Mohon tunggu...
Dermaga
Dermaga Mohon Tunggu... -

Ujung pena di dermaga, ombak adalah saksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waktu Bagian Malam

4 Juni 2016   21:07 Diperbarui: 4 Juni 2016   21:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua puluh lewat tiga puluh enam malam

hujan itu telah pergi kemarin malam

kini yang tertinggal tinggalah muram

yang terdengar simfoni bernada kelam

dua puluh lewat tiga puluh tujuh malam

semenit berlalu

yang terdengar hanya pilu

ooh kasih, setangkai bunga mawar merah mulai layu

dua puluh lewat tiga puluh tujuh malam

diam kini mulai tengelam

rindu kini mulai terpejam

terbaring meredam

dua puluh lewat tiga puluh delapan malam

sekian kali menyapa

sekian kali pula duri dan taring menyiksa

bisa dan luka

dua puluh lewat tiga puluh sembilan malam

kelopak berjatuhan

dinding yang bisu kini runtuh

luluh rata tak tersisa

setengah sembilan malam

waktu berhenti pun juga nadi

sebelum jurang

ku pegang sebuah tangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun