Mohon tunggu...
Desi Eka Nuryanti
Desi Eka Nuryanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IPICOM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Demokrasi dan Digitalisasi

11 April 2022   14:20 Diperbarui: 11 April 2022   14:42 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta -- Universitas Ahmad Dahlan menggelar acara Seminar Pra-Mukhtamar Muhammadiyah 2022 dengan mengangkat tema "Media, Masyarakat Digital, dan Dakwah Muhammadiyah" pada (10/3). Seminar ini dilaksanakan secara luring di Ruang Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan dan juga secara daring menggunakan platform zoom.

 Seminar Pra-Mukhtamar Muhammadiyah 2022 menghadirkan sejumlah narasumber salah satunya adalah Agus Suryo Sudibyo, Ketua Komisi Hubungan antar Lembaga dan Internasional Dewan Pers dan dimoderatori oleh Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A., M.IR.

Dalam sambutannya, Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan mengatakan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah saat ini sudah memasuki usia 110 tahun. Dalam usia ini Persyarikatan Muhammadiyah mampu memberikan banyak dedikasi serta kontribusi bagi masyarakat Indonesia semua.

 "Tantangan yang dihadapi oleh Persyarikatan Muhammadiyah saat ini adalah distrubsi  teknologi digital, oleh karena itu persyarikatan muhammadiyah harus memerankan diri sebagai pelaku transformasi digital. 

Alasan diangkatnya tema ini adalah karena tema ini adalah suatu kondisi yang sangat relevan dengan keadaan Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki tugas dan juga spirit dakwah dengan mengambil perannya pada bagian digital", ungkapnya.

Agus Sudibyo memaparkan materi tentang hubungan antara digitalisasi dan demokrasi di Indonesia maupun di Negara lain. Agus Sudibyo memulai dengan kasus sebelum Pemilu Amerika Serikat yang dimenangkan oleh Donald Trump. "Pada saat itu terjadi demostrasi berbalas demostrasi di kota Houston Texas oleh kelompok non-muslim yang menentang pendirian Islamic Dakwah Center. 

Hal ini bermula ketika di media sosial ada dua fanspage yang pesertanya sangat aktif dan berusaha saling menjatuhkan, akan tetapi ternyata dua fanspage ini adalah fanspage abal-abal, yaitu bukan buatan Amerika Serikat, bukan muslim Amerika Serikat ataupun anti muslim Amerika Serikat, akan tetapi justru buatan Rusia. 

Dua fanspage ini adalah buatan Internet Riset Agency yang interes-nya sebanrnya bukan terkaiat muslim ataupun non-muslim, akan tetapi pemilu yang pada akhirnya dimenangkan oleh Donald Trump. Orang amerika sendiri baru menyadari hal ini setelah satu tahun kemudian , mereka menyadari bahwasannya mereka sedang diadu domba oleh pihak asing", ujar Agus Sudibyo.

Menurut Agus Sudibyo fenomena digitalisasi yang tidak bisa dihindari adalah yang relative berimbang antara cara pandang yang positif, optimis, dengan cara pandang yang kritik dan selektif terhadap fenomena digitalisasi.

Dalam akhir materi Agus Sudibyo menungkapkan "Menurut saya pernyataan yang sangat penting sebagai persyarikatan, sebagai bangsa, itu semangatnya bukan anti platform , bukan anti teknologi tetapi untuk menghadapi teknologi itu dengan rasional, hati-hati, dan juga kedewasaan tertentu Kalau tidak beigu maka bukan kita yang akan menguasai teknologi, tetapi kita yang akan terjajah teknologi", jelasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun