Mohon tunggu...
Dere Linggau
Dere Linggau Mohon Tunggu... Freelancer - Kita bersaudara, jika bukan saudara seiman, kita saudara setanah air, Jika tidak setidaknya kita mempunyai hobi yang sama

Takdir bukan hukuman

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Drakol Rasa Drakor

27 Januari 2021   14:21 Diperbarui: 27 Januari 2021   14:21 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber media sosial official PAL TV

Sejak tahun 2020 sejak pemerintahan menerapkan lock down di beberapa daerah dan memberlakukan WFH dan pembelajaran secara daring untuk para pelajar dan mahasiswa sejak itu pula kebutuhan akan hiburan masyarakat Indonesia meningkat terutama tonton dari media elektronik.

Sayangnya siaran TV nasional kekurangan stock karena sebagian karyawan harus WFH dan tidak dibolehkan untuk syuting karena mengundang kerumunan, mau tak mau pihak stasiun televisi pun terpaksa memutar ulang siaran lama dan menayangkan drama-drama dari luar negeri seperti membeli hak tayang drama Korea terbaru...

Selain itu juga konten-konten video di YouTube pun tak luput dari "serbuan" netizen 

Dan saya salah satu dari sekian netizen yang "membutuhkan" tontonan itu, meskipun begitu saya masih selektif dalam mencari tonton agar kuota internet saya tidak sia-sia. Jiwa missquen saya meronta-ronta karena dari tahun 2020 sampai awal tahun 2021 ini pengeluaran untuk membeli paket data ternyata membengkak 100% padahal nama saya tidak termasuk dalam program bantuan pak Presiden (saya sudah mencoba mendaftar tetapi selalu gagal) saya juga bukan pelajar maupun mahasiswa atau juga pendidik/ guru dan dosen (saya memang lulusan sekolah guru dan saya memang seorang guru tapi itu dulu sebelum saya resign 3 tahun yang lalu) sehingga bisa mendapatkan kuota internet gratis

Lah kok jadinya curhat sih?

Oke balik ke topik

TV Lokal 

Di salah satu stasiun tv lokal di kota saya, yaitu PAL TV setelah sekian lama mengudara, di bulan Januari ini akhirnya menayangkan drama keluarga (mungkin bisa disebut sinetron) yang jalan ceritanya sangat dekat dengan kehidupan masyarakat setempat.

Akting Pemainnya Patut Diancungi Jempol

Meski bukan aktor dan aktris papan atas yang sudah memiliki "jam terbang" yang tinggi, Maasya Allah saya terkagum-kagum dengan kemampuan akting mereka yang tidak kaku dan luwes serta terlihat menjiwai (meski memang masih banyak kekurangan tapi ini saja sudah bagus) 

Kelebihan dan kekurangan drama lokal adalah di bahasa/dialog yang dipakai karena stasiun tv lokal jadinya memang seharusnya memakai bahasa daerah, digemari warga setempat karena mengangkat kearifan lokal sayangnya penonton dari luar daerah tidak bisa menikmati karena terkendala bahasa.

Drama keluarga yang saya tunggu-tunggu setiap akhir pekan itu berjudul Adek Misan 

Untuk teman-teman yang dari daerah sama yaitu SUMBAGSEL yang kangen dengan kelakar dan sudah lama tidak mendengar bahasa daerah yang sekarang berada di tanah rantau di luar pulau Sumatera atau berada di luar negeri, kalian bisa mengunjungi channel YouTube stasiun tv mereka yaitu PAL TV Memang Punyo Kito dan Sil TV (Silampari TV)

Selamat menikmati dan bernostalgia...

Terimakasih sudah mampir membaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun