Mohon tunggu...
Desi Fitriani
Desi Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

hai, Selamat Datang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bagaimana Pengaruh Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

30 April 2023   01:45 Diperbarui: 30 April 2023   02:14 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam proses peningkatan ekonomi, peningkatan moneter digunakan sebagai indikator pemenuhan pembangunan yang dilakukan oleh negara dan juga sebagai acuan untuk merumuskan aturan dan menentukan arah pembangunan di masa depan. peningkatan ekonomi yang positif menunjukkan pertumbuhan dalam sistem ekonomi. 

Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang negatif menunjukkan penurunan dalam perekonomian. Peningkatan ekonomi regional diukur dengan cara peningkatan Produk Domestik bruto Regional (PDRB). PDRB adalah keluaran yang dihasilkan oleh unsur-unsur manufaktur penduduk sekitarnya. Oleh karena itu, pemerintah setempat berupaya meningkatkan kuantitas produksi agar peningkatan ekonomi lokal meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang periode 2012-2016, PDRB tertinggi di Indonesia itu terus diraih oleh DKI Jakarta sebesar 1.222,52 triliun rupiah(Adisasmita, Raharjo.2013).

Dilihat dari informasi data pertumbuhan ekonomi, tidak semua provinsi mengikuti arah pertumbuhan nasional. Beberapa daerah mengikuti fluktuasi pertumbuhan ekonomi nasional dalam kisaran 4-6%. Provinsi tersebut adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa terkait, di Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.

Perdagangan nasional merupakan salah satu faktor penting yang dapat memajukan pertumbuhan ekonomi. perdagangan internasional merupakan dampak dari globalisasi. perubahan global diwujudkan dalam kegiatan ekspor impor Keikutsertaan Indonesia dalam banyak kerjasama terdekat tidak menjamin ekspor Indonesia akan terus meningkat. Bahkan, Indonesia juga telah melakukan sejumlah kerja sama bilateral dengan negara lain terhadap pertumbuhan ekspor, namun fakta yang terjadi di Indonesia dari tahun 2011 hingga 2016 progres perkembangan ekspor Indonesia terus menurun(Nasrullah,2014).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Pertumbuhan ekspor di Indonesia pada tahun 2011 – 2016 terus menerus mengalami penurunan. Terjadi penurunan yang signifikan antara tahun 2011 dan 2012. Pertumbuhan ekspor pada tahun 2011 sebesar 29,31% dan turun tajam pada tahun berikutnya mencapai 5,35%. Penurunan ini berlanjut di tahun 2016 hingga mencapai pertumbuhan -12,26%.

Pada generasi keterbukaan ekonomi, ketika daya beli masyarakat meningkat, maka masyarakat akan memiliki kecenderungan untuk melakukan konsumsi. Masyarakat sekarang mengkonsumsi bukan hanya barang dan jasa rumah tangga, tetapi juga barang dan penawaran luar negeri. Ini menyebabkan suatu negara untuk melakukan impor. 

Perubahan spesialisasi mendorong suatu negara untuk mengimpor demi kinerja produksi, tetapi ketika impor dilakukan secara independen dari kemampuan manufaktur dalam negeri, hal itu berdampak negatif pada perekonomian Negara tersebut. Untuk mengimpor, suatu negara harus mengeluarkan cadangan devisanya. Jika pengeluaran untuk cadangan devisa tidak selalu diimbangi dengan keuntungan devisa, hal itu mengurangi skala PDB dan menurunkan tingkat perkembangan ekonomi(Santoso, R.T.T, 2010).

Sistem perekonomian  negara dapat diukur dengan menggunakan peningkatan ekonomi negara tersebut. Semakin tinggi pertumbuhan moneter, semakin tinggi sistem ekonomi pada negara tersebut. Peningkatan kondisi ekonomi suatu negara memiliki dampak positif  pada kebutuhan umum negara dan aspek pasokan suatu negara. Peningkatan ekonomi merupakan salah satu masalah ekonomi makro. masyarakat suatu negara ingin berusaha untuk meningkatkan produktivitas dengan cara memaksimalkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Faktor produksi adalah modal, kerja keras dan tanah. Dengan perluasan pendanaan dalam bentuk modal, kerja keras, dan aset lainnya, kemampuan produksi akan terus berkembang pesat(Zulfahmi, 2006).

Ada dua pemikiran utama di balik prinsip Heckscher-Ohlin. pemikiran pertama adalah bahwa setiap produk memerlukan rasio faktor produksi yang berbeda. sebagai contoh, barang dagangan pertanian membutuhkan lebih banyak proporsi tenaga kerja per unit modal, bahkan sebagaimana produk-produk manufaktur membutuhkan mesin (modal) tambahan menurut pekerja.

Pemikiran kedua adalah bahwa setiap negara  memiliki kelimpahan faktor produksi yang berbeda. misalnya, lokasi internasional yang paling berkembang memiliki rasio modal yang besar sesuai dengan pekerja, sehingga industri di negara-negara maju dapat dianggap sebagai perusahaan dengan modal besar, sementara negara-negara berkembang memiliki rasio tenaga kerja yang sangat besar. sejalan dengan modal karena banyaknya variasi pekerja yang dipekerjakan dalam jumlah yang besar. Secara umum, negara-negara maju memang kaya modal dan negara-negara berkembang tentu kaya akan modal dan  kaya akan tenaga kerja (Todaro, 2011).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan global mempengaruhi perkembangan ekonomi. Ekspor juga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi tingkat ekspor maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin tinggi. 

Peningkatan di sektor produksi bahkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sehingga upah yang nantinya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga juga dapat meningkat. itu adalah stimulan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Impor juga memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena fakta bahwa impor pasti terkait dengan peningkatan ekonomi karena masyarakat umum mengimpor ke Indonesia dalam bentuk barang-barang manufaktur. barang industri selanjutnya dibagi menjadi barang modal dan barang klien termasuk elektronik dan otomotif. Itulah aspek terpenting di balik dampak positif impor terhadap pertumbuhan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun