Mohon tunggu...
deri OKU
deri OKU Mohon Tunggu... -

"Orang Pinggiran"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pisang Goreng dan Kopi

23 Oktober 2014   19:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414042575724641112

Eh yang pagi ini free, kita ngumpul yuk, sharing-sharing aja, Insya Allah bermanfaat. Tenang bro, ada kopi dan pisang goreng yang menemani kita. Tapi kgak apa-apa kalau kita hanya memandang langit-langit rumah ini. Bukan melihat keluar, sambil nongkrong. Supaya focus gitu.

Bro kalau gua Tanya, gimana perasaan loh berada diperkumpulan ini? Pasti udah gua tebak pasti bersyukur dong. Sama saya juga. Tapi ngapain loh nunduk ke bawah, ketika jawab pertanyaan gua. Iya gua tahu, sekarang semuanya udah berubah kan. bukan berubah menjadi Power Rangers, tapi berubahnya hati-hati kita. Ciee pagi-pagi kita udah bahas masalah hati. Gua juga merasakan yang demikian. Oke kita bahas satu persatu yaa.

Pertama, loh merasa persahabatan ini semakin erat. Iya kan.. Tapi loh merasa kalau kita terlalu focus menjaganya. Tetapi terkadang kita kgak tahu apakah sudah benar cara kita menjaganya. Maksud gak pernyataan gua itu, kalau kgak angkat tangan kearah kamera. Hehee. Iya sih, kita sibuk menjaga ukhuwah ini, tapi kgak melihat kedepan dan mengoreksi niat kita, untuk apa kita berkumpul disini. Nah kan sama pemikiran gua sama loh, kayaknya kita sehati deh. Yang loh ungkapakan tentang Bercanda yang Berlebihan itu ada benarnya juga bro. dan gua kgak suka, akhirnya kita lupa, lupa misi dari perkumpulan ini, lupa akan niat kita, lupa yang mana kakak dan yang mana adik, lupa akan tilawah kita, lupa,,, apalagi yaa,, tapi pastinya kgak lupa kalau soal makan. Hahah loh bangets itu.

Kedua, soal amanah nih. Bro, emang amanah itu akhwat mana yee.. Ya elaah loh langsung senyum. Gua sedikit heran sih, gua jadi apa disini, dan loh jadi apa. Jangan bilang kalau kita berdua itu makhluk jadi-jadian. Iss gak banget deh, kayak di TV itu. Iya nih, terkadang gua ambil amanah milik orang lain. Bukan Amanah anak pak Imron yee. Comot sana comot sini, kgak jelas deh. Padahal, kalau kita kerja sesuai dengan posisi kita masing-masing, ini perkumpulan akan menghentakkan jagad raya (kok lebay yaa). Tapi apadaya, ini yang kita jalani, ikhlas aje bro. Gak usah pake acara garuk-garuk dinding deh.

Ketiga, hmm kalau gua Tanya, pilih kualitas atau kuantitas ? Kelamaan loh jawabnye, keburu maghrib. Kalau gua sih kuantitas aje deh. Supaya lebih militan gituuu. Tapi, perkumpulan kita ini banyak loh orangnya, luar biasa. Nah bersyukur deh kita. Masalahnya, kuantitas ini belum menjadi berkualitas. Ibarat telur belum jadi anak ayam. Ibarat benang belum jadi kain. Sepak terjang teman-teman kita itu sudah kece deh. Tapi, prosesnya yang belum kece. Prestasinya oke, tapi hubungan dengan sesama belum tentu oke. Pintar iya, tapi kepribadianya? Kalau berbicara dengan orang ntu gimana, dengan teman gimana, dengan orang yang lebih tua gimana, dengan calon mertua gimana. Eitss. Butuh kursus kgak yang kayak gituan. Bukannya kita tiap minggu di”Chager” yaa. Di suntik motivasi, ilmu yang bermanfaat, diingatkan ibadah kita, de el el. Menurut gua bro percuma aje kalau niat kita dan cara berinteraksi kita kgak di perbaiki.

Keempat, semangat kita diluar menggebu-gebu, tapi orang terdekat kita adem ayem, kgak kita senggol sama sekali. Yupss, benar kata loh keluarga kita. Emang susah, siapa bilang itu mudah. Kalau ngajak ortu atau kakak kite kebanyakan belum pada berhasil. Tapi, yang sudah biarlah berlalu, ajak dong yang masih muda, adik kita keleus. Yang terpenting kita mendoakn selalu keluarga kita, orang tua kita, serta saudara-saudara kita. (sok bijak)

Jangan terpesona gitu dengeri gua bercerita, sambil ngayal juga. Diminum bro kopinya, kasihan juga sama itu pisang goreng, dengan kemolekkannya, tapi loh belum memegangya. Mumpung pagi ini gua masih baik sama elo, Emang biasanya ? Dah kgak usah dibahas. Yang penting dalam setiap hubungan itu kuncinya ada satu. “Yang muda menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang muda”. Saling menghargai, saling mengingatkan. Sebaik-baiknya kebenaran tapi disampaikan dengan celaan, seperti memberikan buah busuk, tampak enak tapi tak layak dimakan. So, berhati-hati kalau kita saling mengingatkan, berhati-hati pula kalau menggunakan hak orang lain. Gua paling benci sama orang kalau pake barang tapi kgak minjam dulu sama yang punya. Emang itu barang punya kakek loh. Dan yang seru itu kalau gua selalu dengar, mana kaos gua, mana celana gua, sambil muter sana-sini. Tapi jangan sampe deh gua terdengar perkataan mana hati gua. Hadeuh, dari hal kecil saja kita belum bisa saling menjaga dan memiliki. Yah kalau ntar banyak orang yang mundur satu-satu dan mencari ladang yang lain, itu ma kgak heran lagi. Karena ladang ini terbentang luas, tinggal pilih, loh mau kapling yang nomor berapa. Hahaa, kayak raja tanah aja.

Sebenernya masih banyak bro yang seharusnya kita bahas, berhubung gua mau mandi dan ketemu seseorang, kita cukupkan aje yee sampe sini. Kalau loh mau pulang silahkan ya, ambil Koran untuk bungkus pisangnya. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa gua, loh dan kita semua. Aamiin. Jangan lupa cuci gelas bekas kopi punya loh, kgak ada yg nyuci, gua kan belum punya istri. Hahahaa.

[caption id="attachment_349402" align="aligncenter" width="274" caption="indahrasajmalim.blogspot.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun