Filsafat Pendidikan Pancasila sering dianggap sebagai landasan penting untuk membangun karakter bangsa. Namun, di tengah derasnya arus globalisasi, digitalisasi, dan tantangan budaya modern, penerapan filsafat ini menghadapi tantangan yang tidak kecil. Dengan pendekatan realisme, kita bisa membedah persoalan ini dan mencari solusi nyata yang relevan.
Apa Itu Realisme dalam Pendidikan?
Realisme adalah pandangan filsafat yang meyakini bahwa realitas atau kenyataan ada secara independen dari pikiran kita. Dalam pendidikan, pendekatan ini mengharuskan kita fokus pada hal-hal konkret dan faktual. Pendidikan berbasis realisme mengajarkan siswa untuk memahami dunia sebagaimana adanya dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kenyataan kehidupan.
Dalam konteks Filsafat Pendidikan Pancasila, pendekatan realisme menekankan pada penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar teori di dalam kelas.
Tantangan Pengembangan Filsafat Pendidikan Pancasila
Pengaruh globalisasi menjadi salah satu tantangan utama dalam pengembangan filsafat Pendidikan Pancasila. Arus globalisasi membawa nilai-nilai baru yang sering kali bertentangan dengan nilai lokal. Anak-anak muda lebih terpapar budaya asing melalui media sosial dibandingkan nilai-nilai kebangsaan. Studi dari LIPI (2021) menunjukkan bahwa 67% pelajar Indonesia lebih memahami budaya populer asing dibandingkan nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, filsafat Pendidikan Pancasila sering kali diajarkan secara teoritis tanpa pengaplikasian yang nyata. Penelitian dari Universitas Negeri Yogyakarta (2022) menemukan bahwa 78% guru kesulitan menghubungkan nilai-nilai Pancasila dengan pembelajaran berbasis proyek atau praktik di kelas.
Tantangan lain muncul dari politisasi pendidikan. Isu pendidikan sering kali ditarik ke ranah politik, sehingga pelaksanaannya tidak konsisten. Menurut pandangan ahli pendidikan, Prof. Kaelan, Pancasila harus dihidupkan di ruang pendidikan tanpa distorsi politik agar tetap relevan dengan nilai asli bangsa.
Kemajuan teknologi membawa tantangan baru. Sementara pendidikan bergerak ke arah digital, nilai-nilai lokal sering kali terabaikan. Survei oleh UNESCO (2020) menunjukkan bahwa 80% konten digital yang dikonsumsi pelajar di Asia Tenggara tidak mencerminkan budaya lokal.
Pendekatan Realisme untuk Mengatasi Tantangan
Realisme membantu mengatasi tantangan dengan fokus pada kenyataan. Salah satu solusinya adalah integrasi nilai Pancasila dengan teknologi. Pendidikan berbasis teknologi bisa menjadi alat untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila. Contohnya adalah aplikasi "Belajar Pancasila" yang dikembangkan oleh Kemendikbud, yang memungkinkan siswa belajar melalui permainan interaktif.