Bab 6
Menjadi anak rantau di umur (yang) dewasa banyak kelebihan dan kekurangannya. Terkadang aku merasa terlambat memulai kenapa baru sekarang? Sedangkan mereka sudah merantau selepas tamat SMA seperti teman ku dulu dia kuliah di rantau dan kembali pulang setelah mendapat gelar sarjana dan di kota kami dia lulus tes PNS dan mengabdi menjadi guru dan sekarang sedang menikmati fase kehidupan menjadi seorang ibu dari dua anak sekaligus wanita karir yang tiap bulan bisa menabung untuk membeli rumah (ini salah satu kisah sukses dan kisah buruknya adalah banyak juga perantauan muda yang sebenarnya belum siap mandiri dan jauh dari pengawasan orangtua malah membuat malu keluarga dengan free sex dan akhirnya hamil di luar nikah). Sedangkan aku (baru sekarang memulai semuanya) kemana-kemana masih naik ojek online, berpanas-panas ria naik ke gunung dan tersesat di hutan, keadaan ekonomi masih pas-pasan bahkan mengandalkan hutang. Namun dibalik semua itu aku bersyukur bisa lebih memaknai hidup melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda bahwa jangan mengukur sepatu orang lain dengan ukuran kaki kita.
Bab 7
Menjadi wanita dewasa yang jomblo itu tidak mudah kawan jangan coba untuk di tiru atau di impikan karena kamu tak akan kuat serahkan saja pada ahlinya.. hehehe
Dan aku yakin pria dewasa yang jomblo pun sama, tidak ada yang mudah. Apalagi di kota-kota besar yang pergaulannya (sedikit) bebas setiap hari selalu saja ada godaan yang datang. Percaya atau tidak terserah kalian bahwa aku sering menolak ajakan teman ku untuk melakukan ML (bukan.. bukan aku ingin di puji karena ingin pamer bahwa aku kuat iman) hanya ingin berbagi pengalaman dan jika kamu pernah dengar film lama berjudul "Susahnya jadi Perawan" maka aku sependapat dengan film tersebut (di bab sebelumnya aku sudah bilang bahwa aku masih di posisi tengah-tengah, aku juga masih welcome dengan pertemanan lawan jenis) terkadang suatu malam aku menangis di bawah pancuran shower bertanya kenapa aku masih jomblo dan belum merasakan surga dunia?
"Kau tidak romantis" ujar teman ku dari Pakistan suatu hari setelah aku menolaknya yang sekian kalinya
"Aku sangat romantis bro bukankah aku selalu membuatkan mu sarapan itu bentuk perhatian ku untuk mu" jawab ku
"Kau bukan perempuan kau itu laki-laki mangkanya kau tidak tertarik pada ku" ucapnya
"Jangan terlalu kaku... Jika kau tidak tahu caranya aku akan mengajari mu" bujuknya lagi
"No.... Kita tidak halal jika kau ingin melakukannya pada ku kau harus menikahi ku" ucap ku tegas