Bioteknologi terdiri dari kata "bio" (kehidupan), "technos" (teknologi), dan "logos" (sains), dan secara harafiah berarti ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Pada dasarnya bioteknologi adalah ilmu yang memanfaatkan makhluk hidup (mikroorganisme, hewan, tumbuhan) atau bagian-bagian makhluk hidup untuk menghasilkan produk atau menyederhanakan proses. Ada empat prinsip dasar dalam bioteknologi, yaitu penggunaan agen biologis; penggunaan metode tertentu; industri barang turunan; dan melibatkan banyak bidang (Dewi et al., 2021).
Berdasarkan perkembangannya, bioteknologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Berikut dijelaskan secara rinci.
Bioteknologi konvensional melibatkan penerapan biologi, biokimia, atau teknik rekayasa genetika secara terbatas. Bioteknologi tradisional menggunakan organisme hidup secara utuh. Bioteknologi konvensional atau sederhana sebagian besar didominasi oleh pangan. Contoh produk bioteknologi tradisional antara lain tempe, tauco, kecap, oncom, yoghurt, keju, mentega, dan acar (Dewi et al., 2021).
Bioteknologi modern menggunakan metode teknis yang canggih dan tepat sasaran yang memungkinkan pengendalian yang baik terhadap hasil. Teknik yang umum digunakan melibatkan manipulasi genetik organisme hidup secara selektif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Bioteknologi modern bahkan dapat mengubah struktur gen (mutasi genetik) yang dikenal dengan istilah rekayasa genetika. Rekayasa genetika adalah metode memanipulasi gen untuk menciptakan organisme baru dengan karakteristik yang diinginkan. Rekayasa genetika menggunakan DNA untuk menggabungkan karakteristik organisme hidup. Hal ini karena DNA semua makhluk hidup memiliki struktur yang sama sehingga mampu melakukan rekombinasi. Selanjutnya DNA ini mengontrol ciri-ciri suatu organisme dari generasi ke generasi. Modifikasi DNA seluler dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk transfer nuklir, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA. Contoh produk bioteknologi modern antara lain insulin manusia, vaksin, antibodi monoklonal, dan hormon pertumbuhan (Dewi et al., 2021).
Bioteknologi sudah berkembang selama ribuan tahun dalam membantu kehidupan manusia. Adapun penerapan bioteknologi pada berbagai bidang kehidupan manusia adalah sebagai berikut.
- Bidang Pertanian
Penelitian sedang dilakukan untuk mengembangkan bioteknologi di bidang pertanian sehingga menghasilkan  varietas  padi dan tanaman tahunan yang berkualitas, yang akan sangat  membantu dalam memenuhi kebutuhan pangan  Indonesia (Wasilah et al., 2019). Selain itu, pada bidang pertanian, bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama, menghasilkan makanan bergizi, obat-obatan dan senyawa bermanfaat. Bioteknologi seperti Genetically Modified Organism (GMO) di bidang pertanian pada dasarnya sudah mulai dikembangkan, namun karena adanya penolakan dari berbagai pihak, teknologi ini tidak berkembang pesat. Tanaman yang mampu meningkatkan hasil dan kualitas dengan GMO antara lain kapas dan jagung (Dewi et al., 2021).
- Bidang Kesehatan
Bioteknologi di bidang kesehatan memberikan peluang untuk memecahkan masalah seperti diagnosis, pencegahan, dan pengobatan berbagai penyakit, termasuk penyakit genetic (Wasilah et al., 2019). Di bawah ini adalah beberapa produk bioteknologi kesehatan.
(1) Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri atau jamur) yang dapat menghambat atau membunuh bakteri. Isolasi antibiotik dari mikroorganisme sederhana dan mudah. Namun seiring berjalannya waktu, antibiotik mulai diproduksi secara semi sintetik atau sintetik. Contoh : Antibiotik Penisilin dan Streptomisin.
(2) Vaksin adalah mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dibunuh racunnya sehingga dapat digunakan untuk memperkuat kekebalan tubuh.  Secara tradisional, bakteri dilemahkan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia. Bioteknologi modern melibatkan fusi gen dan transplantasi. Contoh: Vaksin Hepatitis B, Malaria, Cacar, dan Polio. Vaksin digunakan tidak hanya untuk manusia, tetapi juga  untuk melindungi hewan ternak (ayam, sapi, dll) dari serangan berbagai penyakit menular.
(3) Sebelumnya, hormon insulin yang digunakan untuk diabetes diperoleh dari insulin babi atau sapi yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh manusia.  Insulin secara tradisional pertama kali dibuat dari kelenjar babi atau sapi.  Ini masih tersedia, tetapi dalam jumlah terbatas. Saat ini insulin diproduksi secara massal dengan memasukkan DNA ke dalam bakteri dan menggunakan rekayasa genetika  menggunakan DNA rekombinan.