Plot twist merupakan sebuah teknik dalam penceritaan, dimana alur cerita sengaja dipelintir atau diputar oleh Penulis untuk memberikan efek kejutan kepada pembaca/penonton. plot twist biasanya terjadi di akhir cerita, namun juga tak jarang terjadi di pertengahan cerita yang membuat penonton tercengang karena alur cerita yang diluar ekspektasi dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Plot twist berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu “plot” dan “twist”. “plot” yang berarti alur cerita, dan “twist” artinya melintir atau berputar. jadi bisa dikatakan bahwa, plot twist jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah “cerita yang dipelintir atau diputar”. (Sumber. wikipedia)
Contoh cerita yang diakhiri dengan plot twist:
“Di suatu tengah malam yang sunyi, di waktu seluruh manusia sedang berada di dalam bunga tidurnya. terbangunlah seorang ibu karena mendengar bayinya yang menangis ditengah malam. bayi tersebut menangis dengan suara yang keras sehingga sang ibu harus berdiri dan menggendong bayinya untuk menenangkannya. dengan sedikit bersenandung dan kecupan dari sang ibu membuat bayi tersebut menjadi lebih tenang dan perlahan berhenti menangis. dengan posisi tangan yang masih menggendong bayi dan sedikit gerakan kecil dari tangannya agar bayinya lebih tenang, ia sesekali sambil memandang sebuah bingkai foto besar yang merupakan foto dirinya bersama suaminya waktu muda dulu. suaminya adalah lelaki terbaik yang pernah ia miliki dan suaminya juga sangat mencintainya. mereka berdua ingin hubungan mereka tidak hanya sebatas pacaran saja, namun mereka ingin menjalani hidup bersama hingga rambut keduanya tak hitam lagi dan dikaruniai seorang anak. akan tetapi sayangnya, kedua orang tua dari lelaki tersebut tidak merestui putranya untuk menikah. karena usianya yang masih terlalu muda dan terlihat belum siap secara mental untuk menjadi seorang ayah. setelah mendengar alasan dari kedua orang tuanya, lelaki itu menjadi stress hingga depresi karena tidak mendapatkan restu dari kedua orang tuanya untuk menikahi seorang wanita yang selama ini ia cintai. karena merasa putus asa dengan cobaan hidup yang dihadapi, akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. mendengar kabar kematian yang mengenaskan dari kekasihnya, membuat wanita melankolis ini merasa dunia sudah kiamat karena cinta yang terhalang oleh restu orang tua. buyarlah rencana yang sudah sangat mereka inginkan selama ini. jika saat ini ia masih hidup, dan menepati janjinya untuk terus bersama hingga rambut tak hitam lagi, maka saat ini ia tidak akan pernah mengalami gangguan kejiwaan hingga menderita halusinasi yang sangat parah karena efek trauma dari masa lalu, dan kesedihan yang masih sangat dalam dan membekas di hatinya setelah menerima kenyataan bahwa orang tersayangnya telah tiada, dan yang lebih mirisnya lagi yaitu tidak jadi dikaruniai seorang anak. karena selama ia terbangun dari tidurnya, ia hanyalah seorang diri di kamar yang sunyi, dengan penerangan yang minim, dan waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. ia berdiri mengelilingi sudut kamarnya dengan posisi kedua tangan kosongnya yang seolah sedang menggendong bayi. menatap tangan kosongnya sambil membisikkan kata “shh..shh.. shh…”, menggerakan tangannya sedikit keatas dan kebawah, bersenandung, memandang bingkai foto dirinya bersama almarhum lelaki tersayangnya, dan menangis karena teringat memori masa lalunya.”
*Cerita yang dibuat adalah murni dari imajinasi Penulis!
Jika Penulis ingin menggiring penonton/pembaca ke alur cerita yang tak terduga, dan membuat penonton/pembaca menjadi tercengang. maka Penulis harus memberikan petunjuk atau clue dari babak awal atau pertengahan cerita, yang nantinya akan mengarah ke bagian inti permasalahan yang terjadi atau alur yang akan menjadi kejutan untuk penonton/pembacanya, karena alur cerita yang seharusnya mengarah ke A malah berubah mengarah ke B. dengan kata lain, Penulis membawa penonton/pembaca ke arah inti permasalahan yang dipikiran penonton/pembaca sudah pasti mengarah ke sesuatu yang seharusnya terjadi, namun dipatahkan oleh sang Penulis dengan alur yang dipelintir atau plot twist, yang membuat penonton/pembaca tidak menyangka karena alur yang dipelintir atau diputar tersebut adalah inti dari konflik yang terjadi dari awal cerita hingga akhir cerita.
Plot twist yang berhasil adalah plot twist yang benar-benar membuat penonton/pembaca kaget, tidak menyangka, dan merasa tertipu oleh alur cerita yang tidak sejalan sebagaimana yang seharusnya terjadi.
Plot twist walaupun tujuannya memberikan efek kejutan kepada penonton/pembaca bukan berarti langsung dimunculkan begitu saja. namun dengan waktu yang pas dan sedikit memunculkan tanda-tanda yang akan mengarah ke plot twist tersebut, maka penonton/pembaca akan dibuat terkejut oleh jawaban dari konflik yang terjadi selama alur cerita berlangsung.
Plot twist sendiri tidak hanya terdapat di genre thriller saja, akan tetapi juga terdapat di genre lain meski jarang. namun genre thriller lah yang sering menggunakan teknik tersebut demi menciptakan cerita yang menegangkan.
Hal ini pula yang membuat genre thriller lebih cerdas dalam segi penceritaan ketimbang genre horor yang mudah diprediksi plot atau alur ceritanya, begitu juga dengan tema yang dibawakan genre thriller itu sendiri yang lebih mengangkat konflik-konflik sosial yang terjadi di kehidupan nyata, dan lebih menekankan pesan moral dari konflik atau masalah yang dialami sang tokoh.