Mohon tunggu...
desi kusumawati
desi kusumawati Mohon Tunggu... Dosen - Universitas PGRI Madiun

Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains Universitas PGRI Madiun

Selanjutnya

Tutup

Healthy

BKKBN Ajak Mahasiswa UNIPMA Peduli Stunting dengan Kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Kehamilan

6 September 2023   13:44 Diperbarui: 6 September 2023   16:20 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau juga memaparkan bahwa keadaan psikis & ketegangan emosi ibu juga turut mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres & emosi yg mendalam mampu menyebabkan bayi mengalami kesulitan kelahiran normal. Guncangan emosi dengan kejadian aborsi, akan menyebabkan kelahiran prematur, kesulitan bayi yang baru lahir & cacat fisik.

Pembicara Kedua Ibu Siti Rohamani S. ST memaparkan bahwa "Kondisi fisik ibu hamil harus sehat dan fit. Ibu hamil akan cenderung mudah lelah sehingga mereka harus membatasi kegiatan yang berat dan kegiatan yang menimbulkan guncangan pada bayi. Melakukan kegiatan yang berat akan membuat pendarahan pada rahim dan membuat bayi lahir prematur"

(Dok desikusumawati _farmasi )
(Dok desikusumawati _farmasi )

Kegiatan sosialisasi kehamilan juga dilaksanakan dengan membagikan flayer kepada ibu hamil dengan tema nutrisi esensial tiap trisemester kehamilan. Ketika sedang hamil, metabolisme ibu hamil meningkat guna mendukung pertumbuhan janin, oleh karena itu dibutuhkan peningkatan asupan vitamin serta mineral, selain dari asupan energi, protein, dan lemak. Pada awal kehamilan, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi asam folat, vitamin B12, vitamin D, dan protein, serta menjaga keseimbangan menu dengan menyertakan sayuran hijau. Selama trimester kedua, ibu hamil sebaiknya memperhatikan asupan protein, vitamin A, kalsium, dan zat besi, sambil tetap menjaga menu yang seimbang dengan tambahan protein, sayuran hijau, dan buah. Pada trimester akhir, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi protein, vitamin B6, vitamin C, seng, dan iodium, serta menjalankan menu seimbang dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna yang melibatkan buah yang kaya antioksidan. Ibu hamil juga memiliki kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya pangan lokal seperti ikan laut, daun kelor, kacang mede, tahu, dan tempe dalam menu makanan mereka. Selain itu, mempertimbangkan penggunaan susu serta vitamin yang mendukung pertumbuhan janin yang sehat adalah hal yang penting.

Sebagai penutup kegiatan sosialisasi, kelompok gamananta memberikan kesempatan kepada Ibu hamil untuk melakukan konsultasi mengenai kehamilan kepada bidan yang ahli. Kegiatan ini disambut antusias oleh ibu hamil dibuktikan dengan seluruh ibu hamil yang melakukan konsultasi kehamilan.

(Dok desikusumawati _farmasi )
(Dok desikusumawati _farmasi )

Kegiatan sosialisasi dan konsultasi kehamilan mampu memberikan  pengetahuan baru dan sebagai wadah bagi Ibu hamil untuk memastikan bahwa bayi mereka tumbuh dengan baik dan sehat. "Mampu menambah pengetahuan mengenai kehamilan dan pasca kehamilan" tulis salah satu ibu hamil dari kuisioner yang  dibagikan sebagai umpan balik dari kegiatan ini.

Daftar Pustaka

  • Aguayo, V. M., & Menon, P. (2016). Introduction Stop stunting : improving child feeding , women ’ s nutrition and household sanitation in South Asia. 12, 3–11. https://doi.org/10.1111/mcn.12283
  • Akombi, B. J., Agho, K. E., Hall, J. J., Merom, D., Astell-burt, T., & Renzaho, A. M. N. (2017). Stunting and severe stunting among children under-5 years in Nigeria : A multilevel analysis. BMC Pediatrics, 1–16. https://doi.org/10.1186/s12887-016-0770-z
  • BAPPENAS. (2019). Modul Pelatihan Manajemen Intervensi Stunting Terintegrasi Bagi Staf Teknis OPD di Kabupaten / Kota.
  • Kementerian Kesehatan. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.
  • Kementerian Kesehatan. (2013). Panduan Manajemen Pemberian. Kemeterian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA.
  •  Kementerian Kesehatan. (2018). Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan Stunting di Indonesi. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemeterian Kesehatan.
  • Rohmah, F. N., & Arifah, S. (2021). Optimalisasi Peran Kader Kesehatan dalam Deteksi Dini Stunting. 1, 95–102.
  • Saputri, R. A. (2019). Hulu-Hilir Penanggulangan Stunting Di Indonesia. Political Issues, 1 nomor 1(July). https://doi.org/10.33019/jpi.v1i1.2
  • Stewart, C. P., Iannotti, L., Dewey, K. G., Michaelsen, K. F., & Onyango, A. W. (2013). Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. 9, 27–45. https://doi.org/10.1111/mcn.12088
  • Trihono, Atmarita, Tjandrarini, D. H., Irawati, A., Utami, N. H., Tejayanti, T., 189 & Nurlinawati, I. (2015). PENDEK (STUNTING) DI INDONESIA, MASALAH DAN SOLUSINYA. Lembaga Penerbit Balitbangkes.
  • UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition - The achievable imperative for global progress. United Nations Children’s fund. Vaivada, T., Akseer, N., Akseer, S., Somaskandan, A., Stefopulos, M., & Bhutta, Z. A. (2020). Stunting in childhood : an overview of global burden , trends , determinants , and drivers of decline. 112.
  • WHO. (2013). Childhood Stunting: Context, Causes and Consequences WHO Conceptual Framework. Who, 9(2), 27–45.
  • WHO. (2018). REDUCING STUNTING IN CHILDREN Equity Considerations for Achieving the Global Nutrition Targets 2025.
  • Widyaningrum, D. A., & Romadoni, D. A. (2018). Riwayat Anemia Kehamilan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Desa Ketandan Dagangan Madiun. 10(2).
  • Wigle, J. M., Akseer, N., Mogilevskii, R., Brar, S., Conway, K., Enikeeva, Z., Iamshchikova, M., Islam, M., Kirbasheva, D., Rappaport, A. I., Tasic, H., Vaivada, T., & Bhutta, Z. A. (2020). Drivers of stunting reduction in the Kyrgyz Republic : A country case study. 112, 830–843.
  • Wulandari, H., & Kusumastuti, I. (2020). Peran Bidan, Peran Kader, Dukungan Keluarga dan Motivasi Ibu terhadap Perilaku Ibu dalam Pencegahan Stunting. 19(2), 73–80.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun