Mohon tunggu...
Desi Moulida
Desi Moulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar menulis

Jangan beritahu mereka tentag rencana mu Tapi tunjukkan Pada mereka hasil mu:)

Selanjutnya

Tutup

Nature

"Invest in Our Planet, Investasi Bumi Dibajak Oligarki"

27 April 2022   14:51 Diperbarui: 27 April 2022   14:58 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HabaTanyoe | Meulaboh-Peringatan hari Bumi tahun 2022 diperingati dengan tema invest in our planet. Peringatan hari yang dimulai tahun 1970 ini dilatarbelakangi aktivitas pabrik yang menghasilkan asap beracun dan dibuang berton-ton limbah beracun ke sungai sehingga meningkatkannya kekhawatiran kelebihan polusi udara, hilangnya keanekaragaman hayati dan menurunnya kualitas lingkungan. Ada 20 juta orang Amerika baik dari sekolah dan komunitas lokal berdemonstrasi di berbagai kota.

Berdasarkan rilis yang diterima dialeksi.com Sabtu (23/4/2020), 50 tahun berlalu, sejak dimulainya peringatan hari Bumi ini, tidak ada perbaikan signifikan yang terjadi, bahkan yang terjadi adalah kekhawatiran bahwa planet ini sudah semakin rentan akibat kegiatan eksploitasi tanpa kendali. Salah satu ancaman terbesarnya adalah krisis iklim.

Terkait dengan tema invest in our planet, negara dan rakyat sebenarnya telah melakukan tindakan yang cukup signifikan untuk menahan laju perubahan iklim, gerakan rehabilitasi hutan dan lahan, pengendalian kebakaran hutan sampai dengan pemanfaatan energi terbarukan.

Namun tindakan yang dilakukan ini justru dibunuh atau digagalkan oleh oligarki. Tindakan penyelamatan hutan dilakukan tapi proses pembukaan juga lebih massive lagi. Satu sisi penyelamatan dan sisi lain penghancuran.

Salah satu contoh nyata, di sektor energi. Upaya dilakukan dengan pemanfaatan energi bersih. Namun pertumbuhan energi bersih lambat tapi pembakaran batubara terus dilakukan. Di Sumatra ada 33 PLTU batubara yang sudah beroperasi dan berkontribusi terhadap emisi korban. Tidak hanya sampai disitu, Sumatera tetap akan menjadi tempat mendirikan PLTU batubara, tidak kurang dari 4,5 GW PLTU akan didirikan.

Secara global pembakaran batubara berkontribusi besar emisi karbon 44%. Pembakaran batubara yang menghasilkan senyawa beracun (SOx, NOx, PM2,5, logam berat) menyebabkan polusi udara dan lebih parahnya lagi menyebabkan hujan asam yang mempengaruhi tanaman, tanah, bangunan dan berbagai hal lain di permukaan bumi.

M.Fahmi ketua perkumpulan pembela lingkungan hidup (P2LH) menyatakan, bahwa selain menjadi kontributor utama pada krisis iklim, pada tingkat tapak PLTU batubara di Aceh, telah menggusur warga desa Suak Puntong, mereka terpaksa pindah karena hujan debu setiap hari. Perusahaan juga menggunakan jalan negara membiarkan hal ini terjadi.
Mereka seolah tidak peduli dengan pelanggaran-pelanggaran corporate, keluhan-keluhan masyarakat sering tidak di gubris.

" Sebagai contoh, ketika masyarakat melaporkan tentang telah terjadinya pencemaran, mereka sering tidak bertindak kalaupun bertindak, pasti ketika momentnya sudah tidak tepat," sebutnya.
Hal tersebut PLTU batubara diduga telah menguasai dan menghancurkan ruang hidup masyarakat pesisir pantai. Nelayan dilarang melaut dan memancing disekitar dermaga PLTU.
Hal ini tentu saja semakin membuat nelayan miskin, terutama pada nelayan tradisional yang tidak mempunyai kemampuan melaut hingga ke tengah. Petani tambak ikan gulung tikar karena hasil tambaknya merugi, diduga ini diakibatkan limbah batubara yang jatuh kedalam laut dan mencemari air laut.

Energi bersih meyakini bahwa potret yang disampaikan kawan kita tersebut belum mewakili potret secara keseluruhan akibat penggunaan energi kotor di Sumatera. Kerusakan Sember penghidupan seperti sungai, tanah dan udara adalah hal yang akan terjadi jika tidak segera dilakukan tindakan yang kuat dari rakyat.

" Kita tidak bisa berharap dari negara untuk menyingkirkan kekuatan oligark di negara ini, hanya rakyat terdidik dan bersatu yang mampu, tanpa itu tema hari bumi hanya akan menjadi slogan tanpa arti, Selamat Hari Bumi 2022," pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun