Mohon tunggu...
atika ulfia adlina
atika ulfia adlina Mohon Tunggu... -

aku sedang merenungkan sang kekasih. atau itu tidak cukup? jadi, aku harus menjadi sang kekasih.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kemana Arah Berpikir Kita? Belajar Sejarah

14 Februari 2012   16:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya orang-orang islam pancen kudu punya mental berjuang keras, tidak gampang putus asa, rajin, semangat, jangan buru2 menilai sesuatu dengan materi.

saya mencermati, kedua hal di atas,  tidak mengalami perkembangan. Statis. Stagnan. Mati.wassalam. innalilahi. Diduga karena factor kesejahteraan masyarakat kurang terpenuhi. Terlebih kelompok sosial masyarakat yang berada di garis menengah ke bawah. Waaah kalau hal ini hubungannya dengan pemerintah (management). Ya to??
Kesejahteraan masyarakat yang kurang itu yang merubah orientasi hidup manusia kan sebenarnya. Jadi yang tadinya niatnya mengabdi jadi minta digaji.

Apa masyarakat itu gak bisa berusaha sendiri untuk kesejahteraan dirinya sendiri?????
Jawabnya: tidak.
Sebab, kesejahteraan masyarakat itu hubungannya dengan kebijakan yang ada dalam suatu Negara tertentu. Mending ga usah ada Negara, kalau masyarakatnya sengsara. Masyarakat justru bisa mandiri sendiri seandainya tidak terikat oleh sebuah Negara. Karena terikat oleh sebuah Negara itulah masyarakat jadi tidak bisa mandiri. [oohhh…sekarang kita bisa memahami to… mengapa daerah2 tertentu ingin melepaskan diri dari Negara ini?]

Sudaaah… tidak perlu ada demokrasi. Ada demokrasi tapi tidak bertanggung jawab, ah.. sama saja. Demontrasi besar2an di sana sini tak kenal waktu.

Sudaahhh…tidak perlu lagi ada otonomi daerah. Membuka peluang korupsi di mana-mana. Kecuali, otonomi daerah itu bisa mengembangkan daerahnya sendiri dengan kejujuran dan sportif.

Sudaaahh… tidak perlu kuliah ke luar negeri untuk mempelajari ilmu ketatanegaraan. Sebagai rakyat, saya kok pesimis itu bisa efektif. Toh! Banyak ilmuwan Negara ini yang bisa berpikir bijaksana tidak hanya pintar saja.

Sudaaahh… ambil peran yang banyak sekalian saja ya..pemerintah…terhadap rakyat itu, sesekali digalaki sesekali dipuji sesekali diingatkan sesekali digalaki lagi sesekali ditegasi.

Ayookk Belajar sejarah masa lalu, dimana Negara ini pernah berderajat tinggi dan berperadaban luhur. Benahi management nya nyooo….

Ayoookkk to.. ojo podo bodo2 (jangan pada bodoh bodoh jadi orang).
dedicated to all moslems, indonesian, and all readers :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun