SYAKHSIYAH ISLAM
Deria Suryani, Lina Marlina, Nita Adiyanti
Kelas B2 Magister PAUD -- Program Pasca Sarjana Universitas Panca Sakti
Syakhsiyah Islam atau kepribadian Islam merupakan pola perilaku, bentuk aktivitas, dan pola kecenderungan terkait dengan pemahaman manusia terhadap makna kehidupan itu sendiri, hal tersebut merupakan syarat untuk dapat terwujudnya sosok muslim ideal pengemban risalah Islam.
Manusia diberikan tuntunan hidup agar dapat menjalani kehidupan di dunia sebagai hamba Allah agar kehidupannya sesuai dengan aturan agama. Agama Islam diturunkan oleh Allah melalui para Nabi dan Rosul- Nya dan disempurnakan ajarannya melalui Nabi terakhir yaitu Muhammad SAW adalah merupakan suatu sistem kehidupan yang bersifat integral dan komprehensif mengatur semua aspek kehidupan manusia agar mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia maupun di akhirat. Satu dari sekian aspek kehidupan yang penting pada diri manusia adalah dimilikinya kepribadian Islam secara total. Pribadi, sikap, ucapan dan tindakannya diwarnai oleh nilai- nilai Islam yang datang dari Allah subhanahu wataala. Islam menghendaki manusia dapat sejalan dengan firman- Nya.
Para ahli Barat banyak membicarakan konsep kepribadian dan nilai- nilai tinggi rendahnya kepribadian seseorang. Konsep ala Barat menyatakan bahwa tinggi rendahnya kepribadian seseorang ditentukan oleh berbagai nilai seperti: nilai- nilai fisik (postur tubuh, cara berjalan dsb), non- fisik (pakaian, makanan kesukaan, adat istiadat dsb), genetik (orang tua pintar, seniman dsb), dan nilai- nilai lainnya seperti pendidikan ekonomi dan kondisi social politik. Dari sinilah, penulis memahami konsep kepribadian Islam menjadi sesuatu hal yang penting agar kaum Muslim memiliki sebuah kepribadian yang benar, mulia dan kokoh yang dibangun di atas nilai-nilai akidah Islam, sebagaimana Rasulullah SAW dan para Sahabat yang mulia.
Menurut Robbins & Judge (Stephen, 2015) "Personality defined as the sum total of ways in which an individual react and interacts with others, the measurable traits a person exhinits." Artinya, kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah dan dapat tumbuh serta mengalami perubahan. Maslow (Alwisol, 2018) menyatakan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang positif, tumbuh, berkembang, dan dapat mengaktualisasikan dirinya. Manusia dilihat sebagai sebagai makhluk yang dapat memilih segala hal dan mampu bertanggung jawab terhadap apa yang telah dipilihnya.
Kepribadian sebenarnya adalah perwujudan dari cara berpikir ('aqliyah) dan cara betindak/berperilaku (nafsiyah) (Iskandar, 2022). Cara berpikir (pola pikir) seseorang ditunjukan oleh cara pandang atau pemikiran yang ada pada dirinya dalam menyikapi atau menaggapi berbagai pandangan dan pemikiran tertentu. Pola pikir ditentukan oleh 'nilai paling dasar' atau principal dari ideologi yang diyakininya. Adapun cara bertindak atau berperilaku adalah perbuatan-perbuatan nyata yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya (kebutuhan biologis maupun nalurihnya). Seperti halnya cara berpikir, cara bertindak juga dipengaruhi dari 'nilai paling dasar' yang diyakininya. Walhasil, pola berpikir dan berperilaku ini sangat bergantung pada ideologi/akidah yang dianutnya.
Ideologi Kapitalisme akan membentuk masyarakat berkepribadian kapitalis-liberal. Ideologi Sosialisme pasti akan membentuk kepribadian sosialis-komunis. Ideologi Islam seharusnya menjadikan kaum Muslim yang memeluk dan menyakininya memiliki kepribadian Islam. Dengan demikian, maka kepribadian Islam (syakhshiyah islamiyah) berarti seseorang yang memiliki pola pikir yang islami ('aqliyah islamiyah) dan pola perilaku yang islami (nafsiyah islamiyah).
Upaya untuk memperkuat Syakhshiyah Islamiyah adalah dengan cara meningkatakan aqliyah dan nafsiyah Islamiyah nya. Menigkatkan kualitas aqliyah Islamiyah adalah dengan cara menambah khazanah ilmu-ilmu Islam (tsaqofah Islamiyah), sebagimana dorongan Islam bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu kapanpun dan dimanapun. Dengan ilmu Islam yang cukup seorang Muslim akan mampu menangkal berbagai bentuk pemikiran yang merusak dan bertentangan dengan Islam. Ia pun akan mampu mengembangkan ilmu-ilmu Islam bahkan dapat menjadi seorang Mujtahid atau Mujaddid. Allah SWT mengajarkan doa kepada kita Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (QS. Thahaa : 114)
Ada pun kepribadian Islam dalam pandangan Fathin yakan adalah suatu kepribadian yang terbentuk dari aspek intelektual dan aspek spiritual Islam. Yang dimaksud dengan intelektual Islam adalah aktifitas berfikir; dan memutuskan sesuatu berdasarkan landasan teori yang integra dan komprehensif tentang alamraya, manusia, dan kehidupan. Dengan katalain, kepribadian Islam adalah aktifitas berfikir yang lahir berdasarkan Islam dalam segenap urusan, beik dalam urusan akidah, syariat, akhlak, prilaku khusus, maupun perilaku umum, atau aktifitas berfikir dengan melakukan interperestasi terhadap segala peristiwa, menganalisis, dan memutuskannya berdasarkan pandangan Islam.Kepribadian Islam merupakan suatu kepribadia yang terbentuk dari dua aspek, yitu intelektual Islam dan aspek spiritual Islam. Maksud dari intelektual Islam adalah aktivitas berfikir, menganalisa dan berfikir berdasarkan landasan Islam, serta belandaskan teori yang integral tentang alaam, manusia dan kehidupan. Intelektual Islam ini berpijak pada keimanan terhadap adanya Allah SWT. Segala hal gain lainnya. Kemudian, yang dimaksud dengan spiritual Islam adalah kualitas spiritual yang bisa mengendalikan serta mengarahkan naluri manusia sesuai dengan Allah SWT