Mohon tunggu...
Anak Revolusi
Anak Revolusi Mohon Tunggu... -

Jika Rakyat berdaulat atas kata-kata, maka tidak akan ada lagi penguasa tipu rakyat! Revolusi semut akan mengalahkan angkuhnya tembok penguasa!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dilarang Melintas, Ada Pak Beye Lewat!

11 November 2011   08:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:48 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_148230" align="alignright" width="300" caption="Pak Beye dan Apec (From google.com)"][/caption] Presiden Indonesia, SBY, hari ini (Nov 11) konon datang ke Hawaii untuk menghadiri APEC (Asia-Pacific Economy Cooperation). Kabarnya, sekitar 130 orang pejabat dan keluarga datang ke APEC di Hawaii. Perkiraan saya yang mengikuti form rembug APEC tidak lebih dari 10 orang yang lainnya supporter dan turis. Tidak pernah jelas anggaran berapa milyar untuk mengurus musyawarah para kapitalis ini. Kalaupun ada manfaatnya yang sangat nyata untuk perbaikan kehidupan rakyat tentu saja anggaran negara bisa dipakai. Tetapi jika hanya dan hanya untuk kepentingan segelintir orang, berdiri diatas interest pengusaha baik kapitalis pribumi atau non pribumi maka tentu saja keringat rakyat dan harta kekayaan alam anak cucu negeri ini teramat mulia untuk dikorbankan sebagai sesajen kaum kapitalis. Seringkali event-event seperti WTF, G7, UE, G-20, APEC, atau lainnya hanyalah forum pesta pora para kapitalis. Tidak ada sisi untuk orang miskin! Tentang keberadaan Pak Beye, saya terus terang tidak tahu menahu. Ada beberapa mahasiswa yang bisa dimintai informasi tetapi saya tidak berhasrat. Saya tidak tahu persis dimana apakah sudah datang apa belum dan saya tidak berkeinginan menemui kecuali beliau dengan rendah hati menemui rakyatnya di Hawaii, menemui pekerja, menemui Mahasiswa, dan para nelayan yang tidak bervisa yang hidupnya hanya dilaut tidak diperbolehkan menginjakkan kaki di daratan Hawaii-Amerika. Menyempatkan bicara sejenak terkait dengan nelayan Indonesia ini penting karena bebepa hal. Para nelayan Indonesia unik karena hidup di laut mengikuti kemauan sang majikan (kapten dan pemilik kapal). Kedua, mereka adalah warga negara Indonesia yang tidak dijamin oleh kepastian hukum selama bekerja--karena tanpa visa tanpa asuransi. Mereka ingin disapa, saya tahu karena saya sering bersama saudara-saudara penyumbang devisa. Pak Beye tidak ada waktu, mungkin sibuk, mungkin dianggap rakyat disini tidak sepenting agenda dalam pikirannya. Saya juga tidak peduli, karena pak Beye tidak peduli. Dialog singkat ini menjadi hiburan dan permenungan: Apa itu Apec? kata demonstran APEC= Poverty, lalu APEC Sucks! dan sebagainya. Siapa itu APEC? anggotanya 21 negara termasuk Amerika, tetapi apakah mereka mewakili rakyatnya? belum percaya ada pejabat mewakili dan memperjuangkan rakyatnya! Memang semenjak dua bulan lalu demo anti APEC sudha muncul dan kemudian muncul lagi beriringan dengan demonstrasi "Occupy Wall Street" kembali membesar dan menyebar. Walau seringkali dipagari di berbagai tempat dimana ada presiden sedang membuat acara di luar atau di dalam forum APEC, demonstran secara sederhana tetap bisa "occupy" tempat-tempat umum yang bisa dengan mudah dilihat oleh para pengendara, pejalan kaki, atau orang di dalam bus. Kekuatan demonstran memang tidak seberapa, tetapi penting. Artinya, demonstrasi sebagai subaltern voice menduduki tempat strategi untuk mendekonstruksi apa itu hak, kebenaran, kepantasan, dan kebebasan. Terkait Pak Beye yang membatalkan menemui warganya di Hawaii saya sangat maklum karena memang sejak awal bangunan rejim ini bukan untuk rakyat namun untuk pengusaha dan golongannya. Wajar saja, mesti "kita" sebagai mahasiswa seringkali berharap bisa bicara langsungd dengan pejabat menyampaikan kehendak dan pendapat. Tetapi jarak itu dibendung tinggi seperti bagaiman jerman timur dan barat di pisahkan. Sehingga, kehadiran Raja Cikeas ke Honolulu hanya memberikan satu kalimat bagi mahasiswa Indonesia yang melintas menuju China Town: "Dilarang melintas, ada Pak Beye lewat". Itu imaginasiku kalau saja pak Beye lewat dan tentu saja bukan hanya Pak Beye, semua pejabat tinggi negara akan mengungkapkan kalimat imajinatif yang sama. Dalam hati kecil, masih mending perdana menteri Malaysia (Datuk Seri Najib Tun Razak) dan Presiden Vietnam (Trurong Tan Sang) yang akan memberikan kuliah di Kampus saya tepatnya di East West Center yang mana mahasiswa asal kedua negera tersebut bisa duduk manis dan menyampaikan sesuatu untuk pemimpinnya. Pak Beye ini sedikit berbeda, selalu ingin menunjukkan diri bahwa dirinya lebih sibuk dari kepala negara lainnya sehingga tidak sempat/membatalkan pertemuan dengan warga Indonesia di Hawaii yang jumlahnya 500-an (Informasi dari Bu Roosman, Nov 7). Karena Pak Beye terlalu sibuk makanya seringkali tidak jelas apa progressnya walau seluruh jajaran anak buahnya dari menteri sampai ketua RT menyampaikan berita kemajuan toh kehidupan rakyat kecil tidak bergeser menjadi lebih baik. Sekali lagi, sampean minggir ada Pak Beye mau lewat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun