" Naskah novel. Dia bekerja di penerbit buku. Editor. Pekerjaannya membetulkan naskah yang akan diterbitkan."
" Kamu mengekorinya hingga ke kantor ?!" nada Melli tak percaya.
Meilan mengangguk. " Aku penasaran, ingin membuktikan omongannya jujur atau tidak. Aku mengintip apa yang dikerjakannya."
" Siang bolong kamu keluar?" tanya Melli dengan nada tak percaya. Matanya melotot, seakan temannya melakukan hal yang membahayakan keselamatan mereka.
Meilan mengangguk. " Sekretaris bosnya naksir dia." mata Meilan menerawang, walau tertutup cadar  mata itu berbinar.
" Kamu membahayakan nyawamu, Meilan. Aku sungguh tak percaya kamu keluar di siang bolong demi dia!"
" Tidak. Aku bersembunyi di kantornya sejak malam, mengintai kegiatannya hingga malam berikutnya barulah pulang kemari,"
" Gila ! Kamu mempertaruhkan keselamatanmu. Bagaimana kalau kepergok? Kamu membahayakan persahabatan kita, Meilan !" suara Melli menegur.
" Di kantornya gak rame kok, hanya ada bos yang jarang berada di kantor, sekretarisnya namanya Jean, sok berkuasa. Kulihat  setiap hari dia mengamati Aldi, berharap Aldi meliriknya. Sayangnya Aldi kalau bekerja serius banget. Wuih... pokoknya keren banget deh. Berani nyuekin bosnya, tapi ramah dan baik sama orang lain." suara Meilan mirip orang fly.
" Segitunya kamu mengamatinya ?!" nada Melli tak senang.