Mohon tunggu...
Fatimah Azzahrah
Fatimah Azzahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pariwisata di Universitas Gadjah Mada

Tertarik akan video game.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bermain Ramalan di ARTJOG 2024

11 September 2024   17:16 Diperbarui: 11 September 2024   17:52 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil print out dari ramalan kode QR. (Dokumentasi pribadi)

ARTJOG merupakan pameran seni yang diselenggarakan tiap tahunnya dengan bertujuan menjadi titik temu berbagai gagasan baru dalam seni dan kreativitas. ARTJOG tahun ini sukses digelar selama 64 hari dengan mengusung tema "Motif: Ramalan". Tema ini mengeksplorasi ramalan dan persepsi tentang waktu yang dipengaruhi oleh imajinasi, kreativitas, serta elemen budaya. Melalui kreativitas para seniman, ramalan bukan hanya sekadar prediksi, tetapi kemungkinan dan harapan yang bisa terjadi di masa depan.

Saya berkesempatan datang ke ARTJOG yang digelar di JNM Bloc selama tiga hari. Di hari pertama saya menjelajahi galeri bersama teman-teman saya, hari kedua mengikuti exhibition tour bersama kurator ARTJOG tahun ini, dan hari terakhir menonton acara musik di closing ceremony. Tiga hari itu menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi saya, karena dapat mengubah perspektif saya akan seni lewat transfer pengetahuan yang terjadi di ARTJOG.

Pada kunjungan hari pertama, saya sibuk menjelajahi karya seni di tiap lantainya. Bnyak pengunjung yang tampak antusias, entah hanya untuk berswafoto maupun berbincang-bincang dengan para gallery sitter. Perhatian saya terpaku di lantai satu dan tiga dengan instalasi Noir : Under Construction History of Surrealism and Consumerism Days karya Trio Muharam dan Pembacaan Serat Centhini, Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan oleh Nicholas Saputra dan Happy Salma.

Hasil print out dari ramalan kode QR. (Dokumentasi pribadi)
Hasil print out dari ramalan kode QR. (Dokumentasi pribadi)

Instalasi Noir : Under Construction History of Surrealism and Consumerism Days karya Trio Muharam ini terletak di lantai tiga. Karya ini terbilang unik karena jika dilihat dengan mata telanjang hanya menampilkan kode QR, tetapi di belakangnya terdapat potongan samar film noir yang hanya bisa diintip oleh pengunjung. Untuk mengetahui hasil jelas ramalannya, pengunjung bisa memberikan hasil scan kode QR ke gallery sitter. 

Pengunjung juga bisa membawa print out ramalan yang berupa kertas struk dengan membayar sebesar pay as you wish atau seikhlasnya. Menurut saya, cara Trio Muharam menggambarkan bentuk konsumerisme dalam kehidupan sehari-hari lewat estetika film noir dan medium kode QR sangatlah jenius. Ia mampu menggambarkan konsumerisme lewat pengunjung yang rela membayar hasil scan ramalan karyanya.

Di hari kedua kunjungan ARTJOG, saya mengikuti exhibition tour bersama salah satu kurator ARTJOG tahun ini, Hendro Wiyanto. Pada tur pameran ini, saya berkesempatan untuk bertanya langsung ke kurator terkait pemaknaan tema Ramalan di tiap karya seni yang ada. Sebagai orang awam, saya cukup heran dengan beberapa instalasi karya yang terkesan tidak nyambung dengan tema. 

Tetapi, setelah mengikuti tur pameran ini, saya menjadi paham bagaimana para seniman ARTJOG tahun ini memaknai Ramalan. Selain itu, saya juga mendapatkan buku gratis karena menjadi salah satu partisipan ketika sesi tanya jawab. Buku ini berjudul Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan yang berisi tembang-tembang dari Serat Centhini yang nantinya dibacakan oleh Nicholas Saputra dan Happy Salma di instalasi Pembacaan Serat Centhini, Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan.

Pengunjung mendengarkan pembacaan tembang menggunakan headphone. (Dokumentasi pribadi)
Pengunjung mendengarkan pembacaan tembang menggunakan headphone. (Dokumentasi pribadi)

Pada karya Pembacaan Serat Centhini, Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan terdapat instalasi dua bentuk tubuh manusia, bangku, dan juga headphone. Pada instalasi ini saya dapat merasakan pengalaman yang tak terlupakan, karena suara Nicholas Saputra dan Happy Salma ketika membacakan tembang-tembang Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan membuat bulu kuduk saya berdiri. 

Pengalaman saya di instalasi ini juga menjadi sempurna karena saya membawa buku karya Elisabeth Inandiak yang sebelumnya saya dapatkan secara gratis ketika exhibition tour. Selain mendengarkan audio lewat headphone dan melihat visualisasi instalasi, saya juga bisa menyimak pembacaan tembang melalui buku ini.

Penampilan Fanny Soegi di closing ceremony ARTJOG 2024. (Dokumentasi pribadi)
Penampilan Fanny Soegi di closing ceremony ARTJOG 2024. (Dokumentasi pribadi)

Pada hari ketiga saya menghadiri closing ceremony ARTJOG yang berisi penampilan musik yang dibawakan beberapa penyanyi, seperti Egha De Latoya, Fanny Soegi, Nona Ria, dan Dua Sejoli Selekta. Acara penutupan yang hanya dihadiri segelintir tamu undangan, panitia, dan pengunjung itu terkesan cukup intens. Tak seperti acara musik biasanya, di sini orang-orang jarang yang mengangkat handphone untuk merekam, mayoritas pengunjung yang hadir fokus untuk menikmati penampilan.

Menurut saya menghabiskan uang sebesar 75 ribu untuk tiket ARTJOG sangatlah sepadan dengan pengalaman yang ditawarkan. Melalui karya-karya seni yang ada di dalamnya, beragam ekspresi dan cerita dapat dinikmati dan dikulik lebih dalam lagi. Walaupun saya merasa beberapa karya yang disajikan ARTJOG tahun ini masih bisa dikatakan standar, padahal tema "Motif: Ramalan" masih bisa dieksplor lebih luas lagi.

Dengan kemunculan opini ini, ARTJOG mampu menumbuhkan apresiasi seni dari diri saya sendiri yang bisa dikatakan bukan seorang pakar dalam seni, melainkan masyarakat umum. Sama seperti tema ramalan ARTJOG tahun ini, apresiasi akan seni dapat dilihat secara lebih jauh dan mendalam, seperti membayangkan fase kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun