Mohon tunggu...
Desifa Kurnia S
Desifa Kurnia S Mohon Tunggu... Freelancer - In the name of Allah

Love, Life, and Nature || BE YOUrself

Selanjutnya

Tutup

Money

Audit Terhadap Siklus Persediaan dan Pergudangan

3 April 2016   11:47 Diperbarui: 4 April 2017   16:25 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Deskripsi Persediaan

Sediaan atau persediaan adalah unsure aktiva yang disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan bisnis atau barang-barang yang digunakan untuk mengolah produk yang akan djual. Dalam perusahaan dagang, persediaan berupa barang dagangan yang akan dijual kembali. Sedangkan dalam perusahaan manufaktur persediaan berupa bahan baku dan bahan penolong, produk dalam proses, produk jadi, bahan habis pakai, dan suku cadang. Dalam audit, sediaan mendapat perhatian lebih besar untuk diaudit karena berbagai alasan salah satunya adalah karena pada umumnya sediaan adalah komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya masalah-masalah besar.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Sediaan di Neraca

Ada 7 Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam penyajian sediaan di neraca, berikut ini beberapa diantaranya :

  1. Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos sediaan.
  2. Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung. Kos pengganti kini (current replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama.
  3. Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus disajikan sebagai akun pengurang laba ditahan.

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Sediaan

Ada 6 tujuan audit terhadap sediaan, yaitu :

Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan persediaan
Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang di cantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan dineraca
Membuktikan  asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan dineraca
Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan dineraca
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca
Selain itu, berdasarkan rerangka tujuan pengujian substantive, tujuan utama terhadap sediaan ini adalah untuk membuktikan bahwa saldo akun sediaan yang dicantumkan dineraca mencerminkan saldo akun sediaan produk jadi, sediaan suku cadang, sediaan barang habis pakai pabrik (factory supplies) yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantive yang digolongkan kedalam 5 kelompok yaitu :

1.      Prosedur Audit Awal

Prosedur ini dilakukan auditor untuk membuktikan apakah saldo sediaan di neraca sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca. Untuk membuktikan hal tersebut, auditor merekonsiliasi informasi sediaan dineraca dengan catatan akuntansi yang mendukung pengadaan sediaan tersebut. Dalam melakukan rekonsiliasi tersebut, auditor melakukan 5 prosedur, yaitu :

  1. Mengusut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar
  2. Menghitung kembali saldo akun sediaan di buku besar
  3. Mengusut saldo awal sediaan ke kertas kerja tahun lalu
  4. Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan ke jurnal yang bersangkutan
  5. Melakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun control sediaan di buku besar.

2.      Prosedur Analitik

Prosedur ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang disajikan di neraca. Untuk melakukan pengecekan tersebut, auditor melakukan penghitungan berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan.   

3.      Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Keandalan saldo akun sediaan ditentukan oleh keterjadian pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha  dengan transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian. Selain itu ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi yang disebutkan tadi.

Pengujian terhadap transaksi rinci dapat dilakukan dengan :

  1. Memeriksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
  2. Melakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten atau tidak dalam memperhitungkan transaksi.

4.      Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci

Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan dengan cara :

  1. Memeriksa instruksi tertulis mengenai penghitungan fisik sediaan
  2. Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh klien

      Tujuan dilakukannya pengamatan tersebut adalah :

  1. Untuk menguji efektifitas pengendalian intern terhadap sediaan
  2. Untuk menguji kewajaran infromasi sediaan yang dicantumkan di neraca

Mengirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar

Lakukan pengujian terhadap penilaian sediaan  yang dimaksudkan untukmenilai kewajaran penentuan nilai pasar dan kos sediaan pada tanggal neraca.

5.      Verifikasi terhadap Penyajian dan Pengungkapan

Berdasarkan Prinsip Akuntansi Berterima Umum, auditor melakukan verifikasi penyajian sediaan di neraca dengan cara :

1.      Memeriksa klasifikasi sediaan di neraca

2.      Memeriksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan

3.      Melakukan analytical review terhadap sediaan

 

Sumber :

Mulyadi, Auditing Buku 2 Edisi 6. Salemba Empat, Jakarta. 2014

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun