Wanita itu terlahir dengan bakat ekonomis... Bakat termahal yang diberikan Sang pencipta...
Wanita itu bisa jadi apa saja dan melakukan apa saja, asal jangan disuruh benarin genteng aja hehehe... Wanita itu seorang akuntan profesional, dia bisa menghemat pengeluaran seminim mungkin dengan dana minim. Enggak terkecuali soal baju yang maunya murah tapi sebisa mungkin branded! Dimaklumi aje
Yang namanya perempuan, baju bukan sekadar kain yang menutupi tubuh aja. Apalagi hidup di negara kapitalis yang tingkat konsumsinya sangat tinggi yang laparnya bukan hanya di perut tapi juga di mata. Baju bisa jadi ukuran status sosial, gaya hidup, sampai karakter diri. Jadi ingat pepatah "harga badan itu ada di pakaian"
Maybe, inilah sumbernya kenapa ada orang bela-belain pakai busana branded. Kalau pun dijahit, maunya di butik-butik ternama. Kenapa? Ya bagi mereka merasa dapatkan rasa hormat dan kagum dari orang lain jika pakai baju branded atau yang mahal-mahal... Biar enggak selalu jadi pembeli, lebih bagus lagi kalau kita bisa menjahit pakaian sendiri... Dengan menjahit kita bisa memilih bahan dan warna sendiri, membuat ukuran yang pas di tubuh. Tidak kebesan atau kekecilan dan juga lebih kreatif, bisa Memadukan gaya anggun dari Inggris dan kesederhanaan melayu dalam satu busana.
Jadi enggak pasaran serta menjadi kepuasan tersendiri
Semua pola itu dikerjakan satu-satu. Misalnya bagian kerah, lengan, depan, dan belakang. Terus tukang jahit juga mesti mengestimasi kebutuhan bahan. Kalau salah dan bahan kurang, maka itu jadi tanggung jawab tukang jahit.
Satu hal lagi, jahit baju ini urusan skill yang susah dibikin standar. Kenapa? Karena ini menyangkut taste dari si penjahit. Tak ada ketetapan SOP Â dalam menjahit meskipun ada ukuran tetap (S, M, L, XL, XXL, XXXL) terkadang ukuran L yang kita beli di suatu toko berbeda dengan ukuran L di toko lainnya dan semua poin-poin itu diperhitungkan ke dalam ongkos jasa jahit. Artinya, konsumen mesti paham kalau ketelitian, skill, tanggung jawab, dan kualitas jahitan yang bagus itu layak dihargai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H