Perubahan iklim sangat signifikan dan menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini, dengan dampak yang meluas tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada stabilitas sistem keuangan.
Artikel ini membahas bagaimana perubahan iklim mempengaruhi stabilitas sistem keuangan melalui berbagai mekanisme seperti kebakaran hutan, kekeringan, banjir serta bencana alam lainnya ini mangakibatkan meningkatnya risiko fisik karena banyaknya hancur infrastruktur, rusaknya properti-properti dan berkurangnya rantai pasokan akibat perubahan iklim tersebut sehingga berpegaruh pada stabilitas keuangan.
Berikut beberapa risiko sekaligus tindakan yang ada:
1. Risiko Fisik
Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai. Risiko fisik ini dapat menghancurkan infrastruktur dan aset, yang berujung pada kerugian finansial bagi perusahaan dan lembaga keuangan. Misalnya, nilai properti yang terletak di daerah rawan bencana dapat menurun drastis, mempengaruhi portofolio kredit bank dan stabilitas pasar properti.
2. Risiko Transisi
Peralihan menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon dapat menciptakan risiko transisi. Kebijakan pemerintah yang lebih ketat terkait emisi karbon dan pergeseran menuju energi terbarukan dapat mengganggu industri tradisional seperti energi fosil. Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat dapat mengalami penurunan nilai, yang berdampak pada investor dan lembaga keuangan yang memiliki eksposur terhadap sektor tersebut.
3. Implikasi bagi Stabilitas Keuangan
Perubahan iklim dapat menyebabkan ketidakstabilan  sistem keuangan global.
Jika risiko-risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar sehingga dapat mengganggu sistem perbankan dan pasar modal.
4. Peran Kebijakan dan Regulasi
Pemerintah dan lembaga keuangan perlu bekerja sama untuk menciptakan kerangka kerja yang mendukung keberlanjutan.
Investasi ramah lingkungan dan kebijakan yang mendukung  transisi menuju perekonomian rendah karbon sangat penting untuk mengurangi risiko yang terkait dengan perubahan iklim.
Peraturan yang mewajibkan transparansi dalam pelaporan risiko iklim juga penting untuk meningkatkan kesadaran dan meminimalkan dampak negatif.
5. Kesadaran dan Tindakan Kolektif
Kesadaran akan pentingnya perubahan iklim dalam pendanaan semakin meningkat.
Investor, dunia usaha, dan lembaga keuangan kini lebih sadar akan tanggung jawab mereka untuk mengatasi masalah ini.
Tindakan kolektif dan inisiatif bersama merupakan kunci untuk memperkuat ketahanan sistem keuangan terhadap dampak perubahan iklim.
6. Kalkulator Hijau
Bank Indonesia bersinergi dengan kementrian koordinasi bidang kemaritiman dan investasi (Kemenko Marves) menginisiasi kalkulator hijau sebagai langkah nasional dalam mencapai target net zero emission.
Dampak perubahan iklim terhadap stabilitas keuangan bank sangat signifikan dan kompleks.
Risiko fisik dan transisi dapat mengancam kesehatan keuangan bank, sementara peraturan yang semakin ketat memerlukan adaptasi yang cepat.
Namun, terdapat juga peluang yang dapat dimanfaatkan melalui keuangan yang berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang tepat, bank  tidak hanya bisa bertahan, namun juga berkembang di era perubahan iklim.
Penting bagi industri perbankan untuk mengambil langkah proaktif dalam mengelola risiko dan memanfaatkan inovasi untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih berkelanjutan dan stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H