Masa anak-anak adalah waktu terbaik untuk mengingat. Daya serap otak mereka sangat baik di usia golden age ini, atau sering disebut periode emas. anak-anak adalah peniru ulung, apa yang dia lihat menarik, itulah yang akan dia lakukan tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Mengingat salah satu ciri-ciri anak usia dini adalah berfikir pendek / sederhana. Mereka belum mampu memahami mana hal yang baik dan mana hal yang buruk.
Pada masa inilah akan mudah bagi kita dalam mengajarkan banyak hal kepada mereka, atau menstimulasi perkembangan kemampuan mereka. Namun sebelumnya kita juga harus mengerti dan memahami dahulu mengenai tumbuh kembang dan stimulasi belajar anak.
Berikut kiat sukses dalam memberikan pembelajaran kepada anak untuk segala aspek perkembangan :
Pertama adalah materi yang diberikan berupa hal sederhana, karena anak belum mampu berfikir secara komplek. Misalnya kita ingin anak kita bisa cepat mampu membaca, sebaiknya tidak langsung diajarkan membaca suatu kata tetapi pahamkanlah anak terlebih dahulu dengan pengenalan warna dan bentuk.
Ke dua, ajarkan suatu pembelajaran kepada mereka ketika anak dalam keadaan yang baik, misalnya anak tidak dalam kondisi lapar, mengantuk, atau sakit. Karena jika dipaksakan malah akan membuat mereka stres dan bisa membuat mereka trauma, tidak mau belajar lagi. Berikan stimulasi / pembelajaran ketika anak dalam kondisi yang nyaman, gembira dan terlihat bersemangat.
Ke tiga, sajikan materi belajar dengan semenarik mungkin dan atraktif. Karena anak-anak itu sangat tertarik dengan hal-hal yang unik dan membuat mereka bergerak. Misalnya sajikan kegiatan dengan model permainan atau game, anak-anak akan merasa tertantang mengikuti kegiatan tersebut, sehingga bersemangat dalam belajar (bermain seraya belajar).
Ke empat, berikan suatu materi pembelajaran (stimulasi) dengan penyemangat lagu atau tepuk. Pada dasarnya anak-anak sangat menyukai musik atau suara alunan musik dan bernyanyi. Dalam proses kegiatan belajar di sekolah Taman Kanak-kanak ternyata metode bernyanyi dan tepuk ini justru lebih efektif untuk pembelajaran yang bersifat menghafal.
Ke lima, berikan hadiah sederhana apabila mereka telah berhasil dalam belajarnya. hadiah yang diberikan bukan hal yang besar, namun berkesan dan berikan pula mereka pujian atau kalimat-kalimat positif yang menyenangkan dan membangun. Jika anak berbuat kesalahan atau belum mampu belajarnya, sebaiknya jangan diberi hukuman namun bersabar perlahan berikan pengertian pembetulan dan sentuhan kasih sayang.
Ke enam, lakukan stimulasi dalam mengajari sesuatu kepada anak tersebut secara rutin dan teratur atau konsisten. Agar mereka sesering mungkin menerima dan mengingat apa yang telah kita ajarkan atau kita sampaikan. Apabila anak mengalami kebosanan kita harus berusaha kreatif dalam menyajikan kegiatan baru suapaya anak tetap bersemangat untuk mempelajarinya.
Berbagai cara tersebut berlaku untuk pemberian pembelajaran dalam rangka menstimulasi berbagai kemampuan perkembangan anak. Baik untuk kemampuan nilai agama dan moral, kemampuan fisik motorik, kemampuan kognitif, kemampuan bahasa, kemampuan sosial emosional, maupun kemampuan seni.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H