Mohon tunggu...
Magda Derila
Magda Derila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Malaikat Bumi

21 Mei 2016   06:25 Diperbarui: 21 Mei 2016   08:17 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum manusia lahir di muka bumi sang bayi berada di perut malaikat. Yang akan selalu melindungi dari kejahatan apapun,dan mengorbankan apapun untuknya. Tidak pernah lelah engkau bekerja siang dan malam guna membantu meringankan beban ayah. 9 bulan penuh engkau membawaku kesana kemari tanpa mengeluh sedikitpun. Dari semua sudut rumah engkau rapikan dan bersihkan sendirian. Menyiapkan makanan,mencuci baju,membersihkan rumah dsb tanpa lelah.

Aku merakan kehangatan berada di perutnya. Malaikat ini selalu membacakan suara-suara yang membuat perasaanku nyaman dan tentram. Lantunan ayat suci al-qur’an yang membuatku ingin melihat dan mendengar malaikatku ini. Setelah sembilan berlalu aku akan keluar dari perutmu malaikatku. Beberapa menit berlalu suara tangisan sang bayi memecah sunyi ruang operasi. Ayah pun melantunkan adzan ditelingaku. Tuhan inikah dunia yang Kau maksud. Dunia ini akan menjadi jembatan ku sebelum aku sampai pada dunia yang kekal.

Aku takut di dunia ini ada mereka yang kemudian tidak menyukaiku sehingga mereka jahat kepadaku. Kemudian Tuhan menjawab ‘’ ada malaikatmu yang akan menjaga mu sepanjang waktu’’. Yaitu ibumu dialah malaikatmu. Dia akan mengajarimu banyak hal dan akan melakukan apapun untuk membuatmu senang. Lalu aku pun diam,di benak ku benarkah ibu ku malaikatku. Tuhan menjawab ‘’iya’’. Baiklah aku juga akan menjaga kelak saat aku sudah tumbuh menjadi besar nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun