Mohon tunggu...
Desi Cahyati
Desi Cahyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya sangat suka membacaa novell

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Salwa Sang Gadis Tumpuan Keluarga

14 Januari 2025   19:04 Diperbarui: 14 Januari 2025   19:04 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salwa Azzahra, yang akrab disapa Wawa, adalah seorang gadis kelahiran 8 April 2004 di Cicalengka, Bandung. Ia tumbuh dalam keluarga yang cukup berkecukupan bersama kedua orang tuanya dan dua adik perempuan, yang memiliki rentang usia cukup jauh dengannya. keluarganya sangat humoris sejak kecil, Salwa dikenal sebagai pribadi yang ceria, mandiri, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Bahkan dirinya ikut beberapa kegiatan salah satunya Karate, waktu kecil juga dirinya sering sekali meraih juara di kelasnya. Pendidikan dasarnya ia tempuh di SD Cikuya III, sebelum melanjutkan ke SMP dan SMA Bina Muda Bandung Cicaengka.

Saat masih duduk di bangku SMA, Salwa sangat senang sekali melihat vidio dan konten yang berhubungan dengan kesehatan gigi sehingga dirinya memiliki cita-cita besar untuk menjadi seorang dokter gigi. Ia memimpikan profesi tersebut karena kecintaannya pada dunia kesehatan dan keinginannya membantu banyak orang. Namun, perjalanan untuk mewujudkan cita-cita itu terhenti ketika wabah Covid-19 melanda Indonesia. Pandemi tersebut tidak hanya menghentikan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, tetapi juga berdampak pada perekonomian keluarganya. Orang tuanya mengalami kesulitan pekerjaan, sehingga Salwa harus merelakan impiannya untuk melanjutkan pendidikan di bidang kedokteran gigi demi membantu keluarganya.

Selepas lulus SMA, dirinya sempat bingung apakah dirinya harus berkerja atau menunggu ekonomi keluarganya lancar agar dirinya bisa bersekolah lagi, namun akhirnya Salwa memutuskan bekerja di salah satu pabrik yang berada dekat dengan rumahnya. Karena ia merasa mungkin memang bukan takdirnya. Dengan penghasilannya, ia mampu membantu meringankan beban keluarga, termasuk membiayai pendidikan adik-adiknya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dirinya juga terkadang membantu ibunya yang selalu menyiapkan atau membuat bolu pesanan untuk orang lain. Meski pekerjaan yang dijalani tidak sesuai dengan mimpinya, Salwa menjalani setiap harinya dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab. Ia bangga dapat menjadi tumpuan keluarganya di masa sulit seperti ini.

Meskipun terkadang di sisi lain, Salwa tidak bisa menghindari rasa iri ketika melihat teman-teman sebayanya mulai melangkah mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Namun, ia tidak membiarkan perasaan itu menguasai dirinya. Ia belajar menerima kenyataan dan memilih untuk tetap bersyukur atas apa yang dimilikinya. Bagi Salwa, setiap kejadian pasti memiliki alasan dan hikmah yang tersembunyi. Ia yakin bahwa Tuhan memiliki rencana indah untuknya di masa depan, selama ia tetap bersabar dan bersyukur.

Salwa juga memiliki harapan besar untuk masa depan adik-adiknya. Ia ingin mereka dapat meraih mimpi tanpa menghadapi hambatan seperti yang ia alami. Dirinya berjanji untuk membuat keluarganya selalu terpenuhi dan tidak merasakan kekurangan lagi. Baginya, kebahagiaan terbesar adalah melihat adik-adiknya sukses dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Meskipun perjalanan hidupnya tidak seperti yang ia bayangkan, Salwa merasa bangga dengan peran yang ia jalani saat ini. Ia percaya bahwa segala pengorbanan dan kerja keras yang dilakukannya akan berbuah manis suatu hari nanti. Salwa adalah sosok inspiratif yang menunjukkan bahwa meski mimpi harus tertunda, harapan dan keikhlasan dapat menjadi kekuatan untuk terus melangkah maju.

Motto yang di berikan Salwa "Hidup bukan hanya tentang mencapai mimpi, tapi tentang belajar dari perjalanan dan nikmati setaip langkahnya, meski tujuam tak selalu tercapai."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun