Mohon tunggu...
Desak NyomanSrinadi
Desak NyomanSrinadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kajian Teoritis dan Praktis Filsafat sebagai Roh Pendidikan

7 Desember 2023   15:59 Diperbarui: 7 Desember 2023   16:18 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Mind map kajian teoritis dan praktis filsafat pendidikan, Sumber: dokumen pribadi

Pendidikan senantiasa dibangun atas dasar filosofis yang kuat. Hal ini akan bermuara pada perumusan tujuan pendidikan yang berkualitas. Peran filsafat disini adalah sebagai inspirasi yaitu memberikan inspirasi dalam merumuskan sutau tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, sehingga nantinya tujuan pendidikan dapat memberikan arah yang jelas dan tepat. Tujuan pendidikan suatu negara harus menggambarkan tujuh tujuan yang saling mengikat, diantaranya tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan individual, tujuan sosial, dan tujuan professional.

  • Guru dan siswa

Filsafat tentu diperlukan dalam praktik pendidikan. Hal ini disebabkan permasalahan yang terjadi di bidang pendidikan tidak hanya sekedar berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan saja, melainkan mencakup berbagai permasalahan yang mendalam dan kompleks. Pertanyaan pedagogis tidak terbatas pada pengalaman atau fakta pendidikan dan tidak dapat dijangkau oleh ilmu pendidikan. Filsafat memegang peranan besar dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan. Selain itu, setiap pendidik (guru) hendaknya mempunyai filsafat sebagai keyakinan dalam hidupnya. Melalui filsafat, guru mempelajari bagaimana orang belajar dan tumbuh serta apa yang perlu mereka pelajari untuk hidup dalam masyarakat yang baik.

Karena setiap orang atau bangsa menganut filsafat yang berbeda-beda, maka filsafat juga mempunyai warna yang berbeda-beda dalam mengatur perilaku dan proses pembelajaran siswa pada dasarnya adalah  filsuf ilmu pengetahuan. Hal ini karena siswa selalu mempertanyakan segala sesuatu, meskipun bagi orang dewasa hal itu tampak jelas. Pertanyaan yang diajukan bisa mengandung unsur politik, metafisik, bahkan etika.  Hal ini menjadi bukti bahwa siswa secara alamiah menginternalisasikan sistem menjadi seorang filosof.

  • Kurikulum/pedoman pendidikan

Filsafat pendidikan adalah kontributor dan pionir dalam penepatan tujuan pendidikan yang selanjutnya melahirkan suatu kurikulum. Inilah yang menjadikan filsafat pendidikan sebagai pedoman dalam pengembangan kurikulum yang mana harus dimulai dengan mengetahui hakikat tujuan pendidikan. Kurikulum bersifat progresif yang artinya kurikulum akan terus mengalami perkembangan dan bersifat dinamis. Hal ini bertujuan agar manusia menjadi insan yang baik, sesuai dengan cita-cita dan keadaan zaman serta nilai-nilai sosial yang terkandung dalam kehidupan masyarakat.

  • Sistem pendidikan

Sistem pendidikan adalah sebuah sistem yang dijadikan sebagai auan dalam perubahan tingkah laku masyarakat pada suatu komunitas masyarakat. Filsafat pendidikan memiliki peran dalam merumuskan secara normatif dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hakikat dan sifat manusia yang mana berkaitan langsung dengan aspek pendidikan, kandungan isi kurikulum, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar sistem pendidikan mempunyai kualitas yang unggul sehingga dapat memberikan jawaban-jawaban yang tepat serta menjadikan cara berpikir masyarakat terarah dan jelas.

Selanjutnya, menurut Jalaluddin dan Idi (2011) kajian praktis filsafat dapat ditinjau dari dua hal yaitu hubungan filsafat pendidikan dengan kepribadian dan sumber daya manusia. Hubungan filsafat pendidikan dengan kepribadian ditinjau dari pendidikan secara fungsional yang mana sebagai usaha dalam pengembangan potensi peserta didik sekaligus sebagai usaha dalam mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan juga berusaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan budaya setempat sehingga peserta didik dapat hidup ditengah masyarakat. Hubungan filsafat dengan sumber daya manusia didasarkan pada pandangan mulai dari zaman filsafat Yunani Kuno sampai filsafat modern yang mana memandang setiap manisia memiliki potensi sesuai kodratnya masing-masing. Potensi ini dapat dikembangkan melalui proses berpikir dan melatih melalui pengalaman yang dihadapi dan dilaluli dari masa ke masa.

Referensi:

Hasanah. 2022. Filsafat Pendidikan. Mataram: CV Kanhaya Karya.

Jalaluddin dan Idi. 2011. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Sarigih et al. 2021. Filsafat Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Widodo. 2015. Pendidikan dalam Perspektif Aliran-Aliran Filsafat. Yogyakarta: Idea Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun