Mohon tunggu...
desiananurfitri
desiananurfitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bela Negara Kemakmuran Bangsa: Penguatan Kemandirian Farmasi Sebagai strategi Utama

18 Desember 2024   17:50 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjemputan mahasiswa Farmasi

Bela negara merupakan suatu kewajiban yang dimiliki oleh setiap warga negara. Sebagai warga negara, kita berkewajiban untuk berperan aktif dalam menjaga kedaulatan, persatuan, dan kemakmuran bangsa. Tanggung jawab ini tidak hanya mencakup kontribusi dalam bidang militer, tetapi juga dalam berbagai aspek pembangunan negara yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk bela negara yang sering terabaikan adalah bela negara dalam bidang kesehatan, khususnya bidang farmasi. Kesehatan yang baik adalah syarat utama untuk memastikan produktivitas dan stabilitas sebuah negara. Dalam konteks ini, bela negara bisa diwujudkan dengan cara memperkuat kemandirian di bidang farmasi. Mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri adalah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Langkah tersebut juga akan memastikan ketersediaan obat-obatan yang terjangkau dan merata, serta meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Oleh karena itu, penguatan bidang farmasi seharusnya menjadi prioritas dalam strategi bela negara yang berfokus pada kemakmuran bangsa.

Kemandirian farmasi merujuk pada kemampuan suatu negara untuk memproduksi obat-obatan esensial secara mandiri, tanpa bergantung pada bahan baku dari negara lain. Saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal bahan baku obat, karena lebih dari 90% bahan baku farmasi yang digunakan unutk membuat obat-obatan di dalam negeri berasal dari impor. Ketergantungan ini tentunya menimbulkan banyak dampak bagi Indonesia. Hal ini tidak hanya meningkatkan biaya produksi, tetapi juga menjadikan Indonesia rentan terhadap gangguan pasokan global, seperti yang terlihat selama pandemi COVID-19. Keterbatasan stok obat-obatan esensial yang terjadi pada saat itu menunjukkan betapa pentingnya kemandirian farmasi bagi ketahanan nasional. Kemandirian farmasi sebagai bagian dari bela negara memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat, khususnya dalam hal obat, dapat dipenuhi tanpa terpengaruh oleh fluktuasi dinamika global yang tidak dapat dikendalikan.

                                                                                                              (Sumber: Ig:fakultairfarmasi)

Untuk mewujudkan kemandirian farmasi, dibutuhkan pendekatan yang komprehensif, mencakup berbagai aspek mulai dari penelitian hingga distribusi. Indonesia memiliki kekayaan hayati yang melimpah, termasuk ribuan spesies tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tanaman obat lokal seperti jahe, temulawak, dan sambiloto memiliki potensi farmakologis yang dapat dikembangkan menjadi produk farmasi yang modern dan bersaing di pasar global. Perguruan tinggi, termasuk Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), memegang peranan penting dalam mendukung penelitian berbasis kekayaan hayati. Melalui keterlibatan mahasiswa farmasi dalam proyek penelitian, potensi lokal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk farmasi berkualitas yang siap bersaing di pasar global. Dalam konteks ini, bidang pendidikan berperan penting sebagai motor penggerak dalam upaya mencapai kemandirian farmasi.
Selain itu, industri farmasi lokal juga perlu didorong dan didukung untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan dukungan finansial kepada perusahaan farmasi dalam negeri, seperti pembebasan pajak dan kemudahan akses terhadap pendanaan. Perlindungan terhadap produk dalam negeri juga diperlukan agar industri farmasi lokal dapat berkembang dengan baik. Kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi di bidang farmasi. Penguasaan teknologi juga menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi farmasi. Teknologi seperti fermentasi dan bioteknologi dapat digunakan untuk menghasilkan bahan aktif obat secara lebih efisien, yang pada gilirannya dapat menurunkan biaya produksi. Regulasi yang mendukung kemandirian farmasi harus diperkuat. Pemerintah bisa menetapkan kebijakan yang mendorong penggunaan bahan baku lokal oleh industri farmasi dan memberikan insentif bagi perusahaan yang memenuhi target tersebut. Dengan adanya kebijakan yang jelas dan terarah, para pelaku industri akan lebih termotivasi untuk mendukung penguatan bidang farmasi nasional. Langkah-langkah ini dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan memperkuat ketahanan kesehatan nasional, yang pada akhirnya berkontribusi pada bela negara.

pengenalan laboratorium
pengenalan laboratorium
                                                                                                                 (sumber: Ig:Fakultairfarmasi)

Kemandirian farmasi memiliki dampak yang luas, tidak hanya dalam bidang kesehatan tetapi juga dalam bidang ekonomi dan sosial. Dengan kemampuan untuk memproduksi obat secara mandiri, Indonesia dapat memastikan ketersediaan obat yang stabil, terutama dalam keadaan darurat atau krisis. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah gangguan dalam sistem pelayanan kesehatan. Ketergantungan pada bahan baku farmasi impor menjadikan Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga global. Dengan memproduksi bahan baku farmasi secara mandiri, Indonesia dapat mengurangi pengeluaran devisa serta meningkatkan daya saing ekonomi negara. Selain itu, produksi obat dalam negeri memungkinkan distribusi yang lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau. Ini mendukung tujuan bela negara dengan menciptakan pemerataan sosial dalam hal akses terhadap layanan kesehatan. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal berkualitas, Indonesia dapat bersaing di pasar farmasi global. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang mandiri dan inovatif.
Sebagai bagian dari bidang akademik, mahasiswa farmasi memiliki peran penting dalam memperkuat kemandirian farmasi sebagai wujud bela negara. Di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), mahasiswa farmasi dapat berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat bidang farmasi nasional. Salah satunya adalah melalui penelitian yang berfokus pada pengembangan bahan lokal untuk obat-obatan. Dengan dukungan dari dosen dan fasilitas yang ada di kampus, penelitian ini bisa menghasilkan inovasi farmasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Melalui program pengabdian masyarakat, mahasiswa Unissula juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya penggunaan obat yang rasional dan mengedukasi tentang produk farmasi lokal. Upaya ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kemandirian farmasi dan pemanfaatan produk lokal. Selain itu, mahasiswa Unissula juga dapat mengikuti program magang di industri farmasi untuk memperoleh pengalaman praktis yang berharga mengenai proses produksi dan distribusi obat. Pengalaman ini dapat memperkaya wawasan mahasiswa dan memungkinkan mereka memberikan kontribusi yang lebih besar dalam bidang farmasi.

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Bela negara tidak hanya terbatas pada upaya pertahanan militer, tetapi juga mencakup upaya membangun kekuatan dalam negeri, termasuk dalam bidang kesehatan, untuk mencapai kemakmuran bersama. Dalam hal ini, penguatan kemandirian farmasi merupakan langkah strategis yang dapat mendukung ketahanan kesehatan nasional. Dengan memanfaatkan kekayaan hayati lokal, meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, dan mendorong pengembangan teknologi farmasi, bidang farmasi dapat menjadi salah satu pilar penting dalam bela negara. Sebagai mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), peran aktif dalam mendukung kemandirian farmasi merupakan suatu bentuk nyata sebagai kontribusi mahasiswa terhadap bela negara. Melalui penelitian, edukasi, dan kolaborasi, diharapkan mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membantu menciptakan sistem kesehatan yang mandiri dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah ini, bidang farmasi tidak hanya akan mendukung kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi pilar penting dalam mewujudkan kemakmuran dan kedaulatan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun