Ini menunjukkan adanya trade-off yang tidak dapat dihindari antara peningkatan performa keseluruhan dan kebutuhan untuk mempertahankan kualitas layanan bagi pengguna yang masih menggunakan teknologi lama.Â
Solusi seperti Restricted Multi-Mode Access (RMA) yang diusulkan oleh penulis memungkinkan penyedia layanan untuk membatasi akses multi-mode ketika performa jaringan mulai menurun, tetapi ini tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah penurunan performa pengguna single-mode.
Dalam konteks teknologi masa depan seperti 5G, yang mengandalkan efisiensi spektrum dan kecepatan data yang lebih tinggi, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akses multi-mode adalah langkah yang logis. Teknologi seperti Joint Multi-Mode Access (JMA) memungkinkan agregasi sumber daya secara optimal tanpa terlalu mengorbankan pengguna single-mode.Â
Dalam simulasi yang dilakukan, JMA berhasil meningkatkan throughput rata-rata sel hingga 7,16%, sementara dampak terhadap pengguna single-mode tetap di bawah 47,09%. Ini memberikan landasan kuat bagi adopsi teknologi ini dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi di masa depan.
Meskipun begitu, implementasi penuh dari solusi ini tidak terlepas dari tantangan teknis dan operasional. Penyedia layanan telekomunikasi perlu meningkatkan infrastruktur jaringan mereka untuk dapat mendukung agregasi carrier multi-RAT secara efektif. Selain itu, pengguna perlu didorong untuk beralih ke perangkat multi-mode yang mendukung berbagai teknologi akses radio agar solusi ini dapat diterapkan secara luas dan berhasil.
Dari penelitian Ahmed Alsohaily dan Elvino S. Sousa, jelas bahwa akses multi-mode dalam jaringan multi-RAT merupakan inovasi yang sangat potensial untuk meningkatkan efisiensi spektrum dan performa jaringan seluler di masa depan.
 Dengan peningkatan throughput hingga 33,22% bagi pengguna multi-mode dan peningkatan throughput sel sebesar 7,16% melalui metode Joint Multi-Mode Access (JMA), teknologi ini dapat menjadi fondasi penting bagi pengembangan jaringan 5G dan generasi selanjutnya.
Namun, implementasi teknologi ini juga memerlukan perhatian khusus pada dampak terhadap pengguna single-mode, yang mengalami penurunan performa hingga 54,48%.Â
Oleh karena itu, penyedia layanan harus mempertimbangkan strategi implementasi yang seimbang antara pengguna lama dan baru, serta memperbarui infrastruktur untuk mendukung agregasi carrier lintas RAT. Jika tantangan ini bisa diatasi, teknologi multi-mode dapat menjadi solusi ideal untuk memenuhi kebutuhan data yang terus meningkat di era digital.
Referensi
Alsohaily, A., & Sousa, E. S. (2015). On the utilization of multi-mode user equipment in multi-radio access technology cellular communication systems. IEEE Access, 3, 787-792. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2015.2440992
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H