Banyaknya angka kecelakaan Bus Studi Banding atau Studi Tour dalam kurun waktu dua bulan ini. Di awali pada kasus kecelakaan Bus yang terjadi di Jawa Barat yang mengakibatkan puluhan siswa meninggal dunia dan salah satu diantaranya adalah warga setempat yang sedang melintas. Dua hari yang lalu kecelakaan terjadi di Jombang dan di Tanggamus, Lampung. Walaupun kedua kecelakaan tersebut berbeda Provinsi, harus menjadi perhatian pemerintah baik dinas Pendidikan maupun dinas Perhubungan untuk mengizinkan Studi Banding atau Studi Tour dengan bersyarat. Pagi ini, kecelakaan terjadi lagi di Ogan Komering Ulu Timur bus yang membawa siswa Sekolah Dasar yang melakukan Study Tour di Palembang. Kecelakaan tersebut belum diketahui bagaimana kronologinya. Setidaknya kecelakaan tersebut diakibatkan karena kelalaian Supir (mengantuk), Rem Blong serta oknum PO Bus yang tidak bertanggung jawab terhadap jasa yang ditawarkan kepada mitra Sekolah.Â
Jadi, Apa keuntungan yang didapatkan saat Study Tour?
Menurut Jannah (2020:5-6) dalam penelitiannya mengatakan karyawisata merupakan metode yang efektif di mana siswa dapat memahami dan memperoleh ilmu yang lebih mendalam tentang lingkungan di luar kelasnya dengan tujuan supaya siswa lebih memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan. Misal, Study Tour dengan tujuan ke tempat wisata beresejarah. Siswa dapat mengamati lebih nyata dan mendalam terkait benda-benda peninggalan masa lampau.
Merujuk pada pendapat Jannah, bahwasannya Study Tour itu sangat penting untuk siswa. Berkunjungnya siswa ke tempat bersejarah dapat mengamati secara langsung benda peninggalan sejarah, baik itu sejarah kemerdakaan maupun sejarah peradaban yang pernah ada di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah saat sebelum melakukan perjalanan Study Tour adalah memberikan pembekalan terhadap siswa yang berhubungan dengan karyawisata sejarah, selanjutnya guru atau pemandu harus memberikan bimbingan kepada siswa untuk hasil dari Study Tour itu sendiri. Mengecek kembali kendaraan yang akan membawa rombongan Study Tour dan memastikan kepada pihak penyedia jasa kendaraan.Â
Setelah berkunjung ke sebuah wisata Bersejarah, mereka melanjutkan lagi ke Pariwisata yang mungkin sangat memberatkan orangtua karena harus merogoh kantong untuk biaya yang tidak kecil, istilah jawa yakni sangu yang artinya harus memberikan uang. Orang tua setidaknya memberikan uang saku Minimum Rp1.000.000 untuk berangkat ke Study Tour. Banyak orangtua yang keberatan yang pada akhirnya mereka mau tidak mau harus mendapatkan uang sebanyak itu untuk ongkos putra/putrinya berangkat Study Tour. Ini yang membuat banyak orang tidak setuju jika sekolah mengadakan Study Tour.Â
Kembali lagi ke permasalahan utama kecelakaan Bus. Pihak dinas pendidikan harus mengambil langkah cepat untuk menghentikan angka kecelakaan yang terjadi saat Study Tour. Mungkin, pemerintah harus mengeluarkan surat himbauan bersyarat jika ingin melakukan Study Tour, atau mungkin larangan terhadap Study Tour. Pihak berikutnya adalah dinas Perhubungan juga harus mengeluarkan surat himbauan kepada pemilik PO Bus yang nakal jika kecelakaan tersebut disebabkan karena kelalaian atau memberikan punishmen dengan mencabutan izin atas usaha yang dimilikinya. Walau angka kecelakaan masih kecil, tetapi semua pihak harus bisa mencegah agar kecelakaan Bus Study Tour tidak terulang kembali.
Sumber:Â
Jannah, Farichatul (2020). Implementasi Metode Karyawisata dalam Mengembangkan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Usia Dini Pada Kelompok A di RA Ma’rifatul Ulum Kaliwungu Kudus Tahun 2019/2020. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H