Mohon tunggu...
Dery Prasetyo
Dery Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru matematika di SMAN 3 Batam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemanfaatan Fitur Breakout Rooms pada Zoom Meeting untuk Diskusi Kelompok dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

16 Oktober 2021   11:06 Diperbarui: 16 Oktober 2021   11:42 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa pendemi seperti sekarang ini, kegiatan pembelajaran harus dilakukan dengan moda daring (online). Pembelajaran moda daring dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu secara Asynchronous Learning dan Synchronous Learning. Pembelajaran dengan metode Asynchronous Learning  memerlukan aplikasi Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom, Microsoft Teams, Schoology, dll. 

Aplikasi tersebut mempunyai beberapa fitur yang dapat mendukung pelakasaan pembelajaran secara Asynchronous seperti berbagi materi, berbagi tugas, berbagi video dll. Pembelajaran dengan metode Synchronous menggunakan aplikasi virtual meeting seperti zoom meeting, google meet, webex, dll. Aplikasi di atas mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing.

Pada artikel kali ini, penulis akan membahas salah fitur yang terdapat pada zoom meeting. Seperti aplikasi virtual meeting yang lain, zoom meeting dapat digunakan sebagai sarana dalam pembelajaran daring secara synchronous. Zoom meeting mempunyai berbagai fitur seperti chat, berbagi layar (share screen), annotate dll. Zoom meeting mempunyai beberapa kategori akun mulai dari yang gratis (basic) sampai berbayar (lisenced). 

Pada zoom meeting dengan versi berbayar (lisenced) pengguna akan mendapat fitur-fitur tambahan seperti polling, breakout rooms, live youtube dll. Penulis akan membahas salah satu fitur yang sangat bermaanfaat dalam kegiatan diskusi. Fitur tersebut adalah fitur breakout rooms.

Breakout rooms adalah fitur pada zoom meeting yang memungkinkan pengguna untuk membagi ruang meeting menjadi beberapa ruang meeting (breakout rooms). Disini guru dapat membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi di dalam breakout rooms. 

Di dalam breakout rooms pengguna/guru dapat berpindah-pindah antar breakout rooms. Dalam hal tersebut, guru dapat memberikan pengarahan dan pembimbingan secara berkelompok di breakout rooms masing-masing.

Kaitannya dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), fitur breakout rooms sangat bermanfaat untuk menjalankan sintaks-sintaks pada model pembelajaran ini. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mempunyai sintaks-sintaks sebagai berikut:

  1. Orientasi peserta didik pada permasalahan
  2. Mengorganisasikan peserta didik
  3. Membimbing penyelidikan individu/kelompok
  4. Menyajikan hasil karya/presentasi
  5. Analisis dan evaluasi

Penggunaan fitur breakout rooms aplikasi zoom meeting pada pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) sangatlah penting. Guru dapat memulai pembelajaran secara klasikal di ruang utama (main room) dengan memberikan permasalahan. 

Pada kegiatan ini guru melaksanakan kegiatan sintaks PBL yang pertama. Selanjutnya guru dapat melakukan breakout rooms untuk melaksanakan kegiatan sintaks kedua dan ketiga pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 

Pada kegiatan ini peserta didik dapat melakukan kegiatan diskusi secara kelompok. Guru harus mampu menyusun lembar kerja peserta didik (LKPD) sehingga peserta didik dapat berdiskusi tentang permasalahan di dalam LKPD. 

Di dalam breakout rooms peserta didik dapat menggunakan beberapa fitur seperti chat, berbagi file, share screen dll. Peserta didik dapat membuka file LKPD dan berbagi layar di dalam breakout rooms sehingga dapat memancing peserta didik yang lain untuk berdiskusi. 

Peran guru sangat dibutuhkan dalam proses penyelidikan secara berkelompok. Guru dapat berpindah antar rooms untuk dapat membimbing peserta didik yang kesulitan berdiskusi. Peserta didik juga dapat menggunakan fitur asked for help jika ada yang ingin di tanyakan ke guru meskipun guru tidak berada di rooms tersebut.

Guru membimbing penyelidikan kelompok di dalam breakout rooms (Dokpri)
Guru membimbing penyelidikan kelompok di dalam breakout rooms (Dokpri)
Selanjutnya, setelah kegiatan diskusi kelompok selesai guru dapat menutup breakout rooms sehingga peserta didik akan kembali ke ruang utama (main room). Kegiatan presentasi kelompok dapat dilakukan secara klasikal di ruang utama. 

Pada kegiatan ini, peserta didik dapat menyajikan hasil karyanya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Guru juga dapat memberikan penguatan atapun menarik kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan secara klasikal di ruang utama (main room). Dengan demikian seluruh sintaks-sintaks pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat terlaksana dengan baik.

Pemanfaatan fitur breakout rooms tersebut harus disertai dengan penyusunan LKPD yang tepat. LKPD akan menjadi sarana bagi peserta didik untuk berdiskusi. Selain itu, guru juga harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik berdiskusi dengan kondisi daring. Karena dalam kondisi tertentu seringkali peserta didik malu untuk mengungkapkan ide yang dia miliki. Sehingga dengan LKPD yang tepat dan peran guru sebagai fasilitator maka diskusi kelompok di dalam breakout rooms akan menjadi aktif dan menyenangkan.

Pemanfataan fitur breakout rooms untuk diskusi kelompok dapat membuat pembelajaran dengan moda daring menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Bagi peserta didik pembelajaran akan lebih bermakna karena peserta didik terlibat aktif pada penyelesaian permasalahan di dalam breakout rooms. Sehingga pemanfaatan fitur breakout rooms dapat mencipatakan pembelajaran yang inovatif.

(Penulis: Dery Prasetyo, S. Pd. - Guru Matematika SMAN 3 Batam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun