Hampir di setiap akun media sosial travel populer, turut diramaikan postingan gambar ataupun video tentang desa Waerebo di Flores Nusa Tenggara Timur (NTT). Tak heran pula bila interaksi terhadap postingan dengan konten desa Waerebo mendapatkan interaksi yang sangat tinggi.
Contohnya saja pada akun instagram @indotravelles.co yang mem-posting ulang foto desa Waerebo dari akun instagram traveller asal san fransisco @ali_olfat. Walhasil, postingan tersebut di likes hampir sekitar 7500 dengan 60-an komentar. Padahal, biasanya jumlah likes pada postingan akun instagram @indotravelles.co  berkisar antara 2000-3000 likes.
Memang, desa Waerebo kini tengah populer dan menarik minat siapapun yang melihat keindahan pemandangan alam berupa gunung-gunung berpadu dengan keunikan 7 rumah adat berbentuk kerucut melalui postingan di media social untuk datang kesana. Â
Tapi untuk dapat sampai menuju desa di atas awan, sebutan populer untuk desa Waerebo yang memang berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini membutuhkan tenaga ekstra.Â
Karena satu-satunya akses menuju ke sana hanya dengan melakukan perjalanan kaki selama kurang lebih 3 sampai dengan 4 jam. Itu juga tergantung kondisi fisik dan kemapuan masing-masing orang, karena diharuskan melakukan trekking mendaki sejauh 7 km.
"Sejak dibuka untuk umum pada tahun 2008 lalu, setiap hari selalu ada pengunjung atau wisatawan yang datang ke desa kami ini." ujar Marcell, warga desa Waerabo yang bertugas sebagai manager pariwisata.
"Harapan kami, biarlah desa dan akses dari pintu masuk hingga desa ke tempat kami ini tetaplah seperti ini. Agar kami tetap lestari dan warisan leluhur kami tetap terjaga." Â tambahnya, pria yang merupakan keturunan generasi ke 20 ini.
Jika tertarik dan ingin berkunjung ke desa Waerebo, ada satu hal lagi yang harus kita persiapkan. Yaitu mentaati seluruh peraturan dan adat-istiadat setempat selama berada di kawasan hutan dan desa. Dan berikut pesan masayarakat Waerbo sebelum kamu memulai kunjungan dan perjalanan kesana:
Selamat datang di Waerebo .
Waerebo adalah kampung adat di Manggarai yang masih tetap dihuni. Kami meyakini bahwa roh-roh leluhur juga masih tinggal di sini. Kami masih taat menjalani adat istiadat, menghormati leluhur, serta hidup harmonis dengan hutan dan ekosistemnya. Hutan Waerebo dihuni oleh berbagai jenis flora dan fauna serta menyediakan sumber-sumber air abadi, menghasilkan udara bersih dan pemandangan yang indah.
Bantulah kami menjaga kelestarian hutan dan budaya selama kunjungan Anda ke Waerebo.Â
Mari kita lakukan bersama:Â
- Kelola sampah anda; bawalah kembali sampah bersama anda (plastik bungkus makann. permen, botol air minum) serta jangan membuang air besar di sungai atau sumber air.
- Â Hormati alam sekitar dengan membiarkan alam apa adanya; tidak membuat suara gaduh sepanjang perjalanan, tidak merusak dan mengambil tumbuhan dari hutan, tidak membuat coretan di pohon maupun batu.
- Lindungi kehidupan satwa liar dan habitatnya; hindari mengkonsumsi tumbuhan (daun, bunga, buah) di hutan karena kemungkinan beracun dan berbahaya.
- Jaga keselamatan dengan mengikuti jalan yang sudah ada; hindari membuat jalur baru karena akan merusak hutan dan berbahaya untuk Anda sendiri.
- Hati-hati; Jika terjadi hujan deras, petir, badai sebaiknya berhenti dan jika perlu kembali ke kampung untuk menghindari bahaya-bahaya seperti pohon tumbang dan longsor.
- Berjalan itu sehat; jangan membawa kendaraan bermotor jenis apapun masuk kawasan hutan dan kampung Waerebo
- Hormati lembaga lokal; Beritahukan sebelumnya kepada lembaga pengelola dan ketua adat setempat, jika anda ingin melakukan penelitian atau membuat film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H