yang kini telah menyandang gelar sebagai Presiden Kushin Ryu Se-Dunia.
Bisa di lihat pada gambar dibawah ini, logo dari KKI (Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia).
Bentuk lambang KKI terdiri dari bunga melati, dengan kelopak berwarna putih, dengan bulatan pusat merah putih. Lambang KKI memiliki arti sebagai lambang kesatuan dan persatuan dari keluarga besar anggota-anggota KKI di Indonesia.
Orang yang mempraktekan karate disebut dengan karateka.
Karateka yo
Tidak hanya KKI saja yang menjadi anggota FORKI, masih ada  INKADO (Indonesia Karate-Do), INKAI (Institut Karate-Do Indonesia), AMURA (Karate-Do Indonesia), BKC (Bandung Karate Club), GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu), GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia), GOJU RYU ASS (Gojuryu Association), GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia), KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia), dan tentunya masih banyak lagi.
Setiap orang yang mengikuti bela diri tentunya akan memperoleh sebuah ilmu. Meskipun level tingkatan yang akan diperoleh setiap orang akan berbeda-beda. Setiap perguruan seni bela diri mempunya tingkatannya masing-masing.
Mulai dari tingkatan sabuk bewarna, atau yang lebih dikenal dengan Kyu. Tingkatan sabuk kyu dimulai dari kyu 7 dengan sabuk putih, kyu 6 dengan sabuk kuning, kyu 5 dengan sabuk hijau, kyu 4 dengan sabuk biru strip, kyu 3 dengan sabuk biru polos, kyu 2 dengan sabuk coklat strip, dan kyu 1 dengan sabuk coklat polos. Setelah itu dilanjutkan dengan sabuk hitam, yang dimulai dari DAN 1 hingga DAN selanjutnya.
Warna sabuk dalam dunia karate bisa dikatakan sebagai identitas bagi para karateka. Pada warna sabuk yang digunakan akan menjadi pembeda antara karateka pemula, dengan karateka yang sudah lama menekuni dunia karate.
Tidak hanya itu, sabuk juga dipergunakan sebagai proses untuk mendorong para karateka untuk terus belajar dan berlatih. Dengan adanya perbedaan sabuk diantara setiap karateka, akan menjadi pendorong bagi semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Sama-sama belajar untuk memperoleh sebuah ilmu.
