Mohon tunggu...
Desi Permata Sari Batee
Desi Permata Sari Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNDIRA 121211067 DOSEN Prof.Dr,Apollo, M.Si.Ak

MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

The Cognitive Interview Fishe, Geiselman 1992

1 Juli 2024   11:42 Diperbarui: 1 Juli 2024   12:15 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini dilakukan dengan meminta saksi untuk menggambarkan kondisi fisik dan emosional mereka pada saat kejadian, serta mencoba memulihkan suasana dan lingkungan sekitar. Dengan mengaktifkan kembali konteks ini, saksi diharapkan dapat mengakses ingatannya lebih baik dan memberikan informasi yang lebih akurat.

Selanjutnya, pendekatan ini juga mengandalkan "report everything" atau melaporkan segala sesuatu yang diingat saksi, bahkan jika tampaknya tidak relevan atau tidak penting pada saat itu. Hal ini penting karena memori manusia sering kali menyimpan informasi yang tidak langsung terlihat penting namun dapat menjadi kunci untuk memahami peristiwa secara menyeluruh. 

Dengan mendorong saksi untuk melaporkan semua yang mereka ingat, Wawancara Kognitif berusaha untuk mengumpulkan sebanyak mungkin potongan informasi yang nantinya dapat digunakan untuk membangun narasi yang konsisten dan akurat.

Selain itu, terdapat juga strategi "change perspective" atau mengubah sudut pandang, yang mengajak saksi untuk melihat kejadian dari berbagai perspektif yang berbeda. Ini membantu menghindari kesan bahwa ingatan saksi terbatas pada satu sudut pandang saja, yang dapat mempersempit pemahaman terhadap peristiwa yang sebenarnya kompleks. 

Dengan menggali berbagai sudut pandang dan pengalaman subjektif dari saksi, penyidik dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang sebenarnya terjadi, serta mengidentifikasi kemungkinan adanya perbedaan dalam persepsi antara saksi yang berbeda.

Pendekatan terakhir dari Wawancara Kognitif adalah "change order" atau mengubah urutan, yang mendorong saksi untuk menceritakan kejadian dalam urutan yang berbeda dari yang biasanya mereka lakukan. Hal ini bermanfaat karena memori manusia tidak selalu mengingat peristiwa dalam urutan kronologis yang tepat, terutama saat terdapat faktor stres atau kebingungan yang terlibat. 

Dengan mengizinkan saksi untuk menceritakan peristiwa dalam urutan yang tidak konvensional, teknik ini dapat membuka jendela bagi informasi tambahan yang mungkin terlewatkan dalam wawancara konvensional.

Selain komponen-komponen utama ini, Wawancara Kognitif juga menekankan pentingnya interaksi yang efektif antara penyidik dan saksi. Berbeda dengan pendekatan tradisional yang lebih sering bersifat interogatif dan mendikte, pendekatan ini berusaha untuk menciptakan lingkungan wawancara yang kolaboratif dan mendukung. 

Penyidik diajarkan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, mengajukan pertanyaan terbuka, dan menghindari memberikan sugesti atau mempengaruhi jawaban saksi. 

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas informasi yang diperoleh, tetapi juga dapat membantu membangun kepercayaan antara saksi dan penyidik, yang merupakan aspek penting dalam memfasilitasi proses pengungkapan informasi yang tepat.

Selanjutnya, implementasi Wawancara Kognitif juga mempertimbangkan konteks praktis di mana teknik ini diterapkan. Misalnya, dalam konteks investigasi kriminal, penting untuk mempertimbangkan tingkat kecemasan atau trauma yang mungkin dialami oleh saksi, dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengingat dan menceritakan peristiwa. Oleh karena itu, pendekatan ini juga mengintegrasikan strategi untuk mengelola emosi saksi dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung selama proses wawancara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun