Hari Kamis tanggal 11 Agustus 2022 Desa Tlogohendro Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan, mengadakan ritual Nyadran Sura. Nyadran merupakan tradisi pembersihan makam leluhur bagi masyarakat Jawa. Pelaksanaannya berupa penyembelihan kerbau bule, pembuatan tumpengan nasi kuning dan nasi jagung dan penyucian kepala kerbau dengan 7 sumber air (gatuk tirto pitu) sebelum kepala kerbau benamkan di tengah telaga Sigebyar Mangunan yang luasnya lebih dari 15 H.
Para warga desa sekitar tlaga Sigebyar berbondong-bondong berjalan kaki menuju puncak gunung tempat tlaga ini berada sembari membawa nasi tumpeng, bagi para perempuan dan para laki-laki membawa gunungan dari sayuran hasil pertanian sekitar.
Lebat kabut yang turun menjelang puncak acara, tidak menghalangi juru kunci untuk membacakan cerita juga sejarah Tlaga Sigebyar dan ritual Nyadran Sura yang diadakan. Kami termasuk beruntung karena penyembelihan kerbau bule hanya dilaksanakan 3 tahun sekali yang jatuh pada Hari Kamis Wage pada Bulan Sura. Selain itu, ada tumpengan nasi jagung yang makan dimakan bersama-sama dan gunungan sayur mayur yang akan dirayah bersama-sama.Â
Tradisi Nyandran juga dikaitkan dengan cerita legenda dari adanya Telaga Sigebyar Mangunan ini. Terutama berkaitan dengan Kisah Barukliting. Cerita Tlaga Sigebyar masih merupakan rangkaian cerita yang berpusat pada Situs Gedong yang ada di desa tempat kami KKN Tlogopakis. Berdasarkan kisah beberapa warga, menjadi pantangan orang Tlogopakis untuk mendatangi Tlaga Sigebyar dan sebaliknya. Begitu doa dibacakan oleh juru kunci dan diamini oleh para penduduk, setelahnya tumpeng yang dibagikan kepada penonton dan gunungan yang dirayah oleh penonton.
KKN Mandiri 108 UINSK YK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H