Mohon tunggu...
Desi Fatmawati
Desi Fatmawati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Jarene bapak " gak oleh sombong"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menerapkan Disiplin Sang Buah Hati, Tanpa Adanya Kekerasan

14 September 2019   19:40 Diperbarui: 14 September 2019   19:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak yang marah-marah, anak yang sedih berlebihan, anak yang ragu-ragu dalam situasi baru semua sangat wajar. Tetapi pada saat orang tuanya siap secara emosional anak juga akan lebih yakin akan kemampuan dirinya untuk bisa maju..

Berbicara tentang disiplin juga sangat erat kaitanya dengan strategi yang digunakan oleh orang tua. Nah strategi yang paling sering digunakan sayangnya masih menghukum. Padahal hukuman tidak efektif untuk jangka panjang. Hukuman seringkali membuat anak Berhenti melakukan perilaku.

Pada saat anak diberi hukuman, dicubit dibentak dan sebagainya, untuk menghentikan perilaku. Tetapi, kemudian perilaku akan diulang lagi dalam kesempatan yang lain karena yang muncul adalah kepatuhan pada hukuman bukan kesadaran dari dalam diri.

yang perlu dilakukan adalah memberikan konsekuensi untuk anak. Konsekuensi yang berkait dengan perilakunya.

Apa perbedaan utama konsekuensi dengan hukuman.

Konsekuensi seringkali adalah konsekuensi alami nya ketinggalan bekal makanan. Jadi konsekuensinya seringkali dia tidak makan di sekolah di jam istirahat. itu seringkali jadi pelajaran yang lebih berharga dibandingkan ditambah dengan hukuman tambahan. karena, kemudian sadar pentingnya menyiapkan barang-barang sebelum dan setelah itu juga selalu memberikan pelajaran kita memberikan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan. Semua konsekuensi yang menjadi pelajaran itu dilakukan juga dengan masuk akal dan tidak berlebihan. 

Misalnya, mempercayai sesuatu agar Ia mendapatkan sesuatu. "merapikan tempat tidur agar mendapatkan bintang, atau mendapatkan uang tambahan berpuasa".

Untuk mendapatkan uang dalam jumlah tertentu pada akhirnya tidak menumbuhkan motivasi diri yang tumbuh adalah anak-anak yang ketergantungan pada sogokan. Setiap kali melakukan sesuatu dia ingin dipuji oleh orang lain atau ingin mendapatkan sesuatu padahal tanggung jawab muncul karena kesadaran dari dalam diri. 

Kenapa membersihkan tempat tidur?karena itu tanggung jawab dalam keluarga kita, anak punya tanggung jawab sebagai mana orang tua.

 Jika ternyata pada saat kita memberikan lingkungan, kita menekankan pentingnya melakukan sesuatu untuk diri sendiri. 

Dukungan muncul di saat-saat sulit yang susah diselesaikan. Anak membutuhkan dukungan yang lebih besar daripada sogokan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun