Tubuhnya kecil, matanya berwarna biru dan rambutnya dikuncir itulah gambaran dari seorang anak kecil bernama Diana. Suatu ketika dia bertanya kepada sang ibu apakah didunia ini ada peri baik dari dunia fantasi yang dapat ia jadikan teman malam ketika ia ingin tidur.
"Ibu, apakah di dunia ini ada peri yang dapat menemaniku sepanjang malam dan mengajak ku untuk terbang di awan?".
"Entahlah kau pasti terlalu sering menonton film fiksi, tapi Ibu punya hadiah dari kakekmu karena hari ini adalah hari ulang tahunmu, Ibu menaruh kadonya di depan cermin." ujar sang Ibu.
"Lagi pula jika ada Peri di dunia ini untuk apa dia kesini, kau kan hanya seorang anak kecil yang belum berani untuk kemana-mana" sambung ibu.
Dania yang mendengar jawaban itu merasa kesal karena sang ibu tidak sependapat dengannya.
"baik bu aku nanti sebelum tidur akan membuka hadiah tersebut" saut Dania dengan nada masih kesal.
Tidak lama ibunya keluar kamar Dania, ia membuka hadiah dari kakeknya. Ketika ingin membuka hadiah tersebut mata Dania teralihkan dengan kilauan cahaya berwarna kuning. Ia pikir itu hanyalah hewan kunang-kunang yang ingin masuk kekamarnya. Akan tetapi, tak lama kemudian ia mendengar suara ketukan dari luar di jendela kamarnya, ia tidak menggubrisnya.
Dania tetap ingin membuka hadiah dari kakeknya, ternyata hadiahnya adalah bola salju yang didalamnya ada figure Peri. Dania merasa senang karena barang tersebut dapat diletakan di meja samping tempat tidurnya agar ia merasa memiliki teman yang menjaganya ketika tidur.
Suara dari luar jendela masih terdengar dan terdapat cahaya berwarna kuning dari asal bunyi tersebut, Dania merasa terganggu ketika ia ingin tidur dan dia memberanikan diri untuk mengeceknya. Ketika penutup jendela dibuka ia melihat sesosok peri yang sedang duduk di atap. Dania sangat syok melihat itu, ia tidak percaya bahwa dihadapannya adalah peri cahaya.
"Siapa kau? mengapa tubuhmu kecil dan mengeluarkan cahaya diluar kamar ku" tanya Dania dengan tegas.
"Aku Peri Cahaya Dania yang berasal dari dunia mimpimu, aku disini akan menemanimu sepanjang malam ketika kau merasa ketakutan." jawab Peri Cahya.
Dania masih tidak percaya dan dia berfikir bahwa yang dihadapannya hanyalah ilusi karena memang saat itu sudah larut malam.
"Kalau begitu bisakah kau membantuku dihari ulang tahunku ini?".Â
"Aku kesini memang ingin memberi hadiah yang tidak semua orang dapatkan, aku ingin mengajak dirimu terbang bersamaku di langit malam yang indah ini".
"Ta..tapi kan aku tidak punya sayap untuk terbang bersamamu" ujar Dania dengan nada tidak percaya.
"Tenang aku akan memberimu suatu serbuk yang dapat membuat tubuhmu melayang di udara, ambilah"Â
Peri Cahaya memberi sesuatu serbuk yang dan Dania perlahan menuangkan serbuk tersebut ketubuhnya. Dengan ajaibnya tubuh Dania terangkat keluar jendela dan dia sangat senang karena malam itu dia terbang bersama Peri yang selama ini ia pikir tidak ada.
"Lihatlah dibawah sana, ada banyak orang yang merasa kecewa karena masih ada orang disekitarnya yang tidak memiliki pendapat yang sama dengannya. Hal itu adalah biasa karena tidak semua orang mesti memiliki pendapat yang sama".
Dania yang merasa bersalah karena tadi ia sempat kesal dengan ibunya pun tersentuh dengan perkataan Peri Cahaya, ia semestinya tidak melakukan hal itu.Â
Tidak lama Dania dan Peri Cahaya kembali ke kamar, hari ingin pagi. Peri Cahya segera berpisah dengan Dania.
"Kita pasti nanti akan bertemu kembali, percayalah" ujar Peri Cahaya.
Tak lama Dania terlalap tidur kembali. Selang beberapa waktu, sinar matahari sudah memasuki kamar Dania. Mata Dania pun terbuka, ketika ia melihat kesamping tempat tidurnya ia memandangi hadiah dari sang kakek. Ia baru menyadari figuran Peri yang ada di dalam bola tersebut ternyata persis seperti Peri yang menemani, Dania sangat terkejut apakah yang tadi malam hanyalah mimpi.
Bersambung......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H