Mohon tunggu...
Dermaga
Dermaga Mohon Tunggu... -

Ujung pena di dermaga, ombak adalah saksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Itu Dulu

21 Mei 2016   21:52 Diperbarui: 21 Mei 2016   23:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

masihkah kau melihat pantai?

sedang aku tidak lagi

masih kau lihat senja di ujung Samudra Hindia?

sedang aku tidak lagi

masih kau rasakan hembusan angin laut?

sedang aku tidak lagi

masihkan kau duduk di dermaga kayu itu?

sedang aku tidak lagi

tapi aromanya tidak pernah aku lupakan

warnanya tidak akan memudar ingatan

biru, merah, dan hitam malam

kau yang diam

aku yang terpejam  

kita yang selalu menikmati pantai dengan cara masing-masing

entah itu kebahagian atau kebencian

antah itu bisikan atau ajakan

iblis dan malaikat tidak bisa menentukan

kita tidak pernah perduli

tapi kita pernah saling percaya

kapan kau akan bertanya lagi pada ku?

atau disaat kau marah kesal dan memintaku diam

kita yang pernah saling marah

lalu mengeratkan pelukan

aku yakin kau masih ingat

aku sangat tidak suka bernostalgia

yang aku suka mari kita lakukan

dan kita sama-sama tidak kembali datang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun